3 tahun kemudian
Tidak terasa tiga tahun sudah berlalu dan hari ini adalah hari dimana SMP Bhakti lestari mengadakan acara graduation bagi kelas sembilan yang akan lulus tahun ini, termasuk juga Raesan, yang merupakan salah satu murid di sekolah tersebut.
Waktu sudah beranjak siang dan para peserta didik, sudah mulai lelah menunggu pengumuman. Suasana di gedung pun mulai terdengar lebih ramai ketika mendekati jam-jam siswa berprestasi akan di umumkan. Sejak tadi, Raesan dan Jefriano hanya duduk di kursi paling depan yang sudah di sediakan pihak sekolah. Raesan terlihat gelisah untuk menunggu hasil kerja keras dirinya di masa putih biru. Di dalam hatinya jujur dia merasa takut jika hasilnya tidak memuaskan dan membuat ayahnya kecewa dengan apa yang ia capai. Namun, bagaimana pun hasilnya yang penting dia sudah memperjuangkan nya dengan maksimal.
"Kenapa kamu terlihat gelisah seperti itu Raesan" ucap Jefriano yang sedari tadi memperhatikan raut wajah putra sulung nya.
"Tidak apa apa ayah saya hanya lelah" Raesan memejamkan matanya untuk mengurangi rasa kekhawatiran yang sedari tadi menyelimuti dirinya.
Sementara itu Jefriano hanya berdehem, dan kembali menikmati penampilan putri bungsunya, yang kebetulan juga merupakan salah satu siswi kelas satu di SMP tersebut.
***
"KARENA WAKTU SUDAH CUKUP SIANG DAN SEMUA PENAMPILAN MURID MURID PUN SUDAH AKAN SELESAI"
Suara menggelegar dari pembawa acara yang merupakan salah satu guru di sekolah tersebut, berhasil membuat Raesan kembali membuka matanya.
"BAIKLAH SEKARANG LANGSUNG PADA INTI ACARA"
Ini dia yang sudah di tunggu nya sejak tadi. Pengumuman siswa siswi berprestasi tingkat enam kelas sembilan yang akan keluar/lulus hati ini.
"SISWA PALING BERPRESTASI YANG MENDUDUKI PERINGKAT PERTAMA TAHUN INI ADALAH, GINA ARRASYA DARI KELAS SEMBILAN E"
Riuh tepuk tangan mengudara membuat suasana gedung perpisahan sekaligus kelulusan terasa amat sangat ramai. Hampir semua tamu undangan dan peserta didik bertepuk tangan. Namun, tidak dengan Raesan yang semakin meras khawatir jika dirinya tidak masuk 3 besar murid paling berprestasi antar kelas 9 tahun ini.
"Ayah harap kamu tidak membuat ayah kecewa Raesan" suara Jefriano terdengar penuh penekanan pada putra sulungnya.
Sementara di sisi lain yang lumayan jauh terlihat Kansya yang sedari tadi memperhatikan mereka secara diam-diam. 'Ya Allah semoga bang Raesan berada di peringkat kedua tahun ini' batin Kansya yang ikut merasakan kekhawatiran yang Raesan rasakan juga.
"SELANJUTNYA SISWA PALING BERPRESTASI YANG MENDUDUKI PERINGKAT KEDUA ADALAH, RAESAN ALVARENDRA DARI KELAS SEMBILAN B"
Riuh tepuk tangan kembali mengudara semakin keras yang tentunya semakin membuat suasana gedung semakin ramai. Raesan membulatkan matanya penuh haru kala mendengar namanya di sebut pada urutan kedua. Sebuah pencapaian yang menurutnya luar biasa karena telah menjadi siswa paling berprestasi di urutan kedua di antara lima ratus siswa kelas sembilan.
Jefriano yang merasa bangga juga ikut senang mendengar nama putra sulung nya masuk dalam daftar siswa paling berprestasi tahun ini, walaupun anaknya tidak masuk peringkat ke satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raesan & Kansya |BND
Historia CortaRaesan Alvarendra Dan Kansya Arsyla, seorang kakak beradik yang selalu mendapat perlakuan berbeda. Jika sang ayah Jefriano selalu memberikan pengawasan dan pendidikan keras pada Raesan. Maka hal sebaliknya terjadi pada Kansya anak perempuan itu sela...