06

22 0 0
                                    

Kini Nara sedang menunggu Devano di area parkir sekolahnya.

"Lama banget sih," ucap Nara kesal.

Mata nya menyipit dikarenakan panas matahari yang sangat menyengat.

"Maaf yang lama," ujar Devano yang kini baru sampai.

Nara menatap sinis Devano. Devano pun menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sambil menyengir.

Ah. Kekasihnya ini kini sedang ngambek.

"Ay, jangan ngambek dong. Sorry ya," ucap Devano lembut.

Nara pun mendelik sinis. "Oke gak ngambek. Asalnya beli es krim,"

Devano pun mengangguk mendengar itu. Es krim adalah salah satu kesukaan Nara setelah parfum beraroma lavender.

"Yok pulang," ajak Devano.

Dan kini mereka pun pulang meninggalkan area parkir SMA Garuda Sakti.

"Jangan makan banyak-banyak ay," ucap Devano mengingatkan.

Mereka sudah sampai di tempat es krim favorit Nara. Dan kini mereka sedang duduk di bangku panjang taman. Tempat es krim itu berdekatan dengan taman jadi mereka berdua memutuskan untuk memakan es krim itu di taman.

Nara mendengus sebal.

"Gak banyak-banyak kok Vano," ujar Nara kesal.

Devano terkekeh. "Awas aja kalo nanti sakit,"

"Gak bakal,"

"Ngeyel ya," ujar Devano gemas.

Nara sudah makan sekitar 3 cup dan kini cup ke empatnya. Apa gak beku tuh mulut.

"Udah ay," ucap Devano kembali mengingatkan.

"Baru abis tiga. Kamu gak ikhlas ya ngasih nya? Orang baru abis tiga juga udah disuruh berenti,"

Nara kesal. Pacarnya ini selalu saja mengganggu kesenangannya. Nara ngambek.

"Bukan ikhlas atau gak nya. Aku cuma gak mau kamu sakit Ay. Kamu udah habis tiga dan ini cup keempat," ujar Devano lembut.

"Ya udah ngabisin ini," balas Nara meluluh.

Devano. Lelaki itu sangat menghawatirkan nya. Nara tahu dirinya akan jatuh sakit ketika memakan es krim dengan jumlah yang banyak. Tubuhnya ini sangat sensitif dengan es krim. Dan Nara alergi seafood.

Maka dari itu Devano sangat khawatir jika Nara menyentuh makanan yang akan menyebabkan pacarnya itu sakit.

Setelah es krim Nara habis, mereka beranjak untuk pulang.

"Pusing?" Ujar Devano bertanya kepada Nara.

"Hm. Pusing Vano," balas Nara menyenderkan kepalanya di punggung Devano.

Devano menghela napas nya. Ini lah akibat nya jika ngeyel. Nara, pacarnya ini sangat keras kepala. Tidak bisa untuk dilarang.

"Pegangan yang kuat," ucap Devano.

"Iya ini udah kuat," ujar Nara sembari mengeratkan pegangan nya pada pinggang Devano.

Devano melajukan motornya agak kencang. Sesampainya di rumah Nara, Devano menyuruh Nara untuk turun. Dan dituruti oleh Nara dengan tubuh yang lemas.

Devano pun turun setelah Nara.

"Panas," ujar Devano ketika punggung tangannya menyentuh dahi Nara.

"Vano pusing," ucap Nara sembari memeluk tubuh Devano.

Sungguh saat ini kepalanya sangat pusing. Ini adalah akibat dari dirinya yang memakan empat cup es krim.

Devano pun mengelus kepala Nara lembut. "Ayok masuk dulu,"

Nara mengangguki ucapan Devano. Dan mereka pun masuk. Devano menuntun tubuh Nara untuk duduk bersender di sofa.

"Sini dulu ya. Aku ambil kompresan sama obat dulu," ucap Devano lembut dengan tangannya mengelus kepala Nara penuh kasih sayang.

Nara mengangguk. Dan Devano pun beranjak ke dapur untuk mengambil kompresan dan obat penurun panas untuk Nara.

Setelah mengambilnya Devano pun berjalan menuju ruang tamu dimana tempat Nara tadi duduk.

"Minum dulu obatnya," ujar Devano menyerahkan obat dan minum pada Nara.

Nara pun meminum obat itu. "Pahit,"

"Namanya obat ya pahit Key," ujar Devano pengertian.

Nara menyerahkan gelas minum itu pada Devano dan Devano pun mengambilnya.

"Sekarang aku kompres ya,"

Nara pun mengangguk pelan.

"Jangan kemana-mana,"

Devano mengangguk sembari menaruh handuk kompresan di dahi Nara.

"Gak kemana-mana. Aku di sini,"

Nara tersenyum lembut. Dan dibalas senyuman manis oleh Devano.

Nara. Dia sangat kesepian, Devano merasakan itu. Keenan, kakak Nara dia tinggal jauh di negeri orang. Mengikuti nenek dan kakek nya. Sedangkan Nara, di sini Nara sendirian. Hanya ditemani oleh Bi Rusti dan Pak Joko, satpam keluarga Nara.

Devano mengusap lembut kepala Nara yang saat ini sudah tertidur efek obat tadi.

"Aku bakal sama kamu terus. Aku gak bakal kemana-mana kalo bukan kamu yang nyuruh aku pergi Key," ujar Devano.

"I love you sweety,"

Devano mengucapkan itu sembari mencium kepala Nara lembut. Sungguh Devano sangat mencintai dan menyayangi gadis di hadapannya ini.

Keynara. Dia berhasil membuat Devano jatuh sejatuh jatuhnya pada pesonanya. Kepribadian Nara sangat membuat Devano takjub. Hidup sebatang kara. Nara perempuan yang hebat.

Devano pun memindahkan Nara ke kamarnya. Meletakkan Nara di atas ranjang dengan lembut.

"Cepet sembuh sweety," ucap Devano sembari menyelimuti Nara.

Devano pun merebahkan tubuhnya di sofa kamar Nara. Devano akan menjaga Nara sampai Nara sembuh. Tidak. Menjaga Nara selama hidupnya.

****

To be continued

Hai hai guys aku balek.

Ini aku up lagi cerita ini, semoga kalian suka.

Oke

Next or break?

Komen dan vote juga ya

Bye-bye readers 👋👋👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEVANO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang