03

461 31 0
                                    

Setelah dari tempat Nara, Devano melajukan motornya menuju suatu tempat.

Devano mematikan mesin motor nya ketika sudah sampai di tempat itu. Kemudian masuk kedalam.

"Sus, bagaimana kondisi pasien di ruang mawar?" Tanya Devano kepada suster yang menjaga ruangan mawar itu.

Ya. Devano berada di pusat rehabilitasi untuk menemui seseorang.

"Kondisi nya masih seperti biasa. Kurang baik, mas. Jika ingin menemuinya Anda bisa masuk saja," ucap Suster itu.

Devano mengangguk dan berucap terima kasih kepada suster itu, kemudian masuk ke dalam ruang mawar itu.

Pemandangan ketika Devano masuk adalah berantakan. Barang-barang berserakan dimana-mana dengan seorang laki-laki yang sudah tidur. Mungkin karena dokter sudah menyuntikkan obat bius kepadanya.

Devano berjalan kearah berangkar dan duduk disampingnya berangkar itu. Dia dapat melihat betapa menyedihkan lelaki yang hampir mirip dengannya itu. Tangan Devano mengusap-usap kepala laki-laki itu dengan lembut.

Dia Revano Al Karen Agustiawan. Saudara kembar Devano Al Karen Agustiawan. Dia adalah kakak dari Devano sekaligus saudara kembar. Revano sudah masuk kedalam pusat rehabilitasi ini sejak 2 tahun lalu, dikarenakan dia mengonsumsi obat terlarang dan terobsesi kepada seorang perempuan yang saat ini sudah mempunyai seorang kekasih. Sudah dua tahun lamanya, namun kondisinya masih saja sama seperti sebelumnya.

Revano memang sudah lepas dari obat terlarang itu. Namun obsesi nya kepada perempuan itu masih saja ada, yang membuat nya seperti orang gila yang terus memanggil nama perempuan itu.

Dokter sudah mengatakan kepada Devano agar Devano membawa perempuan itu. Namun Devano tidak bisa membawanya, entah apa alasannya. Hanya Devano dan tuhan yang tahu.

Devano terus saja mengusap kepala laki-laki itu dengan lembut. Menatap wajah yang mirip dengannya sendu. Dia ingin Revano sembuh tanpa memikirkan perempuan itu.

"Lo harus sembuh. Gue gak mau lo kayak gini. Gue gak berguna buat lo, harusnya gue bawa dia kesini. Tapi gue gak bisa, gue gak bisa melepas dia. Hidup gue udah ditangan nya. Gue ketergantungan sama dia. Maaf kak," ucap Devano lirih.

Setelah mengucapkan itu Devano pergi dari ruangan. Dia tidak sanggup lagi untuk melihat keadaan Revano. Jika terus-menerus pasti dirinya akan menyerahkan dia pada Revano.

Devano menaiki motornya dan melakukannya menuju arena balap.

~~~

Brumm brumm.....

Deruman motor menggema di arena balap. Penonton bersorak meneriaki pemain pilihannya. Bertepuk tangan dan menyerukan nama pemain yang akan tanding malam ini.

Malam ini yang bertanding adalah Devano dan Aldrin. Aldrin Pasha, dia adalah rival Devano. Dari geng motor bernama Destro.

"Mana Bos lo?" Tanya Aldrin kepada Baron.

"Bos gue pasti dateng. Gak pengecut kaya lo," sarkas Baron.

Rahang Aldrin mengeras, "Kita liat nanti,"

Setelah mengatakan itu Aldrin pergi dari hadapan anak Rajawali.

Devano datang dengan motor sport nya. Anak-anak Rajawali bersorak kegirangan.

"Akhirnya lo dateng juga, Bos," Ucap Baron sembari menghampiri Devano yang berada di atas motonya.

"Gue bukan pengecut," ucap Devano tegas.

"Ya udah cepet itu udah mau mulai. Aldrin tadi udah koar-koar,"

Devano mengangguk, kemudian memakai kembali helm full face nya yang sempat dia lepas tadi. Setelah itu menuju arena balap. Tepat berada disamping motor sport berwarna biru itu ia berhenti. Pada pengendaranya tak lain dan tak bukan adalah Aldrin, rival nya.

"Dateng juga lo. Kirain lo takut sama gue," kata Aldrin meremehkan.

"Gue bukan pengecut," ucap Devano tegas sembari tersenyum menyeringai.

Perempuan berpakaian minim itu berdiri di depan kedua motor itu. Melambaikan bendera ya dan saat bendera itu jatuh, kedua motor itu melaju dengan kencang. Saling menyalip. Tidak peduli bila kendaraan lain akan kena imbas nya.

Devano dan Aldrin saling menambah kecepatan motornya. Dan saat garis finish sudah terlihat, mereka sama-sama menambah kecepatan dengan lebih cepat. Dann.....

Brushhh.....

Motor sport milik Devano yang melaju duluan dan motor sport milik Aldrin hanya berjarak beberapa meter saja.

Anak-anak Rajawali bersorak senang. Akhirnya bosnya menang kembali. Dan anak-anak Destro mendesah kecewa. Lagi dan lagi, leader nya kalah dengan Devano.

"Apa gue bilang, Devano pasti menang coyy. Bos kita memang yang terhebat," teriak Jody kepada anak-anak Rajawali lainnya.

Anak-anak Rajawali bersorak senang menyambut kedatangan Devano.

"Cabut," ucap Devano singkat.

Kemudian anak-anak Rajawali lainnya melajukan motor mereka bersamaan untuk mengikuti leader mereka.

~~~

Hai guys aku up lagi.

Vote and komen kalian sangat mendukung cerita ini.

Next or break?

Kalian tinggal komen aja.

Bye-bye readers 🖐️🖐️

DEVANO [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang