Hari selanjutnya,ternyata rombongan dari pak presiden masih belum kembali ke Jakarta karena masih memiliki urusan di Sumatra Utara.
Tanpa zaf sadari teddy yang sedari tadi memperhatikan zaf yang lebih sering menyendiri tanpa ada alasan yang jelas karena teddy juga tak tau alasannya.
Zaf yang memiliki perasaan sedang di awasi seseorang sontak menoleh ketempat yang ia rasa ada orang tersebut,dan ya zaf melihat teddy yang sedang memperhatikan dirinya,teddy yang kaget di tatap balik oleh zaf reflek memalingkan wajahnya,tapi tanpa teddy duga zaf justru datang menghampiri dirinya.
"Permisi pak teddy,bapak dari tadi liatin saya ya pak?"
"E-enggak"jawab teddy gelagapan
"Bapak gak perlu bohong,insting saya kuat dan saya sadar bapak memperhatikan saya dari tadi,ada apa pak memangnya?"tanya zaf
"Saya penasaran sama kamu,kenapa kamu gak kayak temen temen kamu yang lain?"
"Maksudnya gimana pak,gak ngerti saya?"tanya zaf yang kurang mengerti apa yang dimaksud teddy
"Saya lihat kamu dari tadi sendiri aja gak sama temen temen kamu yang lain,sahabat sahabat kamu kemana?gak sekolah ya mereka?"
"Oohh Baqi sama Dzaky ya pak,iya mereka sakit makanya gak bisa datang sekolah hari ini"
"Oohh gitu ya.Saya boleh nanya gak zaf?"
"Tanya aja pak gpp"
"Kamu kenapa tertutup sekali sama saya,biasanya anak seusia kamu jarang ada yang setertutup ini sama saya"
"Saya kalo boleh jujur sama cerita sedikit,dulu saya sebenarnya gak kayak gini pak"jawab zaf
"Terus kenapa kamu tertutup sekali sama saya?"
"Saya gak mau orang lain berfikir masalahmu gak seberat masalahku"
Jawab zaf yang mulai bercerita
"Kamu boleh cerita apa saja sama saya zaf,karena kamu anak yang sopan dan kelihatannya baik"lanjut teddy
"Serius pak boleh?"tanya zaf yang mulai yakin pada teddy
"Iya cerita saja sama saya saya bakal dengerin"jawab teddy lagi
"Semua yang berharga dalam hidup saya udah diambil kembali oleh Allah pak termasuk orang yang saya sayang juga sudah diambil lagi.Ditambah lagi saya masih punya trauma dengan sosok orang tua"jawab zaf yang matanya mulai ber airTanpa aba aba zaf yang sedari tadi menunduk tiba tiba dipeluk oleh badan tegap teddy yang sontak membuat zaf menangis dalam pelukannya,dan teddy yang berusaha menenangkan dirinya
******
Pada saat pulang sekolah zaf terkejut dengan kehadiran teddy yang menjemputnya atau lebih tepatnya menunggunya pulang sekolah. Memang pada saat itu Arief tidak dapat menjemput zaf karena memang masih ada kegiatan organisasi di sekolahnya.
"Loh pak teddy dari tadi nungguin saya?"tanya zaf yang kaget melihat teddy yang sedang menunggunya sambil menyandarkan tubuhnya di mobil berwarna hitam tersebut
"Iya,tadi kan kamu bilang Abang kamu gak bisa jemput,jadi ya saya tungguin aja lah"jawab teddy
"Bapak memang gak kerja?kok bisa masih di sini aja?"tanya zaf lagi karena melihat teddy yang sedari tadi belum pergi bekerja mungkin karena sekalian menunggunya pulang
"Saya hari ini libur,lagian ada rajif dan agung yang bersama bapak"jawab teddy
"Yaudah ayok pulang biar saya bisa tau juga rumah kamu dimana,siapa tau kapan kapan bisa mampir lagi"
"Bentar kok kayak ada yang beda ya dengan cara bapak memanggil saya?"tanya zaf yang bingung karena pada awal mereka bertemu teddy selalu memanggilnya dengan sebutan 'dek' dan sekarang menjadi 'kamu'
"Udah kita bicarakan itu di dalam mobil aja,panas soalnya kalo di luar terus,apalagi ini udah jam setengah 2 siang"jawab teddy yang sekaligus memberi perintah kepada zaf untuk masuk kedalam mobil
"Zaf kalo boleh tau ortu kamu kemana"pertanyaan yang di tanya teddy itu tidak diperingatkan kembali oleh zaf seperti pada saat pertama kali bertemu,dan zaf pun menjawabnya karena zaf mulai berfikir dia bisa mempercayai teddy
"Papa sama mama saya sudah cerai pak,lama sekali"jawab zaf yang membuat matanya berair kembali,karena memang zaf sangat sedih pada saat melihat kedua orang tuanya bercerai
"Papa saya tinggal di Kalimantan timur bersama istri barunya,dan mama saya gak tau kemana tapi kami masih berhubungan baik dengan mama"jawab zaf yang kini mulai menangis kembali
Zaf sedari dulu memanglah orang yang cengeng ketika membicarakan soal keluarganya karena dia tidak pernah merasakan hangatnya kehidupan bersama keluarga tapi karena itu juga lah dia tumbuh menjadi sosok yang kuat dan gak takut apapun selain Allah
"Udah gpp zaf,maaf saya udah nanya gitu ke kamu,sekarang kamu bisa anggap saya sebagai ayah kamu tapi kalau kamu mau"jawab teddy kembali
"Sebenarnya saya mau pak tapi...saya yang masih sekolah dan tinggal di Sumatra Utara bersama Abang saya sedangkan bapak yang jauh di jakarta apa gak sama aja sama seperti papa saya yang tinggal di Kalimantan" jawab zaf kembali kembali
"Saya akan menunggu kamu sampai lulus SMP dan kamu bisa lanjut sekolah di Jawa"jawab teddy dengan yakin
"Tapi...Abang saya disini"jawaban dari zaf membuat teddy terdiam karena dia juga memikirkan apakah Arief akan menerima dirinya seperti zaf ?
*****
"Pak udah sampai nih kita"kata zaf yang sudah sampai di depan rumah berwarna kuning tersebut yang merupakan peninggalan dari neneknya kepadanya dan abangnya
"Oohh itu ya rumah kamu,bagus ya"jawab teddy sambil meneliti rumah milik zaf tersebut
"Hehe makasih pak"jawab zaf
Bersambung.....
Bantu koreksi lagi ya,siapa tau ada yang perlu saya perbaiki lagi dari cara saya mengetik biar saya perbaiki lagi.
Udah dulu ya part 2 nya,see you next time guys👍👍👍
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi anak sang mayor (TEDDY INDRA WIJAYA)
Fanfichanya khayalan belaka,jangan di bawa serius ya