( Bab 2)

2 1 0
                                    

"Pagi pah mah. Sapa Kiara yang sedang menuruni tangga menuju meja makan.

"Pagi juga sayang. Balas kedua nya

"Mau makan roti apa nasi goreng? Tanya Sintia.

"Roti aja mah".

"Ni di makan abisin yaa". Ucap Sintia sebari menaruh piring berisi roti kepada Kiara.

"Gimana sekolahnya ada masalah ga? Tanya Ridwan selaku ayah Kiara.

"Biasa aja gada masalah". Balas Kiara dan langsung memakan roti.

"Oh iya uang jajan kamu Masi ada ga sayang". Ridwan kembali bertanya

"Masi, tapi kalau mau ngasih tf  aja pah".

"Oke tar papah tf ya". Kiara pun mengangguk setuju.

Setelah menyelesaikan sarapannya Kiara pun berpamitan.

"berangkat dulu ya pah mah". Ucap Kiara dan langsung Salim.

"Hati hati jangan ngebut ngebut bawa motor nya". Ucap Sintia sedikit berteriak.

"Pah tar jam 2 jemput mamah ya ke tempat arisan di mall."

"Kan ada pak Harto mah". Pak Harto adalah sopir yang mengabdi di keluarga Ridwan dirgantara

"Ish pah orang mau nya di jemput sama kamu, yaudah kalau ga mau mah aku mau naik taxi aja."

"Iyaa tar aku jemput, jadi gausah naik taxi ya".

Sintia pun mengangguk. Dan membereskan bekas makanan yang ada di meja, padahal di rumah nya sudah ada bi Inah.

"Ki hari ini guru lagi ada rapat terus sekarang lagi ada anak basket lagi main nonton yuu". Ajak Rara

"Iya ki daripada di kelas". Sahut Tia

"Ga gue mau kantin aja".

"Ishh ayo lah kali kali daripada di kantin sendirian kaya orang bego". Rayu Rara

"Ck yaudah ayo". Kiara pun sebenarnya malas tapi ada benarnya juga kata rara.

Mereka pun berjalan menuju lapangan basket.

"Sini Ki duduk sebelah sini aja". Ajak Tia menepuk nepuk kursi sebelahnya, Rara dan Kiara pun duduk dan mulai menonton.

"Aaaaaa Devan  ganteng bangettt".

"Semangat Ciko"

"Woi anjr damage raga"

"Ferell keren bangttt"

"Woi gio aduh ga kuat gua liat dia manis banget".

Banyak teriak teriakan siswi yang menyoraki para pemain basket geng galaksi.

Kiara menonton dengan sangat minat tak minat, karena terganggu dengan teriakan para fens yang menonton.

"They are too noisy for my ears" Gumam Kiara tapi terdengar di telinga Tia.

"Namanya juga fens berat Ki pasti bakal kaya gitu, maklumin aja". Ucap Tia, Kiara hanya menatap pemain basket.

"Gue mau ke toilet dulu." Kiara pun bangkit dari duduknya, dan berjalan keluar area lapangan tapi...

""KIAA AWAASS."

Bugh.

Kiara pun hendak menengok tapi tubuhnya langsung terjatuh saat bola basket mengenai kepalanya, ia bisa merasakan ada darah yang mengalir di keningnya, dan terikan teman temannya, setelah itu matanya terpejam tak sadarkan diri.

"Woi tolong siapapun tolong bantuin Kiara bawa ke UKS sekarang", teriak Tia yang sedang memegang kepala kiara di pangkuan nya.

"Kii bangun". Ucap Rara sambil menepuk pipi Kiara.

DEVANO ALDEVARO AND KIARA SYAFIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang