Bab 2

39 15 27
                                    

Ia menyipitkan matanya sambil memegang gagang kaca matanya, memastikan ia berada ditempat yang ditunjukkan google Maps.

"Huuh..."

Ia meletakkan semua barang bawaannya dengan perlahan ketanah, menghidupkan senter yang ia simpan didalam ransel nya.

Ia menyoroti sekitar, dan terlihat seseorang wanita berambut panjang dengan gaun putih tengah berdiri di dekat pepohonan yang rada gelap.

Ia berjalan mendekati wanita tsb dan bersuara dengan sopan, "Permisi mbak, boleh saya bertanya?"

Angin dingin menerpa kulitnya, tapi ia tidak punya waktu untuk memikirkan hal aneh seperti ini. Ia harus segera menemukan kos nya yang sudah ia pesan.

Wanita itu hanya diam, membelakangi nya yang kebingungan melihat sikap wanita ini.

Tangannya terjulur hendak menepuk pundak wanita tsb, "Mbak, mbak baik baik sa--"

"Hooy! Kamu ngapain bengong di situ?!"

Ia menoleh cepat kesumber suara dan terlihat seorang ibuk ibuk memanggilnya agar mendekat.

"Eh?" Ia menoleh lagi, tapi wanita baju putih tadi menghilang.

"Kamu cari kos Liliana kan?!" Ibuk ibuk itu kembali bersorak.

Ia mengerjap, senyum nya merekah seketika dan tidak perlu berpikir lama lagi, Ia segera berlari kecil menuju wanita paruh baya tsb yang sedang menggendong seorang anak kecil.

"Maaf buk, apa ibuk tau dimana kos Liliana?" Ia tersenyum canggung dengan kedua tangan diatas paha.

Ibuk tsb mengangguk sambil tersenyum, "Ini kosan Liliana, kamu nak Wino kan? Yang telfon ibuk kemarin?"

Wino, ia tersenyum dan tertawa kecil dengan begitu sopan, ia mengangguk membetulkan ucapan wanita tsb.

"Iya buk, saya pikir tadi saya tersesat"

"Tadi kamu ngomong sama siapa?"

"Saya mau tanya kosan Liliana sama mbak mbak disana tadi"

"Mbak mbak? Ibuk gak ada lihat mbak mbak disana"

"Ada tadi buk, baju putih rambut panjang, tapi dia gak mau jawab dan langsung menghilang"

"Ah, masa iya? Mungkin ibuk yang gak lihat"

"Permisi buk, ini kosan Liliana?"

Sebuah suara datang dari belakang Wino dan membuat kedua orang tsb menoleh bersamaan.

"Iya betul, ini kosan Liliana"

"Alhamdulillah ya rabb... Hampir aja mati kedinginan... Woy Doni! Buruan napa!"

Satu orang lagi muncul dengan tangan penuh dengan tentengan dus dus, dan baju yang menyandang tas besar.

"Mati gua..." Doni oleng yang langsung Wino dan temannya tadi sigap membantu nya.

"Ya ampuuun.. Kalian kenapa? Kok kecapekan gini? Masuk dulu masuk, duduk dulu" Ibuk Minah segera menyuruh pemuda pemuda itu masuk kedalam rumah nya dan menyiapkan segelas air untuk ketiga pemuda tsb.

"Lilii! Jaga bentar adik kamu!"

"Ashiaaap!!"

Mereka meneguk air yang diberikan oleh ibuk Minah hingga tandas, mereka benar benar kehausan dan juga letih.

"Waah, akhirnya kami ketemu juga kosan ibuk, susah banget dicari buk"

"Memang, kosan ibuk agak sedikit terpencil dari tempat kos kosan yang lain"

seventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang