Bab 4

28 11 15
                                    

"Hoaammhh... Haahh..."

Ia berhenti tepat setelah keluar dari kamarnya, menatap sekitar yang lengang dan damai.

'Nah... Gini kek, aman... Damai... Gak berisik...'

Ia turun kebawah, menuju kedapur hendak mengambil air mineral miliknya dikulkas.

"Baru bangun, Jun?"

Jun menoleh, ada orang di ruang tengah ternyata. Jun hanya balas mengangguk dan melanjutkan langkahnya untuk mengambil air mineral.

"Sendiri aja lo? Mana Sho sama Sua?"

"Kalau Josua dengar itu lo tau dia bakal sangat kesal"

Jun duduk disamping pria tsb yang sedang sibuk mengetik di laptopnya.

"Nyenyak? Gak terganggu sama sekali?"

"Maksudnya?" Jun menatap Iwan tidak mengerti.

Dia Iwan, tengah mengerjakan sesuatu di laptopnya dengan kaos pink soft dan celana pendek yang berwarna senada.

Iwan tertawa kecil melihat wajah kebingungan Jun sekaligus wajah baru bangun tidur nya.

"Tadi mereka ngereog di atas, masa lo kagak denger?"

"Eh? Masa? Ntah lah, gua gak denger apa apa" Jun mengedikkan bahunya, tidak tahu menahu apa yang telah terjadi.

"Terus mereka semua sekarang dimana?"

"Shoru ada janji sama anak anak teknik. Josua pergi belanja, nebeng motor sama Hochi yang mau minta maaf ke pacarnya karena kemarin dia ketiduran dan gagal jalbar"

"Jalbar apaan?"

"Jalan bareng, gua jamin dia putus"

"Siapa lagi cewek nya? Si Amanda?"

"Yooi"

"Dua hari yang lalu gua lihat dia pulang sama cowok lain malam malam, kayaknya pas itu dia teler"

"Hahhhaaha.... Bentar sob"

Iwan segera mengeluarkan hp dari saku celananya.

"Cari apa? Nih hp diatas meja"

"Woiya, hehe" Iwan segera mengambil hp nya dan menggulir layar tsb.

Jun menegak lagi air dingin tsb sambil menatap wajah Iwan dengan penuh curiga.

"Jangan aneh aneh deh lu, bang"

"Kagak, gua bantu ngurangin dosa temen kita"

Jun mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Iwan.

"Halo, chi"

"Ngapain? Gua lagi sibuk! Amanda! Tunggu dulu!!"

"Gua ada info penting buat lo"

"Lo mau kasih tau dia soal Amanda tadi, bang?" Jun menatap Iwan yang tersenyum centil dan mengangguk semangat.

"Apasih, bakwan! Gak jelas banget, gue lagi sibuk nih! Gua tutup dulu--"

"Ini tentang Amanda, dasar macan bego"

Hochi yang sedang berlari mengejar Amanda terhenti seketika mendengar perkataan Iwan.

"Kenapa Amanda, bang?"

"Cih, tiba gini baru sopan lu"

"Iya iya maap, gua gak sopan sama lu bertiga kan karena didikan kalian juga"

"Hmm.. Betul juga sih, oke gue maafin"

"Ya udah kasih tau gua, Amanda ada apa?"

.
.
.
.

seventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang