Awalnya Sakusa sendiri berfikir bahwasanya pertanyaan itu bukanlah sesuatu yang mesti dianggap serius. Topik ringan yang menggantung pada akhir percakapannya dengan sang kekasih beberapa menit yang lalu menjadi sebuah beban baru yang menggantung pada fikirannya saat ini.
Maka dari itu, Sakusa berniat menarik kembali perkataannya. Beban fikiran mengenai hal itu tidak semestinya menghantui fikirannya seperti saat ini. Demi kesehatan lahir dan batin, ia memutuskan untuk mencari jawabannya.
Kepada sosok yang tepat-- tentunya.
Selesai dengan kegiatan wajibnya yaitu, mandi, ia meraih kunci mobilnya dan melesat menuju pintu depan.
Mendengar adanya anomali pada aktivitas Sakusa sore ini, wanita itu buru-buru beranjak dari meja kerjanya serta menghampiri pusat perhatiannya itu. "Omi-kun, mau kemana?"
Laki-laki dengan surai hitam bergelombang itu melirik dari sudut matanya sembari ia memasangkan sepatu. Tubuhnya masih membelakangi (Name) yang saat ini tengah berdiri di belakangnya sembari menunggu respon terbaik dari lelaki itu.
"Ada urusan sebentar, tidak akan lama," singkatnya. Ia bangkit dari posisi duduknya sembari sedikit merapikan pakaiannya sebelum ia mendekatkan tubuhnya pada (Name).
"Jangan khawatir, aku akan segera pulang," sebuah kecupan singkat mendarat pada dahi sang wanita. Alih-alih menjelaskan kepergiannya, Sakusa malah membiarkan kekasih satu-satunya itu berdiri mematung sembari memikirkan apa ada sesuatu yang terjadi pada dirinya.
Wanita itu mengangguk sekilas setelah Sakusa menarik tubuhnya usai mendaratkan kecupan tersebut. "Baiklah, hati-hati." ujarnya disaat pria itu bergerak memutar knob pintu sebelum pada akhirnya ia melesat keluar meninggalkan wanita itu dengan pertanyaan yang masih tertanggal di dalam benaknya.
"Ada apa dengannya?"
***
Dua puluh menit berkendara, pada akhirnya keberadaan salah satu anggota MSBY Black Jackals itu tiba pada sebuah rumah dengan perkarangan yang cukup luas yang bertuliskan 'Komori' pada tembok pagar depan rumah.
Kedatangannya yang tiba-tiba membuat sang pemilik rumah terkejut namun tidak pula mengherankan aksi pria tersebut. Dengan seutas senyum yang lebar, laki-laki yang seumuran dengannya itu menyuruhnya untuk duduk pada sofa di ruang tamu yang berukuran cukup luas itu.
"Tumben," adalah satu-satunya kata yang lolos dari bibir laki-laki pemilik nama 'Komori Motoya' itu setelah kehadiran Sakusa di kediamannya. "Pasti ada apa-apa nih." sebuah kekehan lolos dari kerongkongannya.
Sakusa masih memasang wajah tanpa ekspresinya itu, namun dengan kedua netra obisidian yang menyorot lebih tenang. Ia mengeluarkan dehaman singkat sebelum pada akhirnya membenarkan dugaan laki-laki disana yang merupakan sepupunya sendiri.
Tatapan Komori menyelidik, memperhatikan gerak-gerik Sakusa bahkan hingga yang paling minim. "Lo sama (Name) baik-baik aja, kan?" Pandangan Sakusa sontak tertuju pada Komori yang duduk di seberangnya.
"Baik." singkat Sakusa. Kedua alis tebal milik Komori bertaut disaat ia mendapatkan respon tersebut. "Lalu?" ia kira dugaannya tidak akan meleset.
Lagipula apa hal yang akan membuat Sakusa rela menghabiskan waktunya hingga jauh-jauh datang kemari?
Keheningan tercipta diantara mereka beberapa saat. Hingga pada menit berikutnya, suara cekikikan dari anak kecil memecahkan suasana senyap itu. Atensi Sakusa menggilir pada sisi kiri ruangan, menampakkan sosok anak laki-laki yang berusia kisaran 3 tahun berjalan tertatih-tatih kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝙝𝙚 𝙋𝙖𝙩𝙝 𝙊𝙛 𝙐𝙨 | 𝘚𝘢𝘬𝘶𝘴𝘢 𝘒𝘪𝘺𝘰𝘰𝘮𝘪
Fanfiction[ON GOING] 𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘵𝘪𝘯𝘢 2𝘯𝘥 𝘣𝘰𝘰𝘬!꧂ ˜*•. ˜"*°•.˜"*°••°*"˜.•°*"˜ Kelanjutan kisah asmara antara Sakusa Kiyoomi dan Hinata [Name] yang berawal dari sebuah virus berbahaya yang kala itu merajalela. Namun siapa sangka, Covid-19 justru memba...