03. oneesan?!

716 78 12
                                    

"Apaan tuh" Dialog biasa
"Apaan tuh" Ngebatin














Aku benar-benar belum siap! Bagaimana ini?!!? Perutku jadi mules shibal! Kebiasaan banget kalo lagi tegang gini.

Untungnya saja hari ini aku memakai hoodie yang ada tudungnya. Saat mau keluar aku memakai tudung hoodie nya.

"Uangnya aku taruh di meja ya" Aku berjalan dan sedikit membungkuk tanda terimakasih.

Act cool, act cool. PERUTKU MULES AARGGGH.

aku langsung berlari menuju ke rumah. Disisi lain, di cafe pothos.

Kotoha pov

"Wanita itu terlihat tidak asing" Ucap kotoha ke anak-anak furin.

"Maksudnya?" Nirei menimpali.

"Dia mirip dengan Sakura! Saat dia datang tadi aku pikir Sakura berubah menjadi perempuan."

"EHH?? aku?!" Sakura menunjuk dirinya sendiri.

"Mungkin hanya kebetulan, kan?" Ini umemiya yang ngomong.

"Sungguh sangat mirip! Wajahnya, rambutnya. Yang membedakan hanya matanya, mata wanita itu tidak heterochromia"

Sang empunya yang disebut-sebut hanya dapat memikirkannya dalam diam, dia bertanya-tanya. Siapa?


















Keesokan harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya.

Yume terbangun dari tidur nya yang lelap. Ah, langit-langit kamar yang asing. Ia langsung teringat kalau sedang berada di Jepang sekarang.

Karena yume belum belanja, dia keluar untuk membeli makan. Dia bertekad untuk menemui Sakura hari ini, apapun yang terjadi.

Sebenarnya ini sudah tidak terlalu pagi, sudah sekitar jam sepuluh. Yume membeli taiyaki dan beberapa makanan lainnya untuk sarapan.

Saat sedang menunggu taiyaki nya matang tiba-tiba ada preman yang menyebabkan kekacauan. Warga-warga takut dan menyuruhku untuk ikut berlindung.

Kalian ingat? Aku mudah emosi saat sedang lapar. Dan kebetulan aku belum makan dari semalam. Para preman ini berhasil memancing emosi ku.

Mereka sekitar tujuh orang, dengan mudah aku memukuli, menendang mereka semua. Salah satu dari mereka mencoba menyerang ku dari belakang menggunakan pemukul bisbol.

"Dasar bodoh, melawan satu orang perempuan saja sampai menggunakan pemukul hah?!? Lemah!"

Aku membengkokkan pemukul itu dan membuangnya ke sembarang arah. Tanpa disadari anak-anak bofurin datang. Mereka mendengar apa yang aku bilang barusan.

Dengan mudah aku mengalahkan mereka semua. "Ah, sialan. Bikin kesel aja."

"Paman! Apa taiyaki nya sudah matang?" Aku butuh makanan untuk meredakan emosi ini.

[on hold] sister?! «windbreaker x fem!reader.»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang