Jin menghela nafas, menatap pantulan dirinya di kaca, ia menyalakan kran air wastafel membasuh tangan nya lalu mengeringkan nya dengan tissue sebelum akhirnya pergi menemui White. White tersenyum melihat Jin keluar dari kamar mandi menghampirinya. Mereka berdua duduk di kasur, White sedikit meremat ujung bajunya, tatapan menyelidik yang di layangkan Jin cukup membuat nya gugup.
“Apa yang kau inginkan?”
“Phi Jin, apa barang Phi jin memang sebanyak ini? kenapa phi Jin membawa barang sebanyak ini?” White bertanya dengan nada yang penasaran membuat Jin geleng-geleng, bagaimana Tee bisa tahan dengan bocah yang banyak tanya seperti white ini, padahal Jin tau Tee bukan orang yang senang berbicara.
“White kau tau kita baru sampai kan? kau lihat sendiri aku belum membereskan kamar ku juga, jadi cepat katakan apa yang sebenernya ingin kau tanyakan?” White tersenyum kikuk, ia memutar tubuh nya sepenuh nya menghadap Jin.
“Phi Jin maaf kalau lamcang tapi aku sungguh penasaran, aku sudah cukup lama berkumpul dengan kalian, bahkan saat awal aku dan phi Tee berpacaran. Tapi di waktu yang cukup lama itu aku selalu melihat phi tidak akur dengan phi Phee dan phi Tan, terutama phi Phee, kau selalu terlihat sinis padanya, apa kalian benar benar musuhan? Atau kalian pernah berpacaran lalu putus tapi karena kalian satu geng jadi kalian mau tidak mah harus bertemu setiap hari dan akhir nya tidak akur?"
White mengedip ngedipkan matanya setelah selesai menyeritakan khayalan nya dengan semangat.Jin yang sedari tadi sudah menggelengkan kepala nya kini sedikit terbatuk mendengar pertanyaan terakhir White, astaga bocah ini datang mengendap endap kesini hanya untuk bertanya hal ini? Tee menemukan bocah dengan tingkat penasaran yang tinggi ini dimana sebenarnya?
Jin berdiri dan menghadapkan tubuh nya pada White, tangan nya terulur memegang pundak White, Jin meremas pundak nya dan menghela napas “Hei anak muda, hentikan segala imajinasi liar mu itu, hilangkan semua spekulasi bodoh mu itu, daripada kau memikirkan urusan orang lain lebih baik kau belajar dengan giat, kampus dan jurusan yang kau ingin masuki tidak mudah untuk didapat, jadi jangan membuat otak mu ini berpikir hal yang sia-sia” Jin mengakhiri kalimat nya dengan tepukan pelan di pundak White. White yang merasa kesal pertanyaan nya tidak dijawab mencebikkan bibir nya sebal, ia membiarkan tubuh nya di tarik dan di dorong keluar kamar oleh Jin.
“Phi Jinnnnnnnn, aku ingin tauuu.” White masih merengek pada Jin, sungguh ia sudah penasaran dari lama dan ingin dengar langsung alasan nya dari mulut phi Jin. Kini White sudah di depan pintu namun tangan nya masih menahan pintu dan matanya benar benar memelas pada Jin, Jin menghela nafas lelah, ia seperti berhadapan dengan anak anjing yang kehilangan majikan nya.
“Phee dan Tan adalah siswa baru, phi tidak terlalu suka orang asing, sifat phi dan mereka berbeda, mereka menyebalkan.” Pikiran Jin sedikit menerawang ke masa lalu saat memberikan penjelasan ke White. Sorot mata yang aneh tertangkap oleh white, sedih? benci?
“Kau sudah dapat jawaban kan sekarang? pergilah kau terlalu berisik” Jin menepuk pelan kepala White dan sedikit mendorong nya menjauh dari depan kamarnya, White mencebik mendengar olokan Jin dan berjalan kembali sambil mendumel. Tanpa sadar dumelan dari White rupanya ampuh membuat Jin sedikit tersenyum sebelum menutup pintu kamarnya, senyuman kecil itu juga tertangkap oleh mata White karena ia sempat menoleh kearah Jin untuk menunjukkan kalau dia kesal dengan olokan Jin.
“ Kenapa dingin sekali sih Phi Jin padahal kalau tersenyum sedikit saja seperti tadi ia terlihat tampan.” White kembali ke kamar nya namun ia sempat berhenti dan menatap lorong kamar phi Jin dari sebrang
“Aku tidak terlalu mengerti arti sorot mata phi Jin tadi, tapi kenapa aku merasa ia terlihat benci dan juga sedih?” white menggelengkan kepala nya malas berpikir lagi, ia memilih turun kebawah saat melihat Por sibuk menata meja.
Por yang melihat White mendekat pun menyuruh White untuk segera keruang tengah, por juga mengirim pesan ke grup menyuruh teman teman nya untuk segera turun ke ruamg tengah. Setelah semua nya berkumpul atensi mereka mengarah ke satu arah yaitu Phee dan Tan yang masih membawa semua barang bawaan mereka.
“Kalian ga taruh barang kalian di kamar” Por yang pertama bertanya pada mereka. Tan dan Phee sontak menggeleng bersamaan.
“Kami tidak tau akan sekamar dengan siapa dan dimana letak kamar nya, ah iya kalau bisa pilihkan aku kamar yang bawah saja, aku malas naik tangga.” Tan menyengir sambil menunjuk satu kamar yang kebetulan berada ditengah tengah ruang tamu dan ruang tengah.
“itu kamar fluke, fluke lo ok?” Tan menatap Fluke dengan puppy eyes nya
“Muka lo ga pantes sama ekspresi begitu.” Sarkas Fluke namun tetap memberikan isyarat mempersilahkan Tan masuk ke kamarnya. Por menatap Phee
“Gue pengen diatas, ada tempat kan? gue mau sama Jin sih”
“Lo bisa langsung ke-” Ucapan Por terhenti saat merasakan hawa mencekam, Jin dan death glare nya sudah mengintai rupanya.
“Ahh Phee lo satu kamar ama gue aja ya haha biar semua aman dan tentram, pergilah naik ke atas, lorong sebelah kiri dan kamar sebelah kiri, go go cepetann naik dan kembali kesini.” Por mendorong Tan dan Phee untuk segera pergi, Phee sempat bertatapan dengan Jin sebelum menaiki tangga namun Jin menghindar dan memilih pergi duduk lebih dulu. Phee tersenyum kecil dan segera menuju kamar. Yang lainpun duduk menyusul Jin yang rupanya sudah anteng dengan toples camilan di pangkuannya.
________________________________________________________________
“ Lo udah pastiin semua nya aman kan?” Pria yang kini sibuk membereskan barang yg tercecer di lantai bertanya pada pria yang baru saja datang menghampirinya.
“ehmm gue udah taruh di tempat yang tersembunyi, sudut nya juga udh pas tadi gue cek.” Pria yang duduk dilantai itu pun mengangguk paham, setelah selesai dengan urusan nya ia pun berdiri dan kembali memberikan instruksi.
“Coba periksa bagian gue, aman?” Pria yang diberi perintah pun segera mengeluarkan hp nya dan memerika sesuatu dilayar hp tsb tak lama ia mengangguk kan kepalanya.
“Oke tinggal tunggu waktu nya dan kita mulai semuanya”
Kedua pria tersebut saling menatap dan bersamaan tersenyum.
------------------------------------------------
hehe maaf baru update, tengah malem pulaa😅, semoga kalian ga bosen ya baca ceritaku, maaf klo alur nya lambat buat kalian, karena aku pengen kalian bisa kebayang suasana detail nya gimana pas baca dan dapet tension yang pengen aku kasih ke kalian. Enjoy guyss❣️
Jangan lupa votment + krisar nyaa😎
![](https://img.wattpad.com/cover/365289584-288-k829460.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DFF ALTERNATIVE ENDING
Mistero / Thriller- DFF ALTERNATIVE UNIVERSE - DFF Alternative ending kemungkinan akan memiliki beberapa episode. Dengan setiap eps nya memiliki ending yg berbeda