House With River Flow

60 10 0
                                    

Jangan terlalu memikirkan beban, karena itu justru akan membuat pikiran semakin terbebani.

❥❥❥

Happy Reading!

ʚ
ɞ
ʚ
ɞ
ʚ

Sedang menatap indahnya hutan dari atas, menikmati semilir angin yang menyapu wajah, memandang beberapa keanehan hutan, namun dengan segera kepala mereka alihkan ke depan begitu mendengar suara tubrukan.

Brak!

"Taufan!!"

"WAA!!"

Teriakan mereka-yang ikut terjun dari ketinggian karena Taufan kehilangan kontrol dalam mengendalikan kekuatannya-membuat para burung yang hinggap di batang-batang pohon bertebaran begitu saja ke udara.

Byur! Byur! Cplas! Cplas!

"Ugh ...."

"Kalian baik-baik saja?"

Semua mengangguk setelah mereka meyembulkan kepala dari sungai tempat mereka mendarat. Untunglah.

"Maaf'kan aku."

Semua menoleh pada Taufan dengan gerakan mereka masing-masing. Ada yang menyisir rambut basahnya ke belakang, menyeka air yang membasahi wajah, menyemburkan air yang masuk mulut, mengapung sehingga pakaian mengembung, mengacungkan jempol, dan sekedar tersenyum.

"Syukurlah kita mendarat di sungai," ujar Ice seraya merentangkan tangan yang membuat air mengucur dari pakaian bagian lengannya.

Semua mengangguk kecuali Halilintar, ia membalikkan badannya lalu mendongak setelah naik ke permukaan tanah.

"Hm ...." Solar bergeming sambil menatap Ice tajam, ditatap seperti itu membuat Ice mengangkat alisnya. Sedangkan empat lainnya menyusul Halilintar ke permukaan tanah dan menatap apa yang ada di depan mata mereka.

"Apa?"

"Saat jatuh tadi kau sengaja, bukan?"

"Oh, tentu tidak."

"Bohong."

"Kau pikir aku mau menarik celanamu?"

Solar memutar matanya jenguh. "Ya?! Bisa jadi kau-"

"Kita terjatuh dan tanganku ingin menggapai yang di dekatku. Siapa yang tahu itu kau dan yang aku pegang adalah celanamu?"

"Seharusnya kau hat-"

"Hei, sampai kapan?" Halilintar menatap mereka datar dengan tangan yang bersedekap dada.

Mereka menoleh pada Halilintar lalu beralih pada empat temannya yang berdiri di belakang Halilintar dengan senyum mengejek yang terpampang di wajah.

Ice mengangguk lalu mengeluarkan dirinya dari air sungai yang jernih dan sejuk, untuk naik ke permukaan tanah yang dipijak oleh teman-temannya.

Solar memperhatikan gerakan Ice dengan tatapan tajamnya, merasa waspada. Ia mendengus dan memutar mata kesal sebelum menyusul teman-temannya yang sudah berbalik dan berjalan menjauh.

US AND THE KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang