PROLOG

698 38 0
                                    

" kamu bikin dia sakit kalau begitu dam."

Damar lelaki 30 tahun, bertubuh jangkung, memiliki wajah tegas serta ciri khasnya yaitu berkulit tan juga mata tajam nya. terdiam mendengar ucapan sahabatnya itu. "Saya bingung tang."

Bintang, sahabat dekat Damar, lelaki 31 tahun dengan mole di bawah mata itu tengah kesal pada sahabatnya, sebab, ia pusing bagaimana memberitahu kalau sebenarnya Damar sudah jatuh cinta pada Langit, lelaki 28 tahun, bertubuh pendek, berkulit putih, dengan ciri khasnya yaitu mata sipit apabila tersenyum maka matanya menghilang. (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)

" Sudahlah, lebih baik kamu pulang, saya ada kerjaan sebentar lagi." Mendengar itu, Bintang mengangguk, lalu keluar dari rumah Damar. Lihat kan? Dilanjut pun akan sia-sia, sudah berapa kali bintang ingatkan, sahabatnya itu tetap kekeuh kalau sikap nya selama ini pada Langit sebatas perlakuan kakak kepada adik nya.

Kasihan langit.

-------


" Mas ada urusan bisnis ke luar kota, langit tinggal di rumah sendiri tidak apa-apa kan?"

Dengan ciri khasnya saat tersenyum membuat Damar terkekeh. " Langit sudah dua puluh delapan tahun, sudah besar, mas gak perlu khawatir." Ujar nya sambil terus membaca buku komik kesukaannya.

Damar mengusak rambut lurus langit. " Kamu tidak ingin tahu berapa hari mas disana?"

Di tutup nya komik tersebut, namun tetap berada di genggaman, Langit menatap sosok yang paling tua itu lalu menjawab "Seperti biasa bukan? Tiga hari atau paling lama lima hari?"

Damar tersenyum lalu mengangguk. " Langit boleh ajak teman bermain di rumah, tapi ingat tid-

" Tidak boleh sampai larut malam, jam delapan malam sudah harus pulang."

Lagi dan lagi damar tersenyum, sambil mencubit hidung langit. " Pintar sekali, tapi tidak baik memotong pembicaraan orang seperti itu."

" Perkataan mas Damar, langit sampai hapal di luar kepala loh."

" Ucapan mas di akhir belum di respon?"

Langit kembali menutup komik nya. " Iyaa mas, langit salah, janji tidak mengulanginya lagi."

" Hm baiklah, kalau begitu nanti malam bantu mas packing ya? "

Berpose hormat langit menjawab. "Siap laksanakan."

Setelah perbincangan singkat itu pun, Damar kembali ke kantor untuk mengurus sisa kerjaannya. Meninggalkan Langit sendirian di dalam kamarnya.

Rumah setinggi tiga tingkat, bernuansa putih dengan taman besar di halaman depan, hanya di isi oleh dua orang dan satu asisten rumah tangga.

---

Langit pengangguran kah? Mahasiswa? Bekerja?

Jawabannya, langit baru satu tahun ini bekerja di kantor Damar bekerja sebagai resepsionis.

Jabatan Damar di perusahaan masuk jajaran direksi sebagai direktur keuangan. Perusahaan tersebut berkutat di bidang industri.

Fyi, perusahaan tersebut bukan milik damar, damar sebatas kerja.

Garis besar nya seperti itu.












To Be Continued

I Don't Know How I Feel || Jeongbby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang