kemana Langit?

144 24 0
                                    


Sudah dua dua hari Damar berada di luar kota, besok adalah hari dimana Damar pulang.

Sore hari nya langit meminta izin pada mas nya itu untuk keluar bersama teman-teman kantor nya.

"Mau kemana langit?"

"Hanya makan-makan di restoran yang baru buka kemarin."

"Boleh, asal jangan malem-malem pulangnya, mas masih besok pulangnya, nanti share loc kirim ke mas dan a bintang."

Langit mengangguk, ia tersenyum senang. "Ay ayy captain!"

Damar tertawa di seberang sana.

"Oh iya, mas kemarin liat sepatu bagus sekali, sepertinya langit suka, nanti mas bawakan ya?"

"Yang benar mas? Mau!"

"Mau apa lagi biar sekalian besok pulang, mas ada kerjaan di area wisata."

"Eum, terserah mas saja, langit pasti suka."

Damar terkekeh. "Baiklah."

"Dam, katanya mau nyari makan, ayo keburu malem, cewekmu udh nungguin itu di depan."

"Oh iya sebentar lagi saya kesana– langit mas sudahi ya telpon nya, mau ada keperluan sama teman-teman."

Langit mengangguk. "Ah iya mas hati-hati."

Sambungan berakhir, langit kepikiran ucapan seseorang di telpon tadi.

"Mas damar punya pacar disana? Kok tadi temannya bilang 'cewekmu' " monolognya.

Selesai mengabari Damar, langit pergi bersama teman-temannya.

—————

Bintang yang sedang asyik rebahan sambil menonton tv segera bangun mengambil benda pipih yang terus berdering sedari tadi.

"Is, naon si mani gandeng pisan."
(Is, apa si dari tadi berisik banget)

"Lah, kunaon yeuh budak nelpon urang?"
(Kenapa ni anak nelpon)

"Yeuh Dam, aya naon euy? Dari tadi handphone saya gak berhenti bunyi gara-gara kamu, urang teh lagi asik nonton nyaho teu maneh?"

"Maaf tang, langit ada sama kamu tidak?"

Bintang mengernyit bingung. "Langit? Yeuh dari tadi urang mah di rumah sendirian, lagi me time."

"Kenapa emangnya?" Lanjut bintang.

"Dia tadi sore izin keluar main sama temen-temennya, saya suruh hubungi kamu juga dan suruh dia ngirim share loc kalau sudah sampai."

"Ah, dari tadi budak eta mah hnteu nelpon henteu ngabaran nanaon dam."
(Ah, dari tadi anak itu gak nelpon, gak ngabarin apa-apa)

"Ini udah jam sembilan malem tang, langit juga sepertinya lupa mengirimkan lokasi nya ke saya."

"Lagian dam, biarin aja udah gede juga si langit, jam segini mah masih sore buat anak remaja kayak langit mah."

"Saya khawatir Bintang."

"Khawatir apa khawatir."

Damar mendengus mendengar godaan sahabatnya itu. "Saya gak bercanda ya tang, kalau tidak mau bantu cari tidak apa-apa biar saya cari sendiri."

"Eee tunggu! Ambekan ih, biar saya hubungi teman-temannya."

Ambekan/pundungan = ngambek

"Makasih tang, saya lanjut kerja lagi, hubungi saya kalau ada kabar lagi."

"Siap."

"Kamana atuh budak teh nya hariwang kolot mah." Monolog Bintang.

Hariwang=khawatir
Kolot=orang tua/orang yg lebih tua

I Don't Know How I Feel || Jeongbby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang