sendiri

119 24 6
                                    




Semenjak Damar memiliki pacar, dulu pria itu sering berada di rumah, sedangkan sekarang pulang kerumah hanya tiga atau dua kali dalam seminggu, alasannya? Tentu Damar menginap di apartment Lintang.

Langit kesepian? Tentu, biasanya Langit melihat mas nya itu bekerja sampai malam meskipun di rumah, bulak balik kantor-rumah, mengerjakan sesuatu berdua.

Sekarang pun Langit sedang libur kerja, kegiatannya hanya dirumah, karena mood nya sedang tidak baik.

"Dalam tiga bulan semenjak mas Damar sering nginep di apart mbak Lintang, bulan ini bulan ke empat, baru 5 kali mas Damar tidur di rumah."

"Jadi sekarang a Bin yang sering nginep di sini, mas juga ngizinin, katanya biar Langit ada temen di rumah, huh." Monolognya Sambil menonton tv, yang acaranya itu itu saja membuat Langit bosan.

"Ngomel-ngomel mulu bocah."

Langit menoleh ke belakang mendengar suara itu. "A bin!"

Bintang tersenyum sambil berjalan ke arah Langit sambil menenteng kantong berukuran besar.

"Kaget ya? Lagian fokus banget, nih." Bintang menaruh kantong tersebut di atas meja.

Langit bernajak mengecek isi kantong tersebut. "Ini apa a bin?"

"Bom." Ujar Bintang dengan enteng.

Langit mendelik, kemudian menunjukkan wajah berbinar dan mulut yg membentuk huruf O. "Wuaahh jajanan, banyak sekali." Lalu menatap Bintang.

Pria ber mole itu mengangguk. "Kasian soalnya kata Damar, Langit engga keluar rumah dari pagi, takutnya bosen, jadi aa bawain makanan."

Langit beralih memeluk sahabat dari mas nya itu. "Makasih, a Bintang memang terbaik." Ujarnya sambil tertawa.

"Ges ah, sok di keluarin atuh makanannya, ada ice cream juga takut meleleh."

*Udah ah, keluarin dulu makanannya*

Langit beranjak menuju pantry. Baru kembali ke tempat tadi.

" A bin, katanya mas Damar sebentar lagi mau nikah ya?"

Bintang yang asyik menonton tv menoleh. "Aa juga denger dari Lintang si, cuma si Damar belum speak up, jadi tunggu aja." Ujarnya.

"Jadi nanti langit sendirian lagi ya a bin? Haha langit kan memang sendirian tadi nya."

Bintang mengusap kepala Langit. "Kan ada a Bintang, jadi Nanti Langit bisa kalau mau tinggal bareng aa."

"Tapi nanti a Bin juga pasti punya pacar, ujung-ujungnya langit sendiri lagi."

Bintang menarik yang lebih muda ke dalam pelukannya. " Kalo gitu kamu tinggal di sini aja, si Lintang juga gk bakal keberatan pasti."

Langit menggeleng. "Engga ah, Langit takut canggung nantinya."

Bintang tidak mau Langit sedih terus menerus, akhirnya ia mengajak langit keluar untuk jalan-jalan.

"Mumpung masih jam 10, diluar juga mendung, kita jalan yuk?"

"Kemana a?"

"Ngamen kita."

"Ish, tapi langit mager sekali."

"Nanti a bintang gendong."

"Langit berat."

"Kata siapa? Seringan kapas gini kok, pake jari kelingking juga ke angkat." Ujar Bintang sambil meragakan ucapannya.

Keduanya pun tertawa.

Akhirnya Langit setuju di ajak main keluar, setelah bersiap-siap, keduanya langsung menaiki mobil dan menuju ke tempat yang asyik.

—————


Damar menaiki tangga menuju kamarnya, namun saat mulai masuk rumah, ia tidak mendapati siapapun di dalam. Ya Damar sedang berada di rumahnya, bukan di apart.

"Kemana Langit? Biasanya dia Kasih tau saya kalau mau keluar."

Akhirnya karena penasaran, Damar menghubungi Langit.

"Langit, dimana?"

"Ah mas? Langit sedang diluar bersama a Bin." Sahut langit.

" Mas kira kemana, soalnya langit gak ngabarin."

Langit terkekeh. "Maaf ya mas, Langit lupaa."

"Iyaa tidak apa, oh ya kemana kamu sama Bintang keluar?"

"Ini Langit sedang main bersama anak-anak mas, seruuu."

"Coba kasih handphonenya ke Bintang."

"Naon Dam?"

"Kamu ngajak keluar Langit tidak memberi kabar saya dulu."

"Urang kira maneh lagi sibuk sama pacar maneh si Lintang, toh keluar juga sama saya, bukan sama orang asing." Ujar Bintang.

Damar menghela nafas, benar juga, tidak ada yang perlu di khawatirkan jika Langit bersama Bintang.

"Baiklah, saya sedang di rumah sekarang, ada barang yang perlu di ambil."

"Ya sok we di lanjut, urang lagi asyik maen jeung barudak."

Barudak= anak kecil

"Hati-hati Tang, titip Langit ya."

" Siaapp."

Sambungan di tutup, Damar kembali turun ketika sudah mendapatkan apa yang ia butuhkan, kemudian balik ke kantor.
















To Be Continue »»

I Don't Know How I Feel || Jeongbby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang