ADA APA DENGAN PAK BENO?

170 19 0
                                    


Hari ini Hari dimana Damar berangkat dinas ke luar kota selama tiga hari. Seperti biasa damar dan langit berangkat kerja bersama, namun hari ini, damar akan lebih sibuk mengurus keberangkatan bersama para staff yang terpilih. Keberangkatan di jadwal pada sore hari, jarak tempuh sekitar empat jam.

"a bintang gak ikut ya mas? Langit kira ikut." Damar menggeleng. "Tidak, tapi kemarin bintang pengen banget ikut, cuma ini urusan bisnis bukan rekreasi semata, jadi yang tidak berkepentingan dilarang ikut." Jelasnya.

Langit mengangguk. "Langit juga ingin ikut tau, tapi langit kan cuma karyawan biasa, jadi mana mungkin boleh." Ujarnya.

Damar mengusap pipi lelaki sipit didepannya itu. "Kita bisa jalan-jalan sepulang mas dari luar kota."

Langit menganggukkan kepala nya cepat, tanda ia senang. "Serius mas? Mau mau!"

Damar terkekeh. "Kalau begitu sekarang kita berangkat, nanti kesiangan."

Mereka berdua pun berangkat bersama menuju kantor.

-----


"Nanti pulang sendiri ya? Atau mas minta bintang untuk antar kamu pulang."

Kini mereka baru saja tiba di parkiran. Keduanya masih berada di dalam.

"Mas, langit sudah besar, bisa kok pulang sendiri, taksi ada, grab ada." Damar tau langit sudah besar, tapi selama tujuh tahun mereka tinggal bersama, semakin kesini membuat rasa khawatir terkadang muncul saat langit tidak berada didekatnya.

Langit adalah anak dari sahabat orangtua Damar, karena kedua orangtua mereka sudah tidak ada, jadi Damar dan Langit saling menjaga dan merangkul satu sama lain. Bukan waktu yang sebentar untuk rasa itu hinggap di dalam hati Damar, hanya saja ia masih menganggap hal itu adalah bentuk kasih sayang dirinya pada langit, yang sudah damar anggap sebagai adiknya sendiri.

Beda hal lagi dengan perasaan langit pada lelaki yang lebih tua itu, sudah lama dirinya memendam rasa ini, takut kalau di ungkapkan, mereka akan menjadi asing satu sama lain.

-----

"Ciee langit bareng pak Damar terus nih? Kalian pacaran ya?" Ucap salah satu rekan kerja langit.

Teman yang lain menimpali. "Loh kamu belum tahu? Langit dan pak Damar kan tinggal serumah, mereka sudah seperti adik kakak."

Langit hanya bisa tersenyum mendengar rekan-rekannya bercerita. "Kita sudah seperti saudara, jadi jangan aneh kalau kita terlihat dekat." Ujarnya.

"Haha saudara ya? Ternyata bukan hanya mas damar yang menganggap hubungan ini sebatas kakak dan adik, orang lain juga seperti itu." Batinnya.

" Seru nih, nimbrung dong."

Ketiga nya menoleh pada sumber suara.

"Pak Beno, selamat pagi. " sapa mereka.

Beno 31 tahun, bertubuh jangkung, atletis dan berkulit putih, jabatan sebagai designer.

"Pagi, lagi asyik ya, boleh ikutan dong." Ucapnya sambil tersenyum.

"Ah, sedang mengobrol biasa saja pak." Jawab salah satu dari mereka.

"Oh iya langit, sore ini kamu ada waktu kosong tidak?" Atensi nya teralihkan kepada lelaki sipit tersebut. Langit mengangguk. "Saya mau ajak kamu makan malam di resto favorit saya, gimana?" Tanya Beno.

Langit sebenarnya mau, toh di rumah nanti dia sendiri, mas damar nya itu tidak ada, tapi ia harus izin terlebih dahulu.

"Boleh pak, tapi saya mau izin dulu."

Beno menjawab di barengi senyum. "Oh iyaa silahkan, kalo boleh saya saja yang izinkan kamu."

"Ah, tidak perlu pak, biar saya saja sendiri."

"Baiklah, kalau begitu boleh saya minta no kamu?" Sambil menyodorkan handphonenya.

Langit mengangguk, kemudian di beri no nya pada senior nya itu.

Setelah itu Beno kembali ke atas,langit dan lainnya pun kembali bekerja.

"Ciee langit kayaknya pak beno suka sama kamu tuh." Ucap wanita berambut pendek.

"Iyaa, beruntung banget si langit dikelilingi lelaki-lelaki tampan." Timpal rekan lelaki nya.

Langit mengibaskan tangannya. "Ah engga, jangan berpikiran terlalu jauh."

"Kalau begitu boleh kah aku minta bantu kamu untuk dekat sama pak damar?"

Langit terkejut mendengar ucapan wanita berambut pendek tersebut. Apa maksud nya?

"Kalau itu aku engga bisa, kamu bisa mencoba nya sendiri." Ujar langit.

Mendengar jawaban itu, membuat wanita tadi cemberut.












To Be Continue

I Don't Know How I Feel || Jeongbby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang