Chapter 1

393 24 0
                                    

*Selamat Membaca*
=====

Hallo aku Shani Izzora, anak tunggal dari pasangan Arsen Wijaya dan Shinta Naomi. Aku tenaga medis disalah satu rumah sakit yang ada dibandung, aku seorang dokter bedah yang baru bekerja selama kurang lebih dua tahun .

Fyi, aku tidak memiliki kekasih kandas nya hubungan ku 4 tahun yang lalu membuat ku menutup rapat-rapat pintu hatiku. Tak ku berikan akses masuk untuk siapapun, bukan aku tak bisa moveon hanya saja aku takut untuk memulai namun gagal kembali.

Aku hanya berharap disetiap doaku aku diberikan seseorang yang mampu mendobrak pintu hatiku, seseorang yang membuatku jatuh cinta dan merasa dicintai lagi.

Author pov

Pagi hari ini begitu sendu, kota bandung diguyur hujan deras mulai tadi subuh. Cuaca tersebut membuat gadis berusia 24 tahun itu masih terlelap dibalik selimut nya yang tebal, bahkan gedoran pintu dan suara ponsel nya pun tak mengusik tidurnya yang nyaman.

Satu jam berlalu akhirnya ia terbangun juga, suara ponsel masih terdengar membuat nya segera meraih ponsel nya yang berada di atas nakas sebelah tempat tidur nya. Ia pun segera mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo Del." ucapnya seraya bersandar di headboard kasurnya.

"BUKA PINTU ATAU AKU ANCURIN INI PINTU.!!"

Mendengar teriakan diujung telfon membuat ia melemparkan ponsel nya di atas kasur, kemudian ia turun dari kasur nya dan menuju pintu untuk ia buka karena ada tamu yang sedang kerasukan didepan sana.

"Kamu tidur atau mati sih ci, sejam aku gedor-gedor pintu." Ucap sang tamu sesaat setelah pemilik rumah membuka kan pintunya.

"Lagian ngapain juga gedor-gedor pintu, ini masih pagi malah tantrum dirumah orang."

"Gimana adel gak tantrum, satu jam adel gedor adel telfon tetep aja cici gak bangun."

"Kamu bertamu dengan tangan kosong del? serius?" Tanya sang pemilik rumah sembari duduk di sofa.

"Malah tujuan adel kesini karena adel laper ci, mau minta makan sama cici." Jawab Adel dengan wajah sedihnya, sementara si pemilik rumah menatap malas padanya.

"Ci Shani, sarapan dong laper nih." Ucapnya memelas.

"Kulkas lagi kosong, gak sempat belanja. Kemarin ada operasi jadi cici pulang jam 4 subuh." Jelas Shani padanya.

"Gampang, hp cici mana?"

"Di kamar, ambil aja."

Adel pun berlari memasuki kamar Shani, sementara Shani menuju dapurnya. Mengambil sebotol air dingin dari kulkas kemudian menuangkan segelas untuk ia minum.

"Cici mau makan apa sekalian adel pesen."

"Untuk kamu aja, cici sarapan sereal."

"Sereal mulu, btw cowo yang kemarin gimana ci?"

Shani mengaduk sereal nya yang baru saja ia campur dengan susu panas yang ia buat, memikirkan tentang kejadian beberapa hari lalu.

"Cici cuma mau temenan doang Del, tapi dia malah ngajak ketemuan dong. Cici blokir langsung."

"Kejam sekali dikau ci, terus gimana?"

"Nggak mau pakai lagi aplikasi begituan, cici cuma butuh temen cerita aja. Susah banget dapatnya."

"Ci, adel punya satu lagi tempat supaya cici bisa dapat temen. Ini beneran bisa jadi temen, banyak temen yang adel kenal dari situ." Ucap Adel seraya duduk didepan Shani yang kini duduk di meja makan nya.

Semesta Yang MenyatukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang