Setelah penantian Naxia selama tiga hari akhirnya Naxia berangkat ke asrama dengan dijemput oleh pihak asrama. Asrama yang akan menjadi tempat belajar Naxia adalah asrama Albata. Asrama Albata adalah asrama campuran, asrama putra dan asrama putri tergabung dalam gedung yang sama.
Saat ini Naxia sedang berada di dalam bus dengan anak anak lainnya yang sama sepertinya, menuju asrama Albata.
"Hai" sapa gadis yang duduk disebelah Naxia
"Hai juga" balas Naxia dengan kikuk
"Ga usah kaku gitu, kenalin nama gue Aluna Ameera" ucap gadis yang ternyata bernama Aluna Ameera
"Iya, gue Naxia Violet Abraham, panggil aja Naxia"
"Oke Naxia"
"Lo tau ga cerita tentang asrama baru kita?" tanya Aluna"Engga, emang ada apa Lun?" tanya balik Naxia
"Katanya di asrama Albata itu angker loh, gue gatau betul ceritanya gimana, tapi gue denger denger dulu sempet ada kasus pembunuhan terus arwahnya gentayangan"
Setelah mendengar apa yang dikatakan Aluna, Naxia bukannya takut, tapi malah menjadi semakin penasaran dengan asrama itu.
"Jadi kenapa lo masih mau sekolah disana?" tanya Naxia yang sedikit penasaran dengan gadis disebelahnya ini
"Kenapa ya? gue penasaran sama asrama Albata" jawab Aluna dengan senyum manisnya
Setelah percakapan singkat itu, mereka sama sama diam hingga sampai ke asrama.
Bus yang mereka tumpangi pun masuk kedalam gerbang dan berhenti didepan pintu masuk aula.Fyi
Asrama Albata terdiri dari 3 lantai, jika dilihat dari atas asrama albata memiliki bentuk persegi dengan empat bangunan yang memiliki fungsinya masing masing. Saat kamu masuk dari gerbang maka kamu akan melihat sebuah pintu besar yang terhubung dengan aula di lantai satu dan ruang para guru di lantai dua. Bangunan sebelah kanan adalah asrama di lantai dua dan tiga, dan ruang makan di lantai satu. Bangunan sebelah kiri adalah kelas, tempat mereka belajar. Terakhir bangunan paling belakang terdapat dapur di lantai satu, persediaan makanan di lantai dua dan bawah tanah.Back to topik
Setelah masuk kedalam aula mereka disambut dengan senyum ramah dari pengurus asrama, tapi entah kenapa Naxia merasa selalu diperhatikan oleh pengurus asrama, dan Naxia mengabaikannya karena menganggap itu hanya halusinasinya saja.
Setelah pembagian kamar, Naxia baru tau ternyata asrama itu diisi 70% oleh murid perempuan, dan setiap kamar berisi empat orang. Kecuali kamar laki-laki yang hanya berisi dua orng per kamar.Entah sebuah keberuntungan atau bukan tapi Naxia sekamar dengan anak kepala sekolah dan juga gadis yang duduk disebelah tadi.
"Hai Naxia, ternyata kita sekamar" ujar Aluna yang langsung merangkul Naxia sok akrab
"Iya, gue ga nyangka sekamar sama lo" ucap Naxia
"Lo beruntung bisa sekamar sama gue"
"Harusnya lo yang ngerasa beruntung karena bisa sekamar sama gue"
"Huh, iyain deh"
Setelah sekian lama mereka berjalan akhirnya mereka sampai didepan kamar mereka, saat Naxia membuka pintu kamar dapat dia lihat dua orang gadis yang sudah ada didalam kamar tengah mengobrol ringan.
"hai Wen, hai Mar" sapa Aluna yang terlihat sudah akrab dengan teman sekamarnya ini
"UNAA!! OMG KANGEN BANGETT" heboh seorang gadis yang langsung memeluk Aluna dan disambut hangat oleh Ilona
"Utututu udah lama ga ketemu, gimana kabar lo?" tanya Aluna
"Baik dong" jawab gadis didepannya dengan semangat
"Eh iya kenalin ini temen sekamar kita, kalian pasti belum kenal kan"
"Hai" sapa Naxia yang akhirnya bersuara
"Hai hai nama gue Marry Allova" ucap gadis bernama Marry itu yang langsung menjabat tangan Naxia
"Gue Weena Albata" ucap gadis dibelakang Marry
"Gue Naxia Violet Abraham" ucap Naxia memperkenalkan diri
"Naxia sama Aluna mandi dulu sana, sebentar lagi kita harus ke halaman tengah" ucap Marry
"Kenakan baju asrama" ujar Weena yang akhirnya bersuara
Setelah itu Naxia dan Aluna mandi secara bergantian.
Tidak lama setelah mereka mandi terdengar suara lonceng yang menandakan waktunya berkumpul untuk makan, ternyata mereka dikumpulkan terlebih dahulu ke lapangan tengah untuk diberi arahan baru setelah itu mereka pergi ke ruang makan.
"Ternyata bener ya disini mayoritasnya perempuan" ujar Aluna
"Iya gue baru tau, gue kira sama banyaknya" ucap Naxia menimpali
"Di sini emang diutamakan yang perempuan ketimbang yang laki-laki" jelas Marry
"Kenapa ya?" tanya Naxia yang masih penasaran
"Gue kurang tau" jawab Marry
"Ayo ke kamar" ajak Weena
"Cepet banget? ke taman aja yuk" ajak Naxia
"Setelah jam delapan malam seluruh pelajar dilarang keluar dari gedung" ucap Weena memberi tau
"Kenapa?" tanya Naxia
"Itu udah peraturannya na, ikutin aja" kali ini Marry yang berucap
"Yaudah deh" ujar Naxia terdengar lesu
Setelah itu mereka berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai tiga, saat naik ke lantai tiga dapat mereka lihat lorong yang sudah sepi dengan lampu remang remang yang semakin menambah kesan horor pada tempat itu.
"Sepi banget ya" ucap Naxia memulai percakapan
"Iya, gue ga nyangka bakalan sesepi ini" timpal Aluna
"Itu udah jadi hal biasa disini, dan jangan terlalu berisik ya, ini udah jam 20.30" ucap Marry
"Kenapa" tanya Naxia yang semakin penasaran dengan asrama ini
"Ssttt" kali ini Weena yang bersuara memperingatkan mereka untuk diam, dan dapat mereka lihat sorot mata Weena yang terlihat aneh.
Setelah peringatan dari Weena lampu di lorong perlahan dimatikan, saat melihat hal itu mereka berempat langsung berlari menuju kamar mereka yang hanya berjarak sekitar 5 meter dari tempat mereka berdiri.
Saat sudah didalam kamar Naxia langsung mengalihkan pandangan nya kearah Weena meminta penjelasan, Weena yang merasa diperhatikan pun menatap balik kearah Naxia.
"Kenapa Na?" tanya Weena setelah sekian lama diam
"Harusnya gue yang nanya, ada apa dengan asrama ini?" tanya Naxia
"Gue gatau, asrama ini emang kaya gini sejak dulu" ucap Weena dengan gelengan di kepalanya
"Mending kita tidur aja, kita harus tertib dan ikuti semua peraturan yang ada disini" ucap Marry
"Bener tuh" timpal Aluna
Setelah itu mereka pergi ke ranjangnya masing-masing, saat sudah diatas ranjangnya Naxia tidak bisa tidur karena terus terpikir akan kejadian beberapa saat lalu. Bukan hanya lampu lorong yang perlahan mati tapi juga dengan penjaga gerbang yang terus menatap kearah mereka dari bawah, itu menjadi pertanyaan besar di kepala Naxia.
Karena terlalu asik memikirkan hal itu Naxia menjadi tidak bisa tidur sampai dia mendengar suara jangkrik dan serangga lainnya tidak terdengar sedikitpun, mendadak suara itu hilang tergantikan dengan suara hembusan angin yang terdengar jelas ditelinga Naxia. Naxia yang mulai takut pun mencoba untuk tidur dan setelah beberapa saat dia akhirnya terlelap.
"Dia..." ucap seseorang dengan menyeringai.
YOU ARE READING
ABRATA
Fantasy"Siapa yang akan membantu jika alam semesta sudah membencimu" •••• ‼️ Jangan lupa vote dan selalu nantikan cerita menarik dari Tomatoungu