8.

975 151 20
                                    

keduanya masih betah pertahankan hening, walau diam satu sama lain sebenarnya dalam pikiran keduanya penuh oleh tanya dan makian pada apa yang tadi terjadi diantara mereka.

Zi apalagi, rasanya ia sudah setengah sinting dengan banyaknya kata makian yang ia serapah pada dirinya sendiri dalam hati.

jika sudah begini rasanya sudah terlanjur basah kuyup, padahal harusnya bisa Zi tahan.

Marsha sendiri sama, ia merasa takut pada apa yang sudah terjadi, lebih dari itu ia takut persahabatan mereka akan rusak karena hal tadi.

"Zi.."

"Sha.."

keduanya memanggil satu sama lain secara bebarengan.

Zi berdehem,

"kenapa?" tanya Zi, secara tidak langsung mengesampingkan keinginan bicaranya lebih dulu, dan mendahului Marsha.

Marsha menggigit bibirnya gugup.

"lets forget it"  ujar Marsha pada Zi.

Zi menengok pada Marsha.

dan melihat Marsha yang menunduk tanpa mau melihat ke arahnya membuat rasa sakit menjadi- jadi.

anjing..

hela nafas Zi terdengar oleh Marsha, Zi merubah raut wajahnya seolah tidak terjadi apa- apa.

"oke" katanya singkat,

Marsha meremas ujung bajunya saat mendengar tanggapan singkat Zi itu.

perjalanan yang biasanya menyenangkan itu menjadi mencengkam, ajakan main setelah kerja kelompok yang Zi rencanakan pun jadi hangus seketika.

Zi mengendarai mobil miliknya tanpa kata, hari ini hatinya patah.













☆☆☆

Marsha menghembuskan nafasnya kasar, pikirannya berkecamuk memikirkan satu manusia yang sampai minggu malam ini tidak juga datang ke rumahnya atau bahkan mengabarinya.

Marsha merasa tidak nyaman, kenapa malah jadi seperti ini? pikir Marsha.

bukan ini yang ia inginkan, memilih bersikap menjadi pengecut karena memang rasanya begitu sulit untuk mengakui bahwa jatuh cinta pada Azizi adalah hal yang benar.

pertentangan hati dan logika membuatnya uring- uringan.

apakah memang tidak bisa hanya berjalan seperti biasanya? tanpa memiliki? tanpa kepastian? karena Marsha tidak seberani itu.

"Shaaa! sayanggg!!" dari bawah, suara mommy memanggilnya.

Marsha dengan lesu menghampiri,

"kenapa mi?" tanya Marsha pada mommy.

mommy menatap anaknya itu lama, feeling seorang ibu itu kuat, ia merasakan nuansa suram dari anaknya.

"kenapa kamu?" tanya mommy pada Marsha.

Marsha enggan menjawab, yang memang tidak akan pernah bisa jujur mengenai hal ini pada mommynya dan baba.

ia menggeleng,

"gapapaa capek aja tadi habis kerja kelompok" ujarnya berbohong.

mommy mengangguk mendengar itu.

"yaudah deh, istirahat aja kamu sana sayang" ujar mommy yang tadinya ingin meminta tolong pada anak semata wayangnya itu jadi urungkan niat.

TRAFFIC LIGHT. [ZEESHA FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang