Bab 1

35 17 0
                                    

Katrin, Inggit, Amar, Denis dan Ray adalah lima sekawan yang masih duduk di bangku SMA, mereka terpilih mewakili sekolah mereka untuk mengikuti lomba cerdas cermat antar sekolah se kecamatan tempat mereka tinggal. Kelimanya sudah berteman sejak mereka masih SMP.

Kemampuan ilmu yang mereka miliki membuat mereka harus bertahan selama beberapa minggu dalam lomba ini. Lomba yang di adakan di kota terdekat dengan kecamatan tempat mereka tinggal, membuat kelimanya memilih sebuah hotel untuk mereka tempati selama beberapi hari, dan di sinilah semuanya berawal.

* * *

Pagi ini di sebuah SMA ternama yang awalnya terlihat sepi, kini sudah mulai ramai karena kedatangan para siswa siswi, tiba - tiba terdengar sebuah pengumuman lewat pengeras suara.

"Diumumkan kepada seluruh siswa siswi yang memiliki peringkat 10 besar di kelasnya, terkhusus kelas X11.IPA, minggu depan akan diadakan lomba cerdas cermat pelajaran Matematika yang akan di adakan di kota sebelah. Mohon siswa siswi yang memiliki kriteria bersiap - siap untuk mengikuti kegiatan ini", seru suara dari pengeras suara.

"Lomba cerdas cermat!, seru banget nih kayaknya. Kamu harus ikut ya Nggit", ujar Katrin.

"Iya, aku ikut", jawab Inggit.

"Aku tidak sabar nih Nggit. Pasti seru sekali lombanya. Hitung - hitung bisa jalan - jalan juga", ujar katrin.

"Iya, aku juga sudah tidak sabar. Semoga saja semuanya berjalan dengan lancar", balas Inggit.

Hari yang di nantikan pun tiba. Sesampainya di kota, tepat pada jam 15.30 semua siswa dan sisiwi sudah selesai mengikuti lomba cerdas cermat.

Setelah acara perlombaan siang ini selesai di laksanakan, mereka berlima orang tersebut menyewa dua kamar hotel untuk mereka tempati. Memang mereka sengaja berpisah menempati kamar hotel, supaya terhindar dari Zina.

"Bagaimana ini?, Kita harus nginap dimana?, Apa kita pulang atau mencari hotel saja?. Ini sudah hampir menjelang maghrib?", tanya Denis, raut wajahnya terlihat begitu kelelahan karena otaknya di paksa berfikir untuk lomba cerdas cermat siang tadi.

"Ini sudah hampir malam, akan susah untuk kita mencari angkutan umum jika ingin kembali, lagian lomba ini masih harus di lanjutkan besok, kita harus tetap di kota ini", jawab Ray.

"Baiklah, kita tetap di kota ini saja, kita sewa hotel dan bayarnya patungan", ujar Denis.

"Aku sudah menemukan tempat yang cocok untuk kita menginap beberapa minggu ini", ujar Katrin.

"Oh ya, dimana?", tanya Ray.

"Eh, aku baru ingat. Dekat bundaran air mancur arah sana. Kemarin aku dengar katanya ada sebuah hotel yang bagus dan sederhana. Tentunya dengan harga yang murah juga untuk ukuran anak sekolahan seperti kita", jawab Katrin.

Ray menaikan salah satu alisnya. "Hotel mana Kat?".

"Hotel yang dekat sini itu loh. Dekat bundaran air mancur yang berseberangan dengan taman kota, tempatnya juga bagus", jawab Katrin.

"Kamu yakin tempatnya itu murah dan bagus?", tanya Amar.

"Aku sih cuma dengar kayak gitu, coba saja deh kita datangi tempatnya", ucap Katrin.

Kamar nomor 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang