Ch. 8

310 44 6
                                    

[Sahabat, artis]

.

.

.

"Jelaskan apa yang terjadi pada dirimu, Hinata!"

Hinata yang sedari tadi menunduk cemas kini menatap Shino yang tengah mengemudi.

"Iya, jelaskan pada kami! Kegilaan macam apa ini, Hinata?"

"Kiba sudah kubilang kau gak diijinkan bicara sebelum Hinata membuka suara."

Kiba sontak membuang muka seraya menggerutu.

Lalu dari kaca spion, Shino melirik Sasuke yang juga menatapnya lewat spion. Jika ditanya apa pendapatnya saat ini, bagi Shino pernikahan Hinata dan Sasuke sungguh tidak masuk akal. Jelas sekali diingatannya, pada hari Sasuke keluar dari altar. Mulai hari itu hidup Hinata berubah drastis. Dari pribadi yang percaya diri Hinata berubah menjadi pesimis. Sahabatnya bahkan tak mau keluar kamar selama berbulan-bulan karena banyak sekali tekanan dari keluarga besar serta media. Saat itu Shino dan Kiba begitu kelimpungan untuk menyemangati sahabatnya. Bahkan Kurenai-san -mantan dosen mereka- yang jarang mereka ditemui rela menolong. Lambat laun, dengan usaha mereka yang begitu tulus akhirnya Hinata jadi membuka diri.

Namun dari semua itu, Shino juga tak dapat mengesampingkan rasa penasarannya.

Bagaimana bisa mereka menikah?

Apa yang terjadi beberapa bulan belakangan ini selama dirinya pergi?

Shino hanya tak habis pikir.

"Karena aku yang mengemis pada Hinata." Sasuke berkata faktanya.

Sementara itu mata Shino menyipit tidak suka dan Kiba tersenyum sinis seraya mengepalkan tangannya.

"Selain brengsek, ternyata kau emang gak tau malu ya Sasuke."

Hinata terdiam sedari tadi pun akhirnya bersuara, "M-Meskipun begitu... Aku menikahi Sasuke karena kemauanku sendiri."

Shino sejenak melirik Hinata dari kaca spion. Ia memegang kemudinya keras, dan bergumam dengan nada kecewa, "Ah... Begitu."

"Tunggu! Apa aku salah dengar?" Kiba menyambar seperti kilatan petir yang penuh amarah, "Hinata kau gak mungkin lupa kan apa yang si brengsek itu lakukan padamu dulu!?"

Seketika bibir Hinata terkunci rapat, sedangkan Sasuke membeku di tempat dengan tangan yang terkepal keras. Sementara itu dua pria di depan terdiam dengan rasa penasaran yang tinggi di diri mereka.

Masa lalu telah terlewati namun kenangan pahit itu masih saja terasa di lidah.

"Dan jangan bilang kau masih menyukainya?"

"Kiba, bisakah kau diam?"

Dan ini kesekian kalinya Kiba menggerutu kesal hari ini. Sasuke pun sempat melirik istrinya saat Kiba melontarkan pertanyaan hal itu padanya. Akan tetapi, hal itu membuat Hinata tak bergeming dari rasa tenangnya.

"Saat di tempat parkir berikutnya, bisakah Shino berhenti?" sejenak Hinata melirik Sasuke seolah tengah meminta izin, "Aku mau bicara bertiga saja."

Dan begitu mobil mereka tiba di tujuan, Sasuke keluar. Di dalam mobil suasana jadi semakin tegang, akan tetapi Hinata masih terlihat tenang.

"Beberapa bulan belakangan saat kalian keluar kota, aku mengalami kecelakaan..."

Seketika itu tubuh Shino dan Kiba menegang,

"Aku menjadi korban tabrak lari, dan kejadian itu hampir merenggut nyawaku."

"La-lalu... Pelakunya gimana?"

PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang