Tahun 1890 daratan tandus Amerika, ini zaman akhir bagi para Koboi yang legendaris di daratan tangguh tersebut. Perburuan penjahat yang legendaris, menyebar luasnya sengketa tanah, dan hukum mulai memberikan perdamaian di daratan itu secara perlahan. Hingga disuatu malam, disuatu antah-berantah, cahaya biru yang memercikan listrik muncul dari perbukitan batu, menerangi langit malam selama 5 detik. Dari cahaya itu, munculah seorang wanita bertopi dan jaket merah, berjalan dengan linglung dan kemudian bersandar ke dinding batu. Sambil merapikan jaketnya, ia menyadari radio yang ada di sakunya telah menghilang. Memeriksa di lingkaran tempat ia keluar, radio yang ia cari tergeletak di tanah, terbakar dan rusak.
"Sial...sepertinya harus mencari targetku tanpa bantuan."
Lingkaran tempat ia muncul berbau seperti plastik terbakar, hawa dingin terasa berputar-putar disekelilingnya.
"Malfungsi..."gumamnya, "Kuharap ini waktu dan tempat yang benar."
Biarpun agak ragu, Tennant tetap berjalan pergi dari perbukitan itu. Malam itu sangat dingin, bintang dan bulan memberikan penerangan yang memberinya kenyamanan. Dikejauhan terlihat sebuah pemukiman besar, lengkap dengan stasiun kereta yang berdiri kokoh di samping kirinya. Tennant mempercepat langkahnya, namun tak lama ia mendengar suara gerakan dibelakangnya. Sesosok Charbuncle kecil berjalan pergi menjauhinya, namun kemudian suara binatang lain terdengar.
"Koyote." Tennant menyiapkan pistolnya.
Tapi rasa percaya dirinya langsung hilang ketika ia melihat puluhan bayangan diatas bukit, mengintainya dengan mata yang menyala.
Tennant bergegas berlari menaiki bukit, sementara para Koyote hitam mengejarnya. Kemudian ia melempar beberapa butir Berlian kebelakangnya, yang membuat ledakan-ledakan kecil untuk menakuti para Koyote itu. Tanpa tahu apakah itu berhasil menakuti mereka, Tennant memasuki pemukiman yang tampak gelap. Hanya satu bangunan yang menyala, sebuah Inn bernama Dry Silver.
Memasuki tempat itu, Tennant melihat beberapa Koboy yang sedang duduk-duduk. Suasana begitu tenang, tidak ada alunan musik, tidak ada wanita, hanya sekelompok pria yang tampak cemas dan mengantuk. Dengan santai ia duduk dihadapan bartender, ia memberikan senyuman yang hangat.
"Malam, aku mau segelas wine."
Bartender berkumis itu menuangkan wine dan memberikannya, lalu Tennant menyodorkan sebuah Berlian kepadanya.
"Simpan kembaliannya."katanya sambil tersenyum, dan Bartender meninggalkan sebotol wine dihadapan Tennant.
"Kamu darimana?" tanya Bartender itu, "Kenapa kesini malam-malam begini?"
Tennant meminum segelas wine lalu menjawab, "Aku mencari seseorang bernama Eleanor Winders. Pernah dengar?"
"Winders?" Bartender itu tampak sedang mengingat-ngingat, "Aku kenal Windsdor, Binders dan Winters. Winders, sepertinya baru dengar."
"Oh...sayang sekali." Tennant menuangkan wine lagi ke gelasnya, "Mungkin kamu kenal seseorang yang bisa...membantu wanita tersesat sepertiku?"
Tiba-tiba seorang pria datang kearahnya, "Aku bisa!"
Dengan kasar ia duduk disamping Tennant dan merangkulnya, "Wanita tersesat hah? Darimana kamu? Wangimu seperti orang Prancis."
Tennant menarik jaketnya dan menunjukan pistol di pinggangnya, seketika pria itu melepas tangannya dan duduk dengan sopan.
"Kamu benar-benar ingin membantuku, anak muda?"tanya Tennant.
"Eh...iya, maaf. Aku pernah membaca nama Winders Farmstead dari daftar perkebunan."
"Oh...menarik." Tennant meminum wine lagi, "Kamu bekerja dimana?"
"Di kantor Mayor Findleburry, aku di bagian arsip."jawab pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverse 1999 : Vigilante of Wild West (Fanfiction) Season 1
FanfictionSeorang Vigilante yang misterius meneror sebuah daratan bernama Rich Gorge, dengan meninggalkan banyak kasus pembantaian dan pembakaran. Khawatir akan keselamatan masyarakat, Mayor Findleburry mengirim para pemburu bayaran untuk menghentikan Vigilan...