Ditengah panasnya Rich Gorge, Tennant berkuda dengan kencang sembari meninggalkan jejak debu sepanjang jalan. Mengikuti arah kompas dan menyesuaikannya dengan peta, ia melihat desa Silver Lining di kejauhan. Tanpa ia sadari, para penunggang kuda yang dipimpin Elmer mengikutinya di kejauhan. Kuda mereka berwarna hitam dengan mata merah membara, bergerak cepat tanpa meninggalkan jejak di tanah. Sesampainya di Silver Lining, Tennant turun untuk memeriksa sekitar. Ia membuka jaketnya dan melepas satu kancing bajunya, keringat bercucuran deras dari wajahnya.
"Delhi tidak sepanas ini...," keluh Tennant, kemudian ia memasuki desa yang tampaknya kosong.
Tak lama, tercium bau gosong yang amis. Rumah-rumah yang ia lewati telah habis terbakar. Mencapai tengah-tengah desa, ia menemukan beberapa barel kayu berbau bubuk mesiu, dengan bekas ledakan di tanah. Selagi Tennant berkeliling di Silver Lining, Elmer dan pasukannya mengawasi dari kejauhan. Elmer yang pucat memanggil salah satu anak buahnya,
"Sundance...temanku."
"Elmer?"
"Bisakah kamu....ke Silver Lining.... ikuti orang asing...lebih dekat?"
"Tidak ada pilihan lain, ya?" Sundance menyiapkan dua Revolvernya, "Baiklah, sampai bertemu nanti."
Sundance lalu pergi, sementara Elmer mengajak pasukannya bicara lagi.
"Kita membagi grup."
Empat bawahannya mulai berkumpul.
"Butch, Emmet, denganku...Winders Manor. Hardin, Billy...ke Jeb Sawmill."
Billy angkat bicara, "Ada apa di Jeb Sawmill?"
"Vigilante..."jawab Elmer, "Hadapi dia...pastikan dia bergerak ke Winders Manor...kita kepung."
"Sekaligus bersama si orang asing?"tanya Hardin.
"Iya. Tapi...jika kalian yakin bisa...membunuh Vigilante langsung, lakukan saja."
Billy dan Hardin seketika tersenyum bahagia, mereka bergegas menaiki kuda mereka.
"Kami akan bawa kepalanya!"kata Hardin dengan semangat.
Kembali ke Tennant, ia masih mencoba mengikuti jejak kehancuran di Silver Lining. Beberapa bangunan rumah yang terbakar memiliki banyak bekas peluru, bahkan ada beberapa senapan dan revolver yang tergeletak di tanah.
"Ada pertempuran disini..."gumamnya, "Pasti ada petunjuk kemana Vigilante itu pergi..."
Disaat Tennant akan memeriksa kereta kuda, ia mendengar suara gerakan jauh di belakangnya. Dengan cepat ia berbalik dan melepaskan tembakan, pelurunya melesat dan kemudian berdenting mengenai papan besi bekas di samping rumah yang rusak. Diantara reruntuhan, keluarlah Sundance sambil mengangkat dua tangannya.
"Baiklah. Aku keluar." Sundance berjalan perlahan melewati deretan gedung kosong, mendekati lokasi Tennant.
"Kurasa mengendap-endap di kegelapan bukanlah ide yang bagus."
"Siapa kamu? Apa yang kau mau?"tanya Tennant sambil menggenggam erat pistolnya.
"Namaku Sundance Kid. Seharusnya aku mengikutimu, memastikan kamu memburu Vigilante. Entahlah, mungkin kita harus...saling membantu?"
Tennant masih waspada, ia mempertahankan posisinya seperti duel.
"Katakan padaku, tampan. Kenapa kalian ingin aku memburu Vigilante?"
"Karena walikota percaya padamu...kurasa?"
"Bukan."Tennant mengambil satu Berlian dari sakunya, "Aku tahu dia menyuruh orang asing sepertiku untuk melakukan pekerjaan kotornya, menutupi kotorannya tanpa membuat orang lain curiga. Lagipula, Vigilante adalah sebutan bagi mereka yang ingin menegakkan keadilan dengan cara mereka sendiri. Apakah aku benar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverse 1999 : Vigilante of Wild West (Fanfiction) Season 1
FanfictionSeorang Vigilante yang misterius meneror sebuah daratan bernama Rich Gorge, dengan meninggalkan banyak kasus pembantaian dan pembakaran. Khawatir akan keselamatan masyarakat, Mayor Findleburry mengirim para pemburu bayaran untuk menghentikan Vigilan...