Chapter 12 - Electric Touch

11 5 0
                                    

Othello adalah sandiwara karya William Shakespeare, ekskul drama menonton dan menggubah sedikit naskah dari versi film yang mereka tonton.

Othello, seorang jenderal tentara Venesia dalam mempertahankan Siprus melawan invasi Turki Ottoman. Ia menikahi Desdemona, seorang wanita Venesia yang cantik, lebih muda, dan kaya darinya. Sementara itu, Iago adalah prajurit sekaligus penasihat terpercaya Othello. Iago merasa pengabdiannya sia-sia karena pada akhirnya sang jenderal lebih mempromosikan prajurit lain, Cassio, sebagai letnan.

Pada ulang tahun sekolah kali ini tidak hanya ada banyak pementasan seni, seperti drama Othello, modern dance, dan band. Ada juga talkshow yang membicarakan overthinking sebagai akar dari kecemburuan dan prasangka. Guest speakernya adalah seorang psikolog dan konselor mindfulness. William Khandra.

Di ruang tunggu yang terhubung tangga menuju belakang panggung, Rika sempar berpapasan dengan William yang sedang meminta Owena untuk duduk tenang menunggunya sampai talkshow berakhir. Sesuai jadwal acara, acara itu hanya berlangsung satu jam yang kemudian ditutup drama Othello.

"Halo, Ke–ehem! Rosalie," sapa William buru-buru mengoreksi perkataannya sambil menatap jenaka seorang siswi jangkung di belakang Rika yang memakai kaus produksi seperti kru lainnya, bertuliskan 'Director'. William baru saja selesai mempresentasikan tema Kebahagiaan dari Slow Living yang diakhiri promosi program magang di perusahaan start upnya. Terbuka untuk lulusan baru maupun SMA/SMK sederajat. Pria yang menggendong Owena itu juga menawarkan lowongan magang yang sekiranya cocok untuk Rika dan Keegan—administrasi dan asisten HRD. "Kita udah punya rencana sendiri, Om," jawab Keegan seraya mengibas helai rambut palsunya.

William terdiam cukup lama dalam memproses perkataan calon aktor di depannya ini. Ketika berkunjung ke butik mendiang istrinya dan bercengkrama dengan Rika, ia sudah memiliki firasat ada yang aneh dengan teman laki-laki keponakannya itu.

Di pertemuan kedua William dan Rika di lobi sekolah tadi memberi jawaban pada setiap pertanyaan di sudut kepala pria itu.

Rahang William mengeras karena mendadak kedua wajah remaja di hadapannya melebur dan memperlihatkan rupa Violet dan Lionny. Ia sudah ikhlas dengan segala kebenaran pahit yang Violet tinggalkan di buku harian. Walaupun awalnya William merasa dijebak karena wanita yang ia nikahi tidak ingin mengandung, tetapi justru mengadopsi putri sahabatnya ... setidaknya ia bersyukur menjadi satu-satunya pengorbanan yang tidak pernah disesali Violet.

Tiba-tiba Marvel yang memerankan Iago muncul dari arah belakang. "Vincent datang! Dia ninju Jonah di bawah dan berusaha dilerai–"

"Jangan bilang Salman!" potong Keegan tidak sabaran. Ia lupa kalau sedang menyamar sampai Marvel tersentak sepersekian detik mendengar perubahan suara Rosalie.

"Tapi Salman enggak apa-apa, kan?" cecar Rika khawatir. Marvel menyahut lesu ketiganya berakhir babak belur, tetapi beruntung Romilda enggak terseret dan tetap diam di ruang rias. Sebelum latihan drama hari pertama dimulai, Salman sangat menyukai peran Othello dan optimis akan memerankannya semaksimal mungkin. Ia juga bersahabat dengan Jonah, kandidat kedua yang terpilih menggantikan Cassio—peran Vincent.

Bukan rahasia bagi seluruh angkatan sekolah, Vincent diputuskan kakak kelas, Romilda yang memainkan peran Desdemona. Sepertinya ada yang membocorkan hubungan backstreet antara Romilda dan Jonah. Namun, bukan itu masalahnya sekarang. Chika dan Kiki turut datang ke arah mereka.

"Lo bisa gantiin Cassio, kan, Rik?" titah Chika diiring Kiki yang terengah-engah. Tidak ada tokoh yang memiliki cadangan, kecuali Cassio. Kiki menepuk-nepuk pundak Chika yang diteriaki temannya itu gemas. "Iya, tahu! Gue juga lagi mikir ini siapa yang bisa gantiin Othello!" Chika mengacak rambutnya gusar. "Mana tokoh utama!"

"Gue aja," seru Rosalie. Kali ini ia sadar dengan suara berat yang meluncur dari mulutnya. "Udah cocok terdengar kayak Othello?" Keegan menunjuk tenggorokannya yang langsung dihadiahi sorakan gembira dan tepuk tangan heboh dari Chika dan Kiki.

Sementara itu, Rika meremas jemari tangannya tidak nyaman. Visinya beralih menatap panggung yang sedang disiapkan tim vendor lesu. Berarti Keegan bakal mesra-mesra terus sama Kak Romi ..., keluh Rika di dalam hati tanpa sadar.

William yang terlalu lama menyaksikan secara langsung chaos anak-anak drama di depannya pamit pulang. Ketika melewati Keegan, pria itu menyelipkan sesuatu di tangannya. "Dipakai," bisik William sembari berlalu.

Ketika sudah sepakat atas pergantian pemeran, Rika menghabiskan waktu terus-menerus membaca ulang naskah di ruang tari yang terhubung lebih dekat dengan belakang panggung. Ia tidak mau mendengar dialog dan suara mesra antara Othello dan Desdemona terlalu jelas.

Hingga tiba saat adegan terakhir. Desdemona membunuh dirinya sendiri setelah dituduh selingkuh oleh Othello, lalu muncul Iago yang mengaku dan tertawa melihat patah hati Othello—sebesar rasa kecewa Iago tidak naik pangkat sebagai letnan. Cassio berlari ke kamar Othello dan Desdemona, tetapi terlambat kedua pria itu sudah saling tusuk.

Othello tengah kesusahan menahan napas terakhirnya. "You will always–be ... a friend I love," tutur Othello menutup drama mereka dengan menghunuskan belati ke dadanya sendiri. Cassio mematung di tempat tepat setelah pengakuan sayang dan kecupan lembut pada matanya. Rika hapal dialog Keegan. Seharusnya laki-laki itu mengucapkan 'A friend I treasure', tetapi tidak.

Kepala Othello terlempar jatuh di atas lantai, sedangkan tubuhnya masih dipangku Cassio. Tangan kedua sahabat itu memang bertaut, tetapi embun yang secara alamiah menggenangi kedua penglihatan Cassio perlahan memudar. Ia melihat sebuah pin yang tersemat di balik rompi cokelat Othello.

Bros berwarna biru-kelabu. Pasangan dari 'Mr. Perfectly Fine' Violet, yakni milik William. 'Missy Perfectly Fine'.

Hukum Realitas - A Novelette [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang