PART 1

20 2 0
                                    

Ini kisah bukan sembarang kisah. Diambil dari kisah nyata. Nyata nya halu, maksudnya.
Oke, tidak usah basa basi. Langsung saja. Mari!

_______

🦋

Suara helaan nafas lega terdengar dari seluruh penghuni Gereja saat kegiatan penyematan cincin oleh kedua pengantin di depan altar sana. Senyum merekah terpancar dari orang orang yang menyaksikan acara pernikahan itu. Meski terbilang privasi, namun tamu undangan mereka tak bisa dibilang sedikit. Terlebih tamu dari pihak laki-laki.

"Aduh, aduh! Mama seneng banget dapat mantu yang cantik banget kayak Kiarra ini." Celetuk seorang wanita berdandanan cantik memeluk pengantin wanita dengan gembira.

Setelah acara pemberkatan dan pertukaran cincin selesai, kini acara sesi berfoto sedang dilaksanakan.

Elena Anastasya Adelart, ibu dari mempelai pria dengan antusias mengapit lengan Kiarra, sang menantu, saat giliran mereka yang berfoto untuk dijadikan sebuah album nantinya. Senyumnya yang lebar menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini.

Berbeda dengan kedua pengantin yang memasang wajah datar. Sama sekali enggan menebar senyum.

Kiarra Istari Andreas

Gadis yang menjadi salah satu pemeran utama di acara ini. Tatapannya seolah tak berminat sama sekali dengan acara ini. Sama seperti pria disampingnya.

Metteo Albumi Adelart.

Satu lagi pemeran utama di acara ini yang menjadi pengantin pria. Ekspresi nya sama sekali membuat orang bingung. Apakah lelaki itu senang atau tidak. Wajahnya sama sekali tak menampilkan raut apapun kecuali, datar dan dingin.

"Al, senyum dong, sayang!" Decak Ellena melihat wajah datar putranya itu.

"Udah jangan dipaksa, nanti anaknya ngambek." Celetuk seorang pria bersetelan formal memberitahu istrinya.
Adelart Marley Davinshen. Pria itu menatap malas ke arah Albumi yang menatapnya datar.

______


"Jangan berharap apapun di hubungan ini!" Tekan Albumi mencengkram dagu Kiarra. Dapat Kiarra lihat raut marah yang kental dari ekspresi laki-laki itu.

Kiarra terkekeh sinis. "Berlaku juga buat lo. Ini hanya pernikahan diatas kertas. So urusan gampang kalau buat mengakhiri." Balas Kiarra santai sembari menepis kasar tangan Albumi di dagunya.

Gadis itu berlalu menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar hotel yang akan menjadi tempat mereka bermalam untuk malam ini. Mengabaikan tatapan tajam Albumi yang mengarah pada setiap pergerakannya.

30 menit gadis itu habiskan di dalam kamar mandi. Lalu melangkah keluar dengan pakaian yang sudah lengkap seperti akan pergi. Beruntungnya, orang tua mereka memilih pulang kerumah ketimbang menginap bersama di hotel ini.

Ia mengabaikan tatapan menghunus Albumi padanya.

Kiarra, gadis itu tampak sudah siap setelah berkutat dengan beragam alat make up nya.

Tak ada suara sama sekali antara mereka. Albumi memperhatikan jam yang sudah pukul sepuluh malam.

Kiarra beranjak keluar dari kamar itu. Persetan dengan tidak sopan dengan suami karena tidak izin. Lagi pula cowok itu tampak tak peduli, buktinya ia tak bersuara.

Albumi, cowok itu tampak mengeraskan rahangnya. Berkali-kali ia menyadarkan dirinya bahwa ini bukanlah mimpi, seperti yang ia harapkan. Takdir nya benar-benar seperti lelucon. Bagaimana bisa ia menikah dengan seseorang yang bahkan ia tolak mentah-mentah ke hadirannya di dunia.

BUMI ISTARI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang