PART 2

15 2 0
                                    


______

"Nah, kita sudah sampai."

Pandangan Kiarra jatuh ke sebuah bangunan minimalis tapi sangat bagus menurutnya. Rumah berlantai dua dengan cat biru laut itu mampu membuat decakan kecil keluar dari mulut Kiarra.

"Yuk, yuk, yuk! Kita keluar, lihat-lihat isi rumah baru kalian." Ajak Elena antusias menarik pergelangan tangan Kiarra.

Hampir menghabiskan waktu 2 jam untuk mereka mengelilingi rumah itu. Mengenali setiap sudut ruangan di bangunan itu. Dan, jujur saja, Kiarra menyukainya.

Dan kini, mereka tengah berada di teras rumah guna mengantar Elena dan Adelart yang hendak pulang ke rumah mereka.

"Kita pulang dulu ya, kalian yang akur di sini."

"Oh, iya, Al! Nanti kamu temenin Kiarra buat belanja bulanan kalian ya, nanti papa transfer." Celetuk Elena diangguki Albumi.

Kiarra melangkahkan kakinya memasuki rumah setelah tak melihat mobil milik mertuanya lagi. Begitupun dengan Albumi.

Jam menunjukkan pukul 13.04. Mereka tadi sudah makan siang bersama kedua orang tua Albumi tadi. Kini,

Kiarra membawa koper beserta tas nya menuju kamar yang berada di sebelah kamar utama yang akan menjadi kamar Albumi tentunya.

Albumi sama sekali tak ada niatan untuk membantu Kiarra yang tampak sedikit kesulitan melangkah menaiki tangga dengan membawa barang-barang gadis itu sendiri. Lagi pula, gadis itu tak meminta.

Kiarra menghela nafas saat sudah berada di depan pintu berwarna putih. Kamar miliknya.

Sekitar satu jam ia habiskan untuk menata semua perlengkapan dan pakaian nya.

Tok tok

Kiarra mengernyit. Namun tak urung langkahnya mendekat ke arah pintu yang di ketuk.

"Siap-siap, kita ke supermarket." Setelah mengatakan itu, Albumi pergi dari hadapan Kiarra.

_____

Kiarra mendorong troli yang sudah berisi setengah itu menuju rak per-daging an.

Mengambil beberapa pack daging dengan jenis yang berbeda. Setelah dirasa cukup, ia berhenti sejenak saat melihat satu pack udah di masukkan ke dalam troli. Albumi pelakunya.

Berkeliling selama hampir satu jam ternyata membuat kaki Kiarra lumayan pegal.

Kini, ia tengah mengikuti langkah Albumi yang memasuki rak cemilan dan berbagai minuman.

Seakan teringat sesuatu, Kiarra beranjak menuju sebuah rak dimana khusus kebutuhan perempuan, kebanyakan. Mengambil beberapa jenis produk perawatan wajah miliknya yang dirasa sudah mulai menipis.

"Kakak, kakak!"

Reflek Kiarra menoleh saat merasa ada yang memanggilnya dan menarik narik ujung kaos miliknya.

"Ya? Kenapa?" Kiarra menunduk menyetarakan tingginya dengan balita perempuan yang tampak menggemaskan dimatanya itu.

"Eum, bisa minta tolong ambilin itu nggak, Kak? Soalnya aku nggak sampai!" Cicit gadis kecil itu sembari menunjuk sebuah pempers yang berada di rak paling atas.

"Itu buat adik aku, bukan buat aku. Aku tadi disuruh mamah buat ambilin pempers adek." Jelas gadis kecil itu seolah takut Kiarra mengejeknya karen masih mengenakan benda itu.

BUMI ISTARI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang