PERTEMUAN TANPA SENGAJA

5.4K 83 5
                                    

Sudah satu minggu ini Bella merasakan demam di tubuhnya naik-turun.
Beberapa obat yang sudah ia telan, tak bereaksi apapun.

Sama seperti hari-hari kemarin, saat ini Bella juga hanya meringkuk didalam selimutnya.
Ia juga tidak memiliki tenaga untuk sekedar membuka notif pesannya yang menumpuk.

Pintu Apartmennya terbuka. Ia tau, kalau bukan Alex, pasti Jonathan yang datang menemuinya.

"Bella?"

Bella terperanjat saat mendengar suara seorang wanita yang sangat tidak asing di telinganya.

"Mami?"
"Bella? Kamu sakit? Pantes telfon mami nggak ada yang kamu angkat. Udah ke dokter belum?"

Sintia- dia adalah ibu kandung Bella.
Namun entah mengapa secara mengejutkan wanita paruh baya itu mendatangi apartmen anak bungsunya.

"Belum, Bella males ke dokter"
"Ayo ke dokter, Mami nggak mau tau. Kita ke dokter sekarang"
"Come on mam, Bella cuma flu. Nggak perlu di periksa"
"Pakai jaket kamu sekarang, mana jaketmu"

Sintia membuka lemari pakaian Bella, mengambil satu jaket dari dalam sana lalu menyibakkan selimut Bella.

Dibantunya anak bungsunya itu untuk duduk di pinggir kasur. Dengan telaten Sintia memakaikan jaket pada Bella, merapikan rambutnya yang berantakan.
Dan sentuhan terakir, yaitu menyemprotkan parfum di seluruh badan Bella.

"Mami kok bisa masuk kesini?"
"Passwordnya pake tanggal lahir Mami kan?"
"Brengsek" Umpat Bella dalam hati.

Bagaimana bisa Bella lupa mengganti password pintu apartmennya.
Untung saja Sintia tidak pernah memergoki kegiatan mesumnya bersama dua teman lelakinya, Alex dan Jonathan.

"Mami baru sekarang kan dateng kesini?"
"Bella.. Mami kan sibuk sayang, kamu nggak lagi protes kan karena Mami baru kesini? Maafin Mami ya nak"
"It's okay Mam, Bella nggak protes kok. Bella tau Mami sibuk"

Sintia tersenyum. Ia menggandeng tangan Bella dan berlalu dari sana.

***

Rumah Sakit Central Medical.

Wajah pucat Bella seperti menjalar ke seluruh tubuhnya. Kini ia hanya membeku di dalam sekotak ruangan bercat putih.
Pandangannya semakin samar menatap seorang dokter yang usianya seperti sebaya dengan Ibunya, sedang menjelaskan kondisi medis dari Bella.

"Bella, dengerin tuh Dokter Dera, kamu harus istirahat"
"Iya, Mam" Sahut Bella dengan malas.
"Jika sudah 3 hari dan tidak ada perubahan, nanti bisa datang lagi ketemu saya ya, Bella" Ucap Dokter Dera mengakhiri pertemuannya.

Bella dan Sintia akhirnya beranjak dari sana.
"Kamu pulang ke rumah aja, biar Mami bisa ngurusin kamu.
Nggak ada kata penolakan ya Bella. Kamu lagi sakit. Harus pulang, makan, istirahat"

Bella tidak bisa menolak. Sintia sudah pasti akan sangat khawatir dan bawel jika Bella tidak menuruti semua arahannya saat ini.

Drrt.. Drrtt.. Drrrrttt..
Ponsel Bella tidak berhenti bergetar, sebuah panggilan masuk dari Jonathan, menyita perhatiannya.

"Hallo?" Sapa Bella setelah menggeser tombol hijau di layarnya.

"Bella? Lo dimana? Katanya lagi sakit? Gue di apart lo"
Suara Jonathan yang terdengar sedikit panik, membuat Bella bertanya-tanya.

"Lo tau darimana kalau gue sakit?"
"Gue ke kelas lo tadi, kata mereka udah 2 hari lo nggak masuk.
Terus lo dimana sekarang? Ayo ke dokter, gue temenin"

BABY DOLL BY ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang