chapter 4

3 2 0
                                    

Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria aneh

Hari sabtu, hari dimana seharusnya remaja seusia kana pergi berlibur bersama teman-temannya, kana justru menghabiskan waktu untuk melakukan pekerjaan rumah. Seperti saat ini, gadis itu sedang sibuk berkutat dengan alat masak di dapur guna menyiapkan sarapan pagi untuk azzam dan ibunya.

Dengan bahan seadanya akhirnya masakan sederhana kana sudah siap, setelah menghidangkannya di atas meja makan kana langsung beralih pada tumpukan piring kotor, bunda kana selalu menegaskan jika ia harus menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya dahulu baru bisa makan.

Dari menyapu, mengepel, mencuci baju, menjemur baju, mencuci piring, menyetrika dan melipati baju, membereskan kamar, semua kana selesaikan dalam waktu setengah hari. Lelah? Tentu saja, semua ia lakukan sendiri tanpa bantuan siapapun.

Krriuukk

Kana memegangi perutnya yang terasa sangat lapar, padahal gadis itu baru merebahkan dirinya sebentar diatas kasur. Kana beranjak menuju meja makan, saat membuka tudung saji, kana sangat kesal karena dalam waktu sekejap semuanya sudah habis tak tersisa.

Ia menghela napas gusar lalu mendudukkan dirinya dikursi, "mana udah ga ada bahan masakan lagi, gue harus makan apa" kana menjatuhkan kepalanya ke meja.

Gadis itu pun beranjak keluar rumah karena tak betah. Rumah kana sangat sepi, bukan karena tidak ada orang di dalamnya, ibu kana dan azzam setiap hari menghabiskan waktu mereka seharian di dalam kamar, mereka hanya keluar untuk makan dan mandi saja membuat kana merasa hampa dan muak.

Kaki kana menuntunnya kesebuah taman bermain anak-anak yang tak jauh dari rumahnya, di tempat inilah kana suka menghabiskan waktu. Tempat itu cukup ramai dan penuh kasih sayang, tak jarang kana memperhatikan seorang anak kecil yang sedang bermain bersama kedua orangtuanya, jujur saja kana rindu masa itu.

"ternyata ga enak ya jadi orang dewasa, mental gue masih terlalu lemah buat jalani masa-masa sulit ini" gumam kana dengan kepala tertunduk.

"kenapa jadi dewasa bisa sesulit ini? Tuntutan kehidupan terlalu banyak, apa kalo mati semua tuntutan itu bakal hilang?" tanya kana pada dirinya sendiri.

"sesulit apa sih hidup lo sampe mau mati segala?" kana terkejut mendengar suara berat seorang laki-laki di belakangnya, itu haidar.

"kakak ngapain?" tanya kana refleks saat melihat keberadaan haidar.

"kebetulan lagi keliling dan ketemu lo disini" tutur haidar beralasan, memangnya ada orang kaya yang tinggal diperumahan elit, yang jaraknya sangat jauh bisa sampai kekompleks kecil dan sempit seperti ini. Apa yang haidar cari?

"jangan pernah anggap hidup seberat itu sampe mau mati, lo ga inget sama anak dan ibu yang lo temui hari itu? Hidup mereka lebih susah, tapi mereka masih mencoba survive, ga kayak lo cemen" sinis haidar, perkataan haidar seolah berhasil menusuk hati kana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang