Chapter 3: Shishitouren

892 114 23
                                    

"Hiiragi, Hiiragi, Hiiragiiii," teriak [M/n] dengan nada yang mencolok, tanpa peduli dengan pandangan aneh dari adik kelasnya.

"Berisik, [M/n]," balas Hiiragi sambil melirik sekilas dengan ekspresi agak kesal. Dia merasa sangat malu dengan tingkah [M/n], bertanya-tanya apa yang ada di pikiran temannya itu.

Dia lebih suka [M/n] versi serius daripada petikilan macam ini. Ah, tapi dia hanya bisa memaklumi. Maklum, si rambut merah punya gangguan Bipolar.

"Jawab dulu pertanyaanku, baru aku akan berhenti," ujar [M/n] dengan keras kepala, tetap bertekad untuk mendapatkan jawaban.

Dia sangat penasaran apa hubungannya dengan Koto-chan. Jangan bilang Kotoha berpacaran dengan Hiiragi?! Pikirannya memikirkan hal yang tidak-tidak.

Sebut saja dia kepoan macam anak-anak sekolah yang suka mengghibah orang dibelakang.

Hiiragi memilih untuk mengabaikan [M/n] dan melanjutkan langkahnya dengan cepat, tangan dimasukkan ke dalam saku. Dia mencoba untuk fokus pada jalan di depannya, mencoba mengesampingkan gangguan dari temannya yang cerewet dan nyebelin.

'abaikan saja, abaikan saja dia, Hiiragi! Kau pasti bisa!' pikir Hiiragi tertekan. Dia beneran bingung kenapa dirinya bisa bertahan dan kuat dalam menghadapi bocah ajaib macam [M/n], lebih parah daripada menghadapi Umemiya coy.

Sementara itu, di sisi lain jalan, Haruka dan Baji Keisuke kW dari kelas satu terlihat sedang bertengkar kecil. Hiiragi menggerutu lelah karena harus berurusan dengan mereka juga, tetapi dia tetap memisahkan mereka berdua.

"Dia seperti guru TK," goda Suo dengan tawa kecil, membuat Nirei bergidik dan berkeringat dingin membayangkan Sakura dan Sugushita bocil diasuh Hiiragi yang galak.

[M/n], yang berdiri di dekat mereka, setuju dengan komentar Suo,

"Imajinasimu sangat imejing, Suo-chan. Tapi dia emang mirip emak-emak sih" katanya sambil menyeringai pada Hiiragi dan mendapatkan pandangan dari Suo.

"Siapa yang kau panggil emak-emak?!"

[M/n] mengabaikan komentar kekesalan Hiiragi. Dia sibuk memperhatikan adik-adik kelasnya yang imut dan menggemaskan.

"Ah, sudah lama kita tidak bertemu, [M/n]-senpai," kata Suo dengan nada antusias. Tersenyum lebar. Mereka berdua seperti udah saling mengenal lama. Oh, jangan bilang Suo adalah kekasih gelap [M/n]—

[M/n] mengangguk, menepuk kepala Suo dengan ramah. "Huum, nggak kusangka bisa bertemu lagi sama kamu," ucapnya, manik matanya melirik-lirik Nirei dan membuat orang yang ditatap tersentak gugup.

"Oh, kita bertemu lagi, Nirei... Kan?" kata [M/n] dengan sedikit ragu, berusaha mengingat nama Nirei dengan benar. Takut salah orang, kan nggak lucu dia manggil adik kelasnya dengan nama orang lain. Bisa-bisa dia mati malu.

"Y-ya, [M/n]-san! Aku Nirei!" Seru Nirei dengan cepat, matanya berbinar senang saat melihat [M/n] mengenali namanya. Dia pikir dirinya akan dilupakan. Oh, betapa beruntungnya dia!

[M/n] tersenyum tipis, 'Imut juga juga ni bocah,' pikirnya sambil menepuk kepala Nirei. Si pirang terpana dan tidak bisa berkata-kata, merasa senang karena mendapat perhatian dari salah satu idola sekolahnya.

'Aku nggak akan keramas lagi!!!' jerit Nirei dalam hati dengan tubuh gemetar kegembiraan saat rambutnya disentuh tangan orang yang ia kagumi. Ya, abaikan kegilaannya.

"kau bilang ini patroli, tapi kok daritadi kita cuman jalan-jalan? kita seharusnya melindungi kota, kan? bukankah lebih baik mencari orang-orang yang membuat masa-lah, dan mengurus mereka?" Cetuk Sakura yang mendapatkan tatapan kesal Hiiragi.

𝐂𝐄𝐑𝐁𝐄𝐑𝐎𝐒 𝐖𝐀𝐑𝐓𝐇 | HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang