29. Big Mood

1.2K 156 70
                                    

"Iya, ayo lakukan disini!" kata Geewoni senang.

Suhyeon membelalakkan matanya, "Apa yang ingin kau lakukan?"

"Apa yang kau pikirkan?" Geewoni balik bertanya.

"Tidak ada." jawab Suhyeon cepat.

Geewoni melipat bibirnya, "Aku ingin mencium bau ban mobil yang baru."

"HAH?!"

"Apa kau tuli? Aku bilang, aku mau merasakan bau ban mobil yang baru." Geewoni menatap suaminya kesal.

"Kenapa harus ban mobil, sayang?" Suhyeon mendadak bertanya lemah.

"Tanyakan pada dia!" istrinya menunjuk perutnya, lalu perut itu tampak bergerak sedikit.

"Wow dia bergerak lagi." Geewoni tersenyum senang.

Di sinilah mereka sekarang, tetap di dalam mobil karena Suhyeon memegangi ban mobil baru yang dibelinya.

Wanita itu mencium aroma ban mobil baru, "Astaga ini wangi sekali!" katanya antusias.

Suhyeon menatap ngeri pada istrinya, ia mencoba mencium ban tersebut, setelah itu ekspresinya berubah seolah akan muntah, "Kau akan menyadari betapa gilanya ini setelah melahirkan."

Geewoni mengendikkan bahunya tidak peduli, ia benar-benar menikmati aroma ban baru tersebut sampai satu jam, "Sudah, aku sudah tidak menginginkannya." katanya santai.

Suhyeon mengernyit, "Lalu, ban-nya?"

Geewoni memegang sebelah pipi suaminya, "Simpan saja untuk mobil ini. Sedia payung sebelum hujan." jawabnya santai.

Suhyeon menghela nafas, ia lebih banyak bersabar menghadapi ngidam istrinya yang bisa jadi semakin di luar nalar ke depannya. Oh iya, sebagai informasi, Haneul lebih sering bersama orang tua Suhyeon semenjak kehamilan Geewoni. Mereka sudah kembali ke rumah lama yang hanya berjarak 8km dari rumah Suhyeon.

Selang beberapa hari, Geewoni mulai merasakan ngidam yang berbeda, mereka baru kembali dari dokter untuk periksa kandungan, "Aku ingin pizza."

Suhyeon mengangguk, "Kalau begitu ayo kita beli."

"Aku mau roti pizza-nya saja, jangan dikasih toping dan saus apa-apa. Cuma rotinya." kata wanita itu.

"Oke."

Mereka mendapatkannya, roti pizza polos sesuai keinginan Geewoni, "Sekarang belikan aku permen kapas sama selai kacang."

Suhyeon mengernyit, "Oke?"

Secara ajaib, Geewoni mengoleskan selai kacang di atas roti pizza tersebut, lalu menata apik permen kapas diatas roti tersebut. Suhyeon tak habis pikir, roti itu sudah jelas asin, lalu dioles selai kacang yang gurih dan diberi permen kapas yang manis.

Dengan pipi yang menggembung, Geewoni mengulurkan sepotong pada suaminya, "Kau mau?"

Suhyeon menggeleng ngeri melihat bahan percobaan istrinya, "Aku tidak berminat, kau habiskan saja."

Geewoni tersenyum dengan mulut yang penuh, "Oke."

Suhyeon kira, hari ini dia sudah bebas dengan tingkah ajaib istrinya yang bisa terjadi kapan saja. Rupanya, tengah malam sekali ia dibangunkan.

"Oppa bangun!"

Suhyeon dengan mata yang masih mengantuk, terpaksa bangun.

"Ada apa?" tanyanya dengan suara serak.

"Aku mau ramyeon dan kimchi. Kita tidak punya itu di rumah." jawab wanita itu dengan wajah melas.

Kalau boleh jujur, Suhyeon lelah sekali dengan keajaiban istrinya di waktu-waktu yang tidak terduga.

Blissful of Renewal | soohyun jiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang