40. A Happy Ending

695 113 78
                                    

Geewoni menggenggam erat tangan Suhyeon, rasa gemetar di tangannya tak bisa dia tahan. Di ruangan operasi yang dingin, suara monitor dan persiapan tim medis menyelimuti mereka. Suhyeon yang berdiri di sampingnya mencoba untuk menenangkan, meskipun dia sendiri tak bisa sepenuhnya menghilangkan kecemasannya.

"Kamu baik-baik saja, sayang?" tanya Suhyeon dengan lembut, suaranya terdengar pelan di telinga Geewoni yang tengah bersiap untuk menjalani operasi caesar. Dia tahu betul betapa tegangnya istrinya saat ini.

Geewoni mengangguk kecil, meski rasa takut jelas tergambar di matanya. "Aku... aku takut, Oppa. Operasinya akan baik-baik saja, kan?"

Suhyeon mengangguk sambil tersenyum, meski di balik senyum itu ada kekhawatiran yang tak ingin dia tunjukkan. "Kita pasti akan baik-baik saja. Kamu kuat, dan bayi-bayi kita juga kuat."

Geewoni menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri, tapi pikirannya malah melayang ke makanan yang dilarangnya selama sembilan bulan terakhir. "Aku mau sushi," ujarnya tiba-tiba dengan suara pelan tapi penuh keinginan.

Suhyeon terkekeh, meski ada rasa tegang di dadanya. "Tentu saja, begitu semuanya selesai, aku sudah pesan paket sushi lengkap buatmu. Ada salmon, tuna, tamago, unagi, dan juga sashimi campur. Jangan khawatir, kita akan makan bersama di sini setelah kamu melahirkan."

"Janji ya?" Geewoni berusaha tersenyum, sedikit lega mendengar makanan favoritnya sudah menunggu.

Suhyeon menggenggam tangan Geewoni lebih erat, berusaha memberikan rasa tenang, meski di dalam hatinya ada ketegangan yang tak bisa dia abaikan. "Janji, sayang."

Beberapa saat kemudian, operasi dimulai. Suhyeon yang menemani di samping Geewoni terus berusaha menenangkan istrinya, sementara dia sendiri tak bisa menahan perasaan cemas melihat alat-alat bedah dan persiapan di sekeliling mereka.

Hingga akhirnya, suara tangisan bayi pertama pecah di ruangan operasi. Tangis itu menggema, menyelimuti seluruh ruang dengan aura kebahagiaan yang sulit digambarkan. Bayi pertama mereka telah lahir.

"Ini yang pertama," ujar dokter dengan senyuman, mengangkat bayi laki-laki mereka dengan hati-hati sebelum menyerahkannya kepada perawat untuk dibersihkan.

Suhyeon merasakan air matanya menetes perlahan, menatap keajaiban yang baru saja hadir ke dunia. "Sayang, lihat... anak kita," bisiknya, menggenggam tangan Geewoni yang masih gemetar.

Geewoni menatap ke arah bayi pertamanya dengan mata berkaca-kaca. "Oppa... ini dia..." suaranya hampir tak keluar, terlalu emosional untuk bisa berkata-kata.

Tak lama, terdengar suara tangisan kedua, diikuti dengan tangisan ketiga. Ketiga bayi kembar itu lahir dengan selamat, memenuhi ruangan dengan suara-suara kehidupan yang baru.

"Yang kedua sudah lahir, dan yang ketiga," ujar dokter sambil tersenyum. "Selamat, kalian sekarang resmi menjadi orang tua dari tiga bayi laki-laki yang luar biasa."

Setelah bayi-bayi itu dibersihkan, ketiganya diletakkan di dada Geewoni, yang masih berbaring lemah pasca-operasi. Perasaan haru menyelimuti seluruh ruangan. Geewoni menangis dalam kebahagiaan yang meluap-luap, sementara Suhyeon di sisinya tak bisa menahan air matanya lagi. Mereka kini menjadi orang tua dari tiga bayi laki-laki yang sempurna.

"Oppa... mereka sangat tampan..." Geewoni berbisik sambil menciumi kepala bayi-bayi mereka. "Aku bisa merasa sebahagia ini..."

Suhyeon mengangguk sambil menyeka air matanya, hatinya penuh dengan rasa syukur. "Aku juga, sayang. Mereka sempurna, seperti kamu."

Proses setelah operasi berlangsung dengan cepat. Luka operasi Geewoni ditutup, dan dia segera dipindahkan ke ruang pemulihan. Bayi-bayi mereka diperiksa dengan cermat oleh dokter dan perawat neonatal, memastikan bahwa mereka sehat dan siap untuk menemani ibunya.

Blissful of Renewal | soohyun jiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang