37. Foreshadowing

1.3K 142 43
                                    

Seoul, 14 Februari 2025

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoul, 14 Februari 2025

Geewoni mengemudi sendirian di jalan raya, mobil lamanya yang nyaris tidak pernah digunakan setelah menikah. Menikmati hembusan angin yang masuk melalui jendela yang sedikit terbuka----membiarkan angin sepoi-sepoi masuk, mengusap lembut wajahnya. Suasana yang tenang di dalam mobil membuat pikirannya melayang pada momen-momen manis yang mereka impikan bersama.
Cahaya matahari sore yang hangat menyinari wajahnya, membuatnya tersenyum kecil membayangkan kebahagiaan yang akan segera dia dan Suhyeon nikmati bersama bayi mereka yang sebentar lagi lahir.
Hari itu tampak sempurna, seolah dunia berkonspirasi untuk menciptakan momen yang indah.

Suaminya shift malam di rumah sakit, baru pulang pukul 11. Geewoni membawa beberapa ikat bunga bunga daisy atau dikenal sebagai aster--dia tau bahwa suaminya tidak akan ingat perayaan hari kasih sayang seperti ini. Jadi, dia berinisiatif membelinya.

Tiba-tiba, di tengah lamunannya, sebuah bola merah meluncur ke jalan dari trotoar sebelah kiri, diikuti oleh seorang anak perempuan yang berlari tanpa melihat sekeliling.
Geewoni dengan reflek cepat membanting setir untuk menghindari anak itu. Mobilnya tergelincir, rodanya berdecit keras, dan dalam hitungan detik, mobilnya menghantam pohon besar di tepi jalan dengan suara benturan yang menggelegar. Suara benturan keras memecah keheningan sore, disusul oleh suara kaca pecah dan logam yang melengkung. Dalam detik-detik kesadaran yang tersisa, kilasan tentang pernikahan mereka---menyeruak pada ingatannya. Kepalanya menghantam setir dengan keras sebelum semuanya menjadi gelap.

Asap mulai memenuhi kabin mobil, dan nyala api kecil mulai menjalar dari mesin yang rusak parah, mengancam akan melahap mobil dalam sekejap. Geewoni terkulai di kursinya, tak sadarkan diri, sementara api mulai merambat semakin cepat. Orang-orang di sekitar lokasi kecelakaan segera berlari mendekat, panik melihat keadaan mobil yang mulai terbakar. Beberapa orang berusaha membuka pintu mobil yang terkunci, namun sulit karena kerusakan yang parah.

"Astaga, cepat! Tarik dia keluar!" seru seorang pria sambil menarik pintu mobil dengan sekuat tenaga.

Seorang wanita menangis, "Apakah dia masih hidup? Tolong, tolong cepat!"

Mereka berteriak memanggil bantuan, beberapa dari mereka mencoba membuka pintu mobil yang terkunci. Ketegangan dan kepanikan memenuhi udara. Dengan usaha keras, mereka berhasil menarik Geewoni yang tak sadarkan diri keluar dari kendaraan yang semakin membara. Beberapa orang menggunakan jaket mereka untuk memadamkan api kecil yang mulai menjalar di pakaian Geewoni, sebelum akhirnya mereka berhasil mengevakuasinya ke tempat aman.

Seorang wanita tua memapah kepala Geewoni agar berada di pangkuannya, "ASTAGA! DIA HAMIL!"

"Cepat hubungi ambulans!" lanjut lelaki disana. Semua orang berkerumun, beberapa juga menghubungi pemadam kebakaran.

Seoul, 14 Februari 2033

Geewoni terbangun dengan keringat dingin membasahi dahinya. Mimpi buruk yang begitu nyata kembali mengganggu tidurnya malam ini. Dalam mimpinya, dia melihat bayangan kecelakaan delapan tahun lalu yang merenggut nyawa anak pertamanya. Gambaran mobil yang terguling dan tangisan tak berdaya kembali mengisi benaknya. Dia bangkit dari tempat tidur, menenangkan dirinya dengan menarik napas dalam-dalam.

Blissful of Renewal | soohyun jiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang