CHAPTER 4

970 136 20
                                    

Lanjut besok lagi, sehari satu chapter aja dah.

Lagi dan lagi jam pulang sekolah terasa sedikit membebankan untuk Carl, karena sejak tadi ia sedikit dilema pada perasaanya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi dan lagi jam pulang sekolah terasa sedikit membebankan untuk Carl, karena sejak tadi ia sedikit dilema pada perasaanya sendiri. Antra ingin mengikuti apa kata Julius atau ia lakukan sendiri. Tapi entah kenapa mendengar Julius yang bertunangan dengan sosok yang selama ini ia benci malah membuatnya sedikit kesal.

"Ayo, supir gw dah nunggu." Samuel mengkode Carl untuk jalan sedikit cepat.

Bukannya mengikuti perintah Samuel justru Carl memberhentikan langkahnya menuju lobby sekolah.

"Lo duluan deh Sam, ada yang perlu gw urus."

"Siapa? Julius lagi?" Tanya Samuel.

"Ya lo tau lah, dia emang selalu megang kelemahan gw."

Mendengar itu Samuel hanya ber-oh ria saja, ia tidak terkejut bila nama Julius keluar dari mulut Carl karena Julius maupun Carl itu memang memiliki rahasia masing-masing. Bahkan Samuel yang sudah berteman sejak kecil saja tidak pernah mengerti bagaimana hubungan kedua orang itu.

"Oke, besok gantian ya jemput gw." Samuel berjalan pergi meninggalkan Carl.

Melihat Samuel yang sudah pergi akhirnya Carl sedikit berlari ke arah parkiran, karena letaknya lumayan jauh. Kalau saja Julius sudah pulang itu akan berbahaya untuknya.

Carl itu sebenarnya sudah curiga sejak Julius menerima pertunangan itu, entah apa yang ada di pikiran pria itu bisa-bisanya menerima sosok Fiona sebagai tunangannya. Padahal Julius tahu bahwa perempuan itu adalah mahkluk yang paling ingin Carl jatuhkan.

Sesampainya di parkiran ia mendapati Julius yang sedang menyesap sebuah minuman kotak.

"Pas sekali, minumannya habis. Makanan gw datang." Lirik Julius ke arah Carl.

"Apa penawarannya?"

"Tergantung apa yang bisa lo relain buat gw, dengan gitu gw bakal ngasih yang lo mau."

"Bukannya itu malah lo lebih banyak untungnya?" Tanya Carl kesal, serius perjanjiannya jomplang seperti ini?

"Bakal gw pertimbangkan setelah lo kasih tau gw, apa yang bisa lo kasih buat gw."

Carl menghela nafas kasar, apa semua kejadian 2 tahun lalu harus ia ulangi lagi? Tapi jika bukan karena Julius mungkin dia tidak akan puas.

"Jadi?" Julius mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Carl dengan ekspresi menunggu jawaban pria itu.

"Fine." Carl mendekat ke arah Julius dan mencium bibir pria di depannya. Hanya kecupan ringan dan bagi Julius itu kurang, tapi setidaknya jawaban yang Carl berikan adalah jawaban yang Julius mau.

"Bagus, kalo kaya gini kan gw bakal ngelakuin semua hal yang lo minta." Julius tersenyum miring, ia membuka pintu mobil kursi belakang miliknya dan menyuruh Carl masuk ke dalam mobil tersebut.

CHAMPAGNE || JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang