Shikadai Nara adalah orang pertama yang menyadari Kousuke Uchiha yang kembali ke sekolah dan muncul di depan gerbang dengan wajah gembira yang tersirat. Semua orang termasuk guru kelas mereka berlari menghampiri Kousuke dengan wajah panik sekaligus lega. Anak lelaki itu kembali dengan selamat setelah membuat hampir satu sekolah gempar karena kehilangannya dua jam yang lalu.
Anko Mitarashi—guru kelas mereka menghampiri Kousuke dengan wajah panik dan keringat di seluruh keningnya. Wanita itu berkata, "ya Tuhan ... kamu tidak apa-apa? Darimana kamu Kousuke? Sensei sangat khawatir. Ya Tuhan ... Kami-sama ... apa ada yang sakit? Kamu tidak diculik kan? Atau kamu tersesat?"
Kousuke terlalu bingung harus mulai menjawab darimana. Terlalu banyak pertanyaan yang diajukan padanya dengan terburu-buru. "Aku tidak apa-apa. Maaf membuat Sensei khawatir," jawabnya pelan.
Anko menghembuskan napas lega. Ia membawa Kousuke ke kelas. "Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa. Sensei khawatir sekali tadi saat Shikadai bilang kamu tidak ada. Kami mencarimu di sekolah, tapi kamu tidak ketemu juga. Sensei khawatir karena tadi hujan lebat. Apa kamu kehujanan? Kemana kamu tadi sebenarnya Kousuke?" tanyanya setelah mereka sampai di kelas dan duduk berhadapan.
"Aku hanya mau jalan-jalan tadi, tapi di tengah jalan aku tersesat. Lalu hujan turun jadi aku meneduh sampai hujan reda dan baru kembali lagi ke sekolah. Maafkan aku, Sensei." Kousuke terlihat sangat menyesal, membuat Anko tidak tega.
"Kenapa kamu jalan-jalan sendiri? Apalagi ke luar sekolah. Bisa saja berbahaya karena di jalan banyak kendaraan dan lebih buruknya bagaimana kalau kamu diculik, dibawa oleh orang tidak dikenal? Jangan pernah pergi lagi sendiri ya, Kousuke. Kali ini untung saja kamu bisa kembali ke sekolah, bagaimana kalau lain kali kamu pergi lebih jauh dan tidak bisa kembali? Kita sangat tidak mau itu terjadi kan?"
Kousuke mengangguk. Ya, untung saja kali ini ia bisa kembali ke sekolah dan bertemu dengan orang-orang baik yang menolongnya. Sakura dan Nenek Chiyo, Kousuke ingin sekali melihat mereka lagi lain kali. Apa dia bisa? "Oh ya, mana sepatumu? Kenapa kamu memakai sandal?" tanya Anko yang baru menyadari muridnya sedaritadi memakai sandal.
"Sepatuku basah jadi aku tidak memakainya."
"Kamu kehujanan?"
Kousuke menggeleng. "Tidak, tapi sepatuku basah karena hujannya besar."
"Dimana kamu mendapatkan sandal ini kalau begitu?"
"Aku membelinya di toko kelontong tempat aku berteduh saat hujan."
"Toko kelontong dimana?"
"..."
"..."
"Aku tidak tahu namanya."
"Yah, tidak apa-apa. Yang terpenting sekarang kamu bisa kembali dengan selamat. Sensei tadi sudah menghubungi Honoka-san berjaga-jaga untuk mencarimu diluar. Sepertinya dia sedang dalam perjalanan kesini sekarang. Hangatkan dulu badanmu disini. Sensei ambilkan selimut dulu ya."
Kousuke mengangguk, menuruti perkataan gurunya. Ia kembali duduk di tempat duduknya yang terletak di sisi paling pojok kiri, tepat di samping jendela besar yang menghadap ke arah lapangan. Kousuke menggantungkan sepatunya yang basah dalam kantung plastik di kaitan yang ada di sisi mejanya. Pandangannya terarah pada langit yang perlahan mulai menjadi cerah setelah sejak siang tadi menampakkan warna kelabunya.
Kousuke menoleh ketika Sousuke, adik kembarnya menghampirinya dan duduk tepat di kursi di hadapannya. "Kou, kamu darimana saja tadi? Kamu tidak apa-apa kan?" tanyanya. Raut wajahnya terlihat penasaran. Kousuke hanya menatap adiknya datar dan menjawab dengan pelan, "apa kamu tidak dengar tadi? Aku tersesat saat sedang jalan-jalan."
"Makannya, kenapa juga kamu pergi ke luar sekolah? Sekolah ini cukup luas untuk kamu jalan-jalan sampai lelah. Kamu bisa mengelilinginya lima kali."
Karena aku tidak nyaman berada di sekolah.
"Memangnya kenapa aku tidak boleh jalan-jalan keluar?"
"Lagipula, bagaimana caranya kamu bisa keluar? Harusnya gerbang sekolah ini dijaga oleh satpam. Apa kamu menyelinap keluar?"
"Tidak ada penjaga saat aku keluar."
"Untung saja Shikadai sadar kamu menghilang, kalau tidak, mungkin kamu akan benar-benar diculik di luar sana."
Benar. Jika tidak bertemu Bibi Sakura, apa mungkin aku akan diculik? batin Kousuke. Ia melirik Shikadai yang duduk tepat disampingnya. Anak lelaki itu sedang menguap karena bosan sambil menumpangkan dagunya dengan tangan dan mata yang tertutup.
Kousuke mengenalnya. Shikadai Nara telah duduk di sampingnya selama hampir enam bulan terakhir dan anak itu hobi tidur. Dirinya selalu terlihat bosan sepanjang hari dan suka membaca buku. Kousuke seringkali melihatnya di perpustakaan.
"Ya, sepertinya aku beruntung," jawab Kousuke seadanya. Hari sudah menjelang sore dan sebagian besar anak-anak lainnya sudah pulang. Ia yakin sebentar lagi Honoka dan Shin, supirnya juga akan menjemputnya. Mereka pasti heboh, mengingat guru kelasnya memberitahu berita kehilangannya dua jam yang lalu. Kousuke membayangkan bagaimana reaksi ayahnya kali ini. Apa dia akan marah? Atau justru khawatir?
"Kousuke-kun!" Honoka berlari menghampirinya dan memeluknya erat. Wanita itu sudah seperti ibu kedua baginya sejak ayah dan ibunya cerai. Hanya Honoka yang mengurusnya dan ia merasa sedikit bersalah padanya sekarang.
"Maafkan aku ... aku tidak bermaksud membuat kalian khawatir ..." kata Kousuke pelan.
Honoka menggeleng. "Kamu kembali dengan selamat adalah yang terpenting. Lain kali saya mohon untuk tidak lagi keluar sekolah tanpa izin ya! Saya sudah bilang juga pada guru kelasmu untuk memperketat penjagaan sekolah. Syukurlah kamu tidak apa-apa, Kousuke-kun ..."
Oh, tidak. Penjagaan sekolah diperketat artinya aku tidak bisa lagi keluar dan mampir ke toko kelontong Nenek Chiyo? Kousuke menggeleng kencang. "Tidak! Jangan! Maksudku, bukan salah para penjaga sekolah aku keluar. Itu ... aku yang diam-diam keluar, Honoka-san. Jadi jangan salahkan mereka. Penjagaan mereka sudah benar kok. Tidak perlu diperketat."
"Tidak, Kousuke-kun. Meskipun itu karena kamu keluar diam-diam, tetap saja seharusnya setidaknya ada penjaga yang melihatmu. Bagaimana bisa tak ada satu orangpun yang tahu kamu keluar melewati gerbang sebesar itu? Saya tetap harus bicara pada guru kelasmu."
Oh, tidak. Kousuke tidak bisa mencegah ini. Ia mendesah kecewa, berbanding terbalik dengan Honoka yang tersenyum senang.
Ia harus mencari cara lain untuk keluar sekolah jika dirinya ingin mengunjungi Nenek Chiyo dan Sakura.
Masalahnya, tidak ada jalan lain di sekolah ini. Bagaimana caranya Kousuke keluar kalau begitu?
. . .
Tue, 24/09/03
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Deal With A Thief
Fanfiction-EIGHT- Sasuke Uchiha memiliki kehidupan yang mudah. Hidupnya selalu lancar seperti keinginannya. Ia bahagia. Sangat bahagia dengan apa yang dimilikinya dan yang berhasil didapatkannya, sampai malam di musim yang dingin itu membuat tubuhnya membeku...