Haechan Maknae 7

1.9K 127 4
                                    


"Hyuuung" Mark menolehkan kepalanya lalu menjangkau belakang kepala Haechan untuk ia usap, Haechan memeluk nya dari belakang.

"Wae??" Haechan mencebikan bibir nya.

"Kita sudah seperti kerja rodi ya Hyung" Mark menaikan alisnya sebelah.

"Kenapa begitu"

"Tidak mengenal tanggal merah, tidak tau hari libur, bahkan sekedar menghabiskan waktu dengan keluarga untuk hari spesial pun susah"

Tangan Mark, menarik tangan Haechan yang melingkar di perut nya, lalu ia bawa mangnae ilichil itu untuk duduk berhadapan dengan nya, ia berjongkok di depan si bungsu.

"Apa kita bisa protes" Haechan menggeleng, "lalu, apa kau merasa bersalah karena tidak punya waktu cukup untuk keluarga mu" Haechan mengangguk, "kalau begitu, katakan pada manager Hyung, dia pasti mengerti" Haechan kembali menggeleng, "kenapa lagi sekarang" Haechan menunduk dengan meremat tangan nya.

"Aku malah semakin merasa bersalah, saat aku bertemu mereka, pasti keadaan ku sedang tidak baik, ntah aku demam lahh, atau apalah" ujar nya sendu.

Mark tersenyum, lalu memeluk adik kecil nya itu "hei, lihat Hyung" Mark menangkup pipi Haechan, membuat bibir bocah itu mengerucut "tidak apa, kita bekerja untuk bersenang-senang juga, jika kau rindu mereka!! Katakan, kalau aku tidak bisa maka Taeyong Hyung yang akan mendiskusikan dengan manager Hyung, tidak perlu merasa bersalah pada siapa pun, kita ada untuk menghibur, kita ada untuk mengurangi beban mereka walau sekejap, mengerti" ntah merasa dirinya terhipnotis atau apa, tapi Haechan seolah menuruti Mark, dia mengangguk dengan patuh dan senyum nya yang terukir.

"Hei, ada apa ini!! Kok hawa nya kayak mellow begini" celetuk Taeil, ia memang mendengar kedua mangnae nya itu saling berbagi keluhan mereka.

"Tidak ada Hyung" Mark berdiri, Haechan mendongak menatap Taeil.

"Hyung, dimana yang lain"

"Kami menguping disini" Haechan dan Mark terperanjat, Taeil tertawa mengusak surai Mark dan satu persatu hyungdeul yang sedari tadi melihat mereka berdua keluar dengan kekehan, interaksi yang seperti ini kadang mereka rindukan, apalagi mereka sudah jarang bertemu kalau tidak menginap di dorm.

"Hyungdeul datang" Haechan langsung menggeser Jungwoo dan memeluk Taeyong, Hyung nya juga membalas pelukan Haechan.

"Tentu, kan kami rindu bocah nakal ini heum" ujar Jaehyun menarik Haechan dan gantian memeluk nya.

"Aku bukan bocah ya Hyung"

Semua Hyung nya tertawa.

"Memang kalau bukan bocah apa" tantang Doyoung, dia tidak bisa untuk tidak menggoda mangnae nya itu, mungkin kalau Haechan sudah menyalak dan berubah kesal, dia akan merasa puass.

"Ihhh, aku sudah dewasa tau"

"Dewasa yang seperti apa" sekarang malah Yuta ikut-ikutan

"Jelas aku dewasa, nanti kalau Taeyong Hyung berangkat!! Aku sudah berjanji tidak akan menangis"

"Memang iya" timpal Jaehyun

"Tentu saja" tapi setelah menyadari perkataan nya, Haechan malah menunduk lesu.

"Tidak bisakah, di tunda Taeyong Hyung" Taeyong tersenyum, lalu meminta Haechan mendekat, anak itu menurut dia membawa Haechan ke pangkuan nya.

"Aku berat, Hyung" cicit nya.

"Tidak sama sekali" Taeyong mengusap pipi tembam mangnae nya.

"Lihat Hyung" Haechan mendongak menatap wajah tampan Hyung nya, "bukannya Haechan-ie sudah berjanji pada Hyung, kau bisa menjenguk nanti!! Jadi bisa kan menepati janji mu, lagipula perkataan seorang lelaki yang harus di percaya itu kan janji nya, iya kan" Haechan menghela nafas lalu mengangguk lemah.

Ayi2 🐻(Haechan Maknae nct 127)❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang