Haechan Maknae 14

1.4K 156 4
                                    

Menatap hamparan biru yang memukau dengan awan putih menutupi samar-samar, Haechan mengembangkan senyum kala dirinya ingat kenangan yang sulit untuk ia ulang kembali. "Sedang apa kau kira-kira??" Satu gumaman lirih berhasil membuat seseorang yang baru saja masuk seketika terhenti, ia ingin mendengar lebih lagi tentang apa yang menjadi kekhawatiran anak itu.

"Kau tau, disini banyak sekali yang menyayangi ku, meskipun di awal mereka tidak menerima ku dengan baik, tapi beriring nya waktu yang kami lewati!! Mereka semua menganggap ku luar biasa" helaan nafas nya terdengar berat, dia menengadah sekali lagi "tapi di saat aku menikmati ini, justru mengingat kan ku padamu" Haechan terkekeh "betapa bodoh nya aku saat itu, yang lebih memilih menjauhi mu tanpa tau kau sudah mempersiapkan ini semua, yang mana akhirnya kau pun menghilang" setitik air mata menghiasi pipi nya, pemuda Juni itu lekas menghapus jejak nya."Hyung, aku sangat merindukanmu, ini memang jalan yang ku pilih, tapi mengingat mu, aku kini mengerti betapa berat nya hidup di dunia ini, inikah alasan nya kau memilih pergi"

"Hahhh,,," desah nya dengan senyum akan sirat kepedihan yang selama ini tidak pernah ia tunjukkan pada siapapun juga.

Orang di belakang nya mendekat dengan senyum bangga nya, ia elus rambut sewarna anggur itu dengan lembut, senyum nya berubah menjadi kekehan saat Haechan terjengit karena sentuhan nya "kenapa sore-sore begini malah melamun" Haechan menggeleng. "Hanya mengingat sesuatu" Hyung nya tersenyum lalu bertanya "tidak ingin membagi nya" Haechan rasa tidak perlu, makanya dia diam saja

"Kurasa,,, tidak perlu, hanya hal sepele kok, jangan khawatir" ujar anak itu meyakinkan. "Oke, sekarang mau ikut Hyung tidak" alis kiri Haechan terangkat "kemana??" Hyung nya itu hanya mengelus pundak nya pelan lalu mendorong adik kecil nya ke kamar mandi.

Ntah bersiap macam apa, ia tidak peduli, yang jelas hari ini maknae nya itu hanya milik nya.

"Hyung tunggu di luar" teriak Jaehyun sembari berjalan keluar kamar. Ia ingin membawa Haechan jalan-jalan saja, untuk merefresh pikiran bocah itu.




Kegelapan mulai mengerubungi langit, awan yang semula berwarna biru dengan samar putih di beberapa titik mulai berganti, senja menemani isi pikiran Haechan yang berisik, Jaehyun menghela nafas melihat maknae ilichil itu banyak diam dan menatap kosong, bahkan sebelum ia masuk kamar bocah itu tadi, dia melihat kalau Haechan nampak begitu sedih juga menangis.

"Jangan terlalu di pikirin, Taeyong Hyung sama yang lain udah ambil keputusan kok" bukan apa. Gimana Haechan ngk kepikiran, kenapa di setiap masalah harus saat dia ingin merayakan kebahagiaan nya. "Lagi-lagi, terjadi saat ulang tahunku Hyung" ruangan yang di desain menghadap bangunan lain dengan jendela transparan membuat pengunjung nya merasa nyaman dengan view yang di tampakan tidak membuat Haechan merasa begitu, ia malah asyik melamun dan memikirkan hal yang begitu menyesakan bagi nya.

"Kenapa?? Apa aku tidak layak bahagia" Jaehyun menggeleng, ia mengusap kepala Haechan dan memeluk nya. "Kau harus bahagia, siapa yang bilang kau tidak layak bahagia, masalah ini juga!! Kau tidak menginginkan nya, kita juga tidak menginginkan nya." Usapan di belakang kepala anak itu terasa begitu lembut dan menenangkan. "Kita sama-sama tau, banyak yang sudah melakukan pemberontakan dan menyuruh mereka untuk memboikot itu, yakin lah!! Perjuangan tidak akan berakhir sia-sia Haechan-ah" pelukan Jaehyun mengerat, ia juga sedih tapi Haechan yang memang anaknya paling pemikir apalagi ini memang di hari ulang tahun nya.

Pasti anak itu tidak terima, dia ingin sesekali merasakan seperti apa di rayakan dengan fans atau sekedar menyapa live seperti yang lain, tapi nyatanya sampai detik ini, mereka semua masih sibuk mengurus masalah yang dibuat oleh perusahaan mereka, ntah tangan siapa yang tidak bertanggung jawab. Hingga membuat kerja keras mereka di ujung jurang seperti ini lagi. "Aku mengajakmu kemari supaya kau makan enak di hari ini, meskipun tidak ramai seperti biasanya!! Setidaknya kita berdua cukup". Haechan tersenyum getir, para Hyung nya sibuk dengan permasalahan yang menyangkut Nct, masalah nya bukan hanya di Nct ilichil, tapi satu grup mereka.

Memang, ulang tahun Haechan di rayakan kemarin di panggung, itupun karena permintaan member dan sunflowers, tidak ada inisiatif dari staf sama sekali. Bahkan Jaemin rela menyiapkan kue nya sendiri, dia memesan yang menjadi kesukaan anak itu selama ini. Haechan rasa memang cukup, ia tidak bisa egois dalam segala hal, dunia ini tidak hanya berporos pada nya saja. "Eung, baiklah!! Untuk hari ini ayo kita bahagia" kata nya dengan senyum yang jelas di paksa kan, Jaehyun tau itu, tapi dia tidak mau kalah dengan masalah grup nya, mereka juga perlu hari ini untuk kebahagiaan adik kecil nya, jangan selalu memikirkan hal lain yang membuat perasaan nya kalut kembali, kasihan anak seceria Haechan harus selalu tertekan oleh keadaan begini.

"Oke, mau bersulam??" Tawar Jaehyun mengangkat gelas minuman nya. "Boleh??" Tanya Haechan. "Asalkan tidak terlalu banyak, kurasa masih oke" Haechan mengangguk setuju, ini hari nya!! Mari kita tinggallkan kerumitan dunia yang di ciptakan manusia egois seperti pemilik perusahaan nya sekarang ini. Dia merindukan pemilik lama dari perusahaan nya bernaung, tapi hanya sekedar memberikan dukungan saja seperti nya beliau enggan.

Bukan hanya karena pengkhianatan dari salah satu pegawai di sana saja, tapi beliau memang seperti menghilang dari mereka semua. "Aku sangat merindukanmu, ahjussi" gumam nya dalam hati.

Berat, bagi siapa pun member Nct, ini sangat berat, bahkan beberapa penggemar ikut menghujat mereka, meskipun lebih banyak yang mendukung. Tapi perkataan menyakitkan itu seolah memojokan mereka kalau pihak Nct setuju bekerja dengan brand yang kini membuat buruk citra salah satu artis SM itu.

Susah payah mereka merangkak, untuk menuai kesuksesan, namun kebahagiaan itu malah di jatuhkan dengan cara menyakitkan seperti ini, Haechan takut. Apalagi Renjun yang memang belum kembali, juga dirinya yang memang gampang memikirkan hal paling terburuk sekalipun merasa sangat tertekan.

"Kalau Hyung tinggal ke toilet sebentar, apa kau akan baik-baik saja" anggukan Haechan membuat Jaehyun ragu sebenarnya, tapi panggilan alam dari bawah sana sudah sangat menggangu. "Sebentar ya" Jaehyun menoleh ke belakang sebelum benar-benar keluar dari ruangan privasi yang hanya di isi oleh nya dan Haechan saja.

"Ahhhh, aku ingin teriak sekarang" kekehan yang biasa nya menandakan kalau mereka gemas, atau geli. Kini terdengar dari mulut Haechan yang malah terkekeh dengan wajah sedih nya, ia tuang satu sloki lalu teguk dengan cepat, ia tuang lagi. Sampai berulang dan menghabiskan setengah dari isinya, "eohh, cepat sekali habis nya" dengan mengusap kasar air matanya, pemuda yang sedang berulang tahun itu menatap nanar pada botol kaca gelap yang masih tersisa sedikit, "kau tau, aku benci mereka yang membuat kami tersiksa seperti ini, aku benci mereka yang sesuka nya membawa kehancuran dalam bentuk apapun dalam grup kami, aku benci orang yang sekarang duduk tenang di balik kursi yang dulu di duduki orang paling aku hormati di perusahaan itu, aku benci, aku sangat membencinya" ia tuang satu sloki terakhir, bersamaan Jaehyun masuk kedalam dan menatap nya horor.

"Astaga, anak ini" Jaehyun merebut gelas kecil yang ada di tangan Haechan dan menaruh nya, ia dekap bocah yang saat ini sedang menangis sesegukan itu dengan erat. "Maaf, Hyung, aku tidak tau" racau nya, Jaehyun mengelus punggung dan belakang kepala nya dengan sayang, ia belai lembut anak kecil itu.

"Sayang, sudah ya, jangan begini" ia mengingat kembali beberapa video yang beredar di media, Haechan yang begitu menyedihkan di antara banyak orang di bandara saat pulang tour bersama dreamis kemarin kembali menyayat hati Jaehyun yang begitu lembut, "kumohon, jangan lagi Haechan" bisiknya menenangkan bocah yang terus meracau tidak jelas itu.

Ia menggendong Haechan setelah anak itu benar-benar tenang, dengan tubuh besar nya Jaehyun menggendong brydal maknae ilichil itu tanpa kepayahan, ia meminta bantuan witers untuk membawa barang mereka ke mobil nya, lalu pulang ke rumah yang ia beli hampir bersamaan dengan Haechan waktu itu, ia akan merawat bocah mabuk ini sampai anak kecil bandel ini pulih kembali "aku sudah menduga kau sangat kepikiran, Hyung janji akan mengurus nya, jangan seperti ini, kau bukan hanya membuat ku sedih, tapi Hyungdeul yang lain juga sama sedihnya dengan ku, kau anak yang baik, ceria, maknae kesayangan kami, jangan sampai senyumu hilang lagi karena masalah ini, kumohon" ucap Jaehyun sembari mengelus kepala Haechan sayang, ia menyelimuti tubuh ringkih itu dengan selimut tipis yang selalu ia bawa di mobil nya, melaju dengan tenang, Jaehyun ingin membiarkan Haechan istirahat nyaman dari segala pikiran yang menyerap tenaga anak itu dan membuat nya sampai seperti ini.














Gue pengen pites SM boleh ngk sih.

Kalau aja tuh SM kayak bocil TK ya, bisa gue gites beneran.

Kesel, marah, kecewa, pengen tak hiiihhh.


Serius guys, ini nulisnya dahh lama lhooo, cuma mau up kok ya berat bgt?? Tau dehh.

Ayi2 🐻(Haechan Maknae nct 127)❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang