Haechan Maknae 21

615 165 3
                                    


"Kenapa nempel Mulu sihh??" Mark menatap Haechan horor, pasalnya anak itu sedari tadi terus mengganggu nya, ia dan member dream yang lain sebenarnya sudah tidak heran, tapi semenjak kepulangan nya bersama Jaehyun dari mengunjungi Taeyong di kamp militer, Haechan nampak aneh.

"Ishhh" bukan nya menjawab, Haechan malah pergi begitu saja, menggaruk kepalanya bingung, tiba-tiba di beberapa kesempatan Haechan nampak begitu sensitif.

"Hey, bukan maksud Hyung tidak mau kau dekati" ujar Mark menjelaskan, "hanya saja, melihat mu seperti ini aku tidak biasa" selain Renjun, memang Haechan biasanya sering menjahili nya.

Namun sekarang seperti aneh saja, anak itu mengikuti nya kemana pun tanpa membuat nya marah sama sekali, aneh kan.

"Sudah lah, aku membenci mu" melihat anak itu mengalihkan perhatian nya, membuat mau tidak mau mengalah.

"Ada apa sebenarnya, kenapa kau seperti itu" tanya Jeno penasaran.

"Apa nya, Mark Hyung saja yang selalu pilih kasih, memang apa sih beda nya aku dengan kalian" ucap anak itu dengan merengut kesal.

"Mbull, kau cemburu pada kami" tanya Jeno lagi.

"Tidak" sangkal Haechan dengan cepat, Jeno diam menatap Haechan dengan lamat.

"Serius, apa yang kau pikirkan sebenarnya" jujur, Jeno tidak ingin membahas ini, apalagi mereka masih berada di ruang tunggu begini.

Mata Haechan terlihat berkaca-kaca dengan bibir nya melengkung sedih, "sudah ku duga" gumam Jeno pelan, ia mengusap punggung Haechan pelan, lalu menarik kursi yang di duduki Haechan dengan satu tangan nya, setelah semakin dekat Jeno memeluk anak itu, dan apa yang terjadi, Haechan justru menangis keras.

Membuat semua atensi terarah pada nya, Jaemin berlari segera menghampiri mereka berdua, masih dengan Jeno yang memeluk Haechan.

"Ada apa??" Tanya Jaemin khawatir, Chenle berdiri di depan Jeno yang berarti anak itu berada di belakang Haechan, ia melihat jelas kalau punggung Hyung nya itu bergetar.

"Hyung, kau sakit" meskipun dengan nada pelan, dan nampak ke khawatiran Chenle yang begitu kentara, Haechan masih acuh dengan sekitar nya, beberapa staf juga ikut panik saat tau salah satu artis nya dalam keadaan seperti itu.

"Hey, Chan!! Maaf, ini pasti karena Hyung ya" Mark yang merasa bersalah pun mendekati Haechan mencoba untuk meminta perhatian anak itu, "hey, please don't cry, apa ada kata-kata Hyung yang menyakiti mu" ia mencoba mengintip wajah Haechan meskipun sulit, karena anak itu membenamkan wajahnya begitu dalam di dada bidang Jeno. "Nanti kau sesak, berhenti ya" masih berusaha membujuk, walau nyata nya Haechan masih kekeh sampai sesegukan, Jeno hanya diam membiarkan sahabat nya itu menangis sampai puas.

"Memang Hyung bilang sesuatu pada nya" tanya Jaemin, Mark beralih menatap Jaemin.

"Kurasa tidak ada yang menyinggung nya, tapi kenapa dia bereaksi sampai seperti ini" jawab Mark takut, ia hanya tidak siap jika Haechan sampai mendiami nya lagi seperti waktu itu.

~~~~

Dirasa Haechan mulai tenang, mereka memutuskan untuk pulang, di sisi lain hari ini memang sudah cukup larut bagi mereka jika harus terus bekerja.

"Mau aku temani" Mark masih setia menggenggam tangan Haechan, ia ingin tau. Apa memang tadi salah nya saat Haechan menangis sampai tersedu.

"Tidak perlu" ucap nya parau, suara nya seperti menghilang karena terlalu banyak menangis.

Mark yang khawatir pun hanya bisa melihat kepergian Haechan sampai maknae ilichil itu masuk kedalam kamar nya yang ada di dorm dream.

"Sudah Hyung, biarkan dia istirahat sebentar, nanti kalau anaknya sudah lebih tenang, pasti akan cerita dengan sendirinya kok" Jaemin mencoba menenangkan Mark, disini tidak ada Renjun karena pemuda china itu harus pulang untuk suatu urusan yang ntah apa, jadi Jaemin berusaha menjadi penengah di saat ada situasi seperti ini yang biasa nya Renjun adalah kunci dari perdamaian mereka.

"Ya sudah, kalian juga istirahat lah" uajr Mark sembari menepuk pundak Jaemin pelan, ia juga segera beranjak ke kamar nya, sekali lagi sebelum menutup pintu ia menoleh ke samping dimana ruangan di sebelah nya adalah kamar Haechan.

"Selamat malam, Na, selamat malam Ji-Sung dan kau juga Chenle" Jeno menjadi member yang menyusul Mark beranjak dari ruang tamu dorm mereka, setelah pindah dorm, kini semua member punya kamar sendiri tanpa harus berbagi seperti biasanya.

Terkadang beberapa dari mereka ada yang memilih pulang ke rumah pun, tidak apa. Karena sekarang mereka tidak perlu berbagi seperti sebelumnya.

"Aku lelah sekali" bisikan pelan dari namja itu terdengar begitu memilukan, di kesunyian kamar nya seperti ini, bahkan dia bisa mendengar deru nafas nya sendiri.

"Apa benar yang di katakan Jaehyun Hyung kemarin" pikiran nya berkecamuk. Dalam benak nya, dia begitu terjerumus ke jurang paling dalam hingga sangat sulit untuk nya keluar.

"Ahhh, aku tidak tau, aku tidak mau mencerna semua nya, aku benar-benar lelah" ujar nya frustasi, mata sembab nya bahkan masih begitu terlihat, bengkak dan ya hidung memerah nya seperti sedang ia terkena flu pun tak ia hiraukan.

"Maaf semua, kenapa aku jadi seperti ini sihh" ia menggumam lagi, helaan nafas nya terdengar pelan namun sangat putus asa.

"Bodoh, katanya tidak mau menyusahkan yang lain lagi, nyatanya kau masih merepotkan Lee Donghyuck" anak itu masih berperang dengan isi kepala nya sendiri.

Matanya semakin sayu, meskipun isi dalam kepala nya masih nampak riuh, tapi rasa lelah nya masih mendominasi, di bantu juga dengan insomnia yang beberapa hari ini menyerang nya kembali, mata boba itu cepat sekali terpejam, apalagi dengan kondisi bengkak begitu pasti terasa berat dan lebih nyaman untuk menutup mata nya.

~~~~

Pagi yang mendung, suasana nya juga tidak terlalu mendukung, bocah dengan rambut acak-acakan itu duduk diam memandang luar dorm nya yang nampak gelap karena awan hitam yang sudah muncul saat dirinya baru saja membuka mata.

"Ohh, sejak kapan kau bangun??" Menoleh saja tidak. "Hyuck" panggil Jaemin lagi, dengan wajah penasaran, Jaemin mendekati Haechan dan melihat nya dari dekat, "kau baik-baik saja" Haechan baru merespon nya karena terkejut.

"Mengagetkan saja" Jaemin terkekeh, ia membenahi rambut berantakan Haechan dan ia ikut duduk menatap kaca jendela yang menampakkan pemandangan luar yang sedikit gelap menurut nya.

"Mendung ya" Haechan mengangguk pelan, ia melihat Jaemin yang damai.

"Na"

"Hmm"

"Apa kau juga akan meninggalkan ku"

Jaemin menoleh, ia tidak menyangka Haechan akan menanyakan hal yang tidak terduga seperti itu.

"Maksud nya"

Menggeleng, "hanya bertanya!! Jika iya maka aku akan bersiap" ntah bersiap seperti apa yang di katakan Haechan, Jaemin tidak mengerti dengan arti perkataan itu.

"Sebenarnya apa sih yang ada di otak mu, jangan memikirkan macam-macam, kalau kau habis membaca sesuatu atau melihat sesuatu jangan membawa nya ke otak kecil mu itu, apapun yang terjadi bukan kesalahan kita" Haechan hanya termenung, jawaban Jaemin sebenarnya tidak salah, tapi Haechan merasa juga tidak benar.

"Ntahlah, kurasa otakku memang butuh distraksi"

"Akan kubawakan deterjen cair untuk mu, biar bersih sekalian" dengua Jaemin malas, Haechan hanya terkekeh.



















Sumpah, msl bgt aq🥴

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ayi2 🐻(Haechan Maknae nct 127)❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang