Zean yang baru saja turun dari tangga melihat ke arah TV yang sedang ditonton oleh Tian dan Aldo.
"Bang?" Panggil Zean dari tangga.
"Apa?" Jawab Aldo pada panggilan Zean, rintik rintik hujan yang terkena atap sangat mengganggu mereka berbicara.
"Abang hari ini gak ke rumah Ashel kan?" Tanya nya sambil menghampiri dan duduk di lantai dekat sofa.
"Enggak.. Abang free hari ini" Jawab Aldo melihat ke novel filosofi Tian.
"Zean minta abang anterin ke rumah Justin ya?" Ucap Zean melihat ke arah jendela yang dibasahi rintik rintik hujan.
"Yaudah.. Kapan?" Tanya Aldo membangkitkan diri nya dan mengambil kunci mobil.
"Sekarang aja bang!" Jawab Zean bersemangat membangkitkan diri dan bergegas ke kamar nya.
***
Zean langsung mengambil laptop, botol minum, beberapa novel, dan.. Lembaran kertas yang ikut masuk ke tas milik nya yang berwarna hitam, Zean langsung turun karena tidak mau Aldo menunggu nya lama
Saat di mobil.. Sepi.. Tidak ada suara selain mesin mobil yang beroperasi, Aldo sedang menyetir melewati hujan yang cukup deras, Tian sengaja tak ia bawa karena.. Mungkin capek pengen di rumah aja.
Zean menoleh ke arah jendela disamping Aldo yang terlihat burem."Bang" Panggil Zean mematikan AC mobil
"Buka aja jendela nya" Ucap Zean melihat lurus ke arah jalan di depan nya.Dengan segera, Aldo membuka jendela dan menikmati rintik-rintik hujan yang menyerang wajah nya.
"Sebenernya mau ngapain sih ke rumah Justin" Ucap Aldo mengerut kan kedua alis nya heran dan melihat ke arah macet.
Zean menoleh ke Aldo yang sedang memakai kacamata berwarna hitam sebelum menjawab.
"Gak.. Bukan urusan lu bang" Jawab Zean melihat ke arah luar jendela, seketika beberapa motor hitam menuju ke arah jalan kiri mengalih pandangan Zean.
"Bang" Panggil Zean melihat beberapa motor.
"Apa" Aldo menginjak gas saat lampu jalan sudah berwarna hijau.
"Kalau Zean bikin Geng Motor lu mau direkrut kan bang?" Tanya nya sambil mengambil snack di dalam tas nya.
Aldo terkekeh pelan dan melihat ke gps.
"Boleh lah gua coba coba" Ucap nya mengambil rokok.
Alis tebal Zean pun naik dan menoleh ke Aldo yang sedang fokus menyetir.
"Beneran bang?" Tanya nya bersemangat, Aldo mengangguk dan tersenyum miring sembari meminta tolong Zean menyalakan rokok.
***
Zean sampai di rumah Justin dan mengetok pintu nya perlahan, hentakan kaki yang terdengar dari dalam pintu membuat Zean menaiki alis nya tak sabar.
Justin memegang gagang pintu dan membuka nya, seketika Zean terdiam sejenak dan memasuki rumah nya.
"Lu bawa laptop kan?" Tanya Justin melihat ke tas hitam Zean yang terlihat berat, Zean pun mengangguk dan berjalan menuju sofa.
"Ok! Kita mulai design nya!" Ucap Justin bersemangat, Zean langsung membuka laptop nya dan mengeluarkan gambar jacket leather berwarna hitam.
"Mungkin kita kasih logo aja ya di belakang nya biar gak polos polos amat, bagian kantong kanan nya di kasih nama pemilik jaket" Ucap Justin memberi instruksi pada Zean untuk design jaket leather geng motor nya, Zean mengangguk paham.
"Nama nya.." Pikir Justin mengerut kan kedua alis nya.
"Arnawama Motor?" Tanya Zean memberikan ide pada Justin.
"Arti nya apa?" Tanya nya balik, Zean kemudian melihat pada laptop nya.
"Samudra Motor" Jawab Zean singkat.
"Bagus tuh!" Ucap Justin melihat pada Zean yang sedang memilih font untuk logo nya.
"Besok kita sekolah kan ya? Gua bikin poster nya aja di rumah" Ucap Zean melihat pada jaket yang ia design.
Justin mengangguk dan melihat pada design nya.
-To Be Continued-
![](https://img.wattpad.com/cover/370715716-288-k995884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Father's Motorbike [END]
Humorstory ini mengisahkan keempat bujang Sean yang ingin membangun sebuah geng motor bersama siswa yang mengikuti ekskul yang berbeda-beda.