01. Awal Perubahan

114 73 29
                                    

HAI GUYS

KEMBALI LAGII SAMA COTANNN

SELAMAT DATANG DI KARYAKU YANG KEDUA..

SEMOGA KALIAN SUKA YAAA

OH YA, CERITA INI JUGA DI IKUT SERTAKAN DI EVENT PENSI YANG DIADAKAN OLEH TEORI KATA PUBLISHING DI LAPAS PENULIS YAA...

STAY TUNE TERUS YA GUYS, TUNGGUIN SAMPE TERBITT

STAY TUNE TERUS YA GUYS, TUNGGUIN SAMPE TERBITT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading



Kehidupan baru dimulai. Setelah perpisahan itu rio tetap tinggal dirumahnya, sendiri. Begitupun dengan anak anak nya, Arin yang sudah wisuda memilih langsung bekerja diluar kota. Satya yang selalu sibuk dengan pekerjaanya hingga menginap ditempat kerja. Lisa yang masuk sekolah menengah kejuruan dengan fasilitas asrama dan Cia yang ikut bersama Liana.

Pada akhirnya mereka semua sibuk dengan kegiatannya masing masing. Namun, rio masih suka menghubungi Arin sekedar menelpon menanyakan kabar, seperti sekarang.

"Hallo?" Ucap rio memulai pembicaraan.

"Iya pa, kenapa?" jawab orang di sebrang telepon sana.

"Apa kabar nak?" Lanjut rio.

"Baik, Alhamdulillah. Bapak sendiri gimana?" Arin mulai bertanya balik.

"Bapak ga baik bak aja rin, banyak yang mau bapak bicarakan" Ucap rio lirih.

"Terlambat pak, udah sih terima kenyataan aja" Sarkas Arin.

"Semua itu hanya salah paham, Arin." Elak rio.

"Salah paham gimana pak?"

"Salah paham, biar bapak jelaskan"

"Udah deh pak, mau dijelasin bagaimana pun bapak sama ibu ga akan bisa bersama lagi." Jelas Arin.

"Engga, pasti bisa bersama lagi. Bapak mohon rin, sekali ini aja denger penjelasan bapak dulu" Ucap bapak memohon.

"Yaudah, silahkan jelasin sekarang." Titah Arin.

"Jangan disini, kita ketemu aja gimana?" Tanya rio.

"Aku sibuk." Sarkas Arin.

"Sekali ini aja nak." Mohon Rio.

"Nanti, sekarang aku sibuk." Ucap Arin.

"Yasudah, bapak tunggu kamu, segera kabari bapak kalau sudah tidak sibuk."

◇◇◇

Arin menyandarkan kepala ke dinding kamar. Menatap lurus kedepan pintu kamar kost yang tertutup itu. Pikiran nya berkelana kemana mana. Arin mulai membuka Handphone nya dan menelepon cia, sayang tidak ada balasan dari sebrang telpon sana.

Merebahkan tubuhnya diatas kasur, Arin mulai menatap kosong langit langit kamar itu, sayup sayup matanya mulai tertutup.

Detik itu juga Arin mulai tertidur pulas dan masuk ke alam mimpi nya.

Arin menyusuri Jalan yang sepi itu sendirian. Berjalan tanpa arah, tiba tiba ada seorang yang menghampirinya.

"Kenapa sendirian disini? Sudah malam" Ucap pria itu dari atas motor tua nya.

Arin hanya melirik, ia tidak punya tenaga untuk menjawabnya, Arin terlalu lelah.

"Ayo ku antar kamu pulang, bahaya sendirian disini." Ajak pria itu.

Arin hanya menggeleng, ia memperhatikan pria itu dari atas sampai bawah, Arin tidak mengenalinya. Untuk apa ikut orang yang tidak ia kenal.

"Ayo naik, aku antar. Aku antar kamu bertemu pak Rio, kamu anak beliau kan?" Ujarnya.

Arin mengankat alis keheranan, apa maksud pria itu? ucapnya dalam hati.

"Aku orang baik, aku antar kamu bertemu om Rio, mau?" Lagi, pria itu menawarkan untuk mengantar Arin.

"Ga usah, lagi pula kamu siapa? Aku ga kenal kamu." Sarkas arin.

"Tapi aku kenal kamu, Arin."

"Memangnya bapak dimana? kenapa kamu mau mengantar ku bertemu bapak?" Tanya arin.

"Karena saya tau dimana sekarang om Rio berada." Titah pria itu.

"Dimana?"

"Di rumah sakit permata." Jawab pria itu.

Arin mengedipkan mata kebingungan, apa maksud pria itu.

"Iya, beliau masuk rumah sakit, tadi beliau korban tabrakan beruntun di jalan pemuda." Jelas pria itu.

"Kenapa kamu bisa tau aku?" Tanya arin heran.

"Kamu benar benar sudah lupain aku ya?" Tanya pria itu.

Keringat bercucuran dari pelipis hingga pipi Arin, ia terperanjat bangun dari tidurnya.

Mimpi itu, Arin merasa janggal dengan mimpi itu. Sayangnya arin tadi langsung terbangun dan tidak mengingat apa apa lagi.

Ketakutan menghampiri nya, takut jika mimpi itu benar. Disisi lain ia takut Rio kenapa kenapa, tetapi disisi lain juga ia tidak mau bertemu Rio, Arin masih cukup kecewa dengan semuanya.

◇◇◇

Setelah resmi berpisah dengan Rio, Liana tinggal kembali dirumah ibu nya bersama Cia.

Memulai kehidupan tanpa sosok ayah yang mendampingi nya lagi. Cia semakin mengerti arti dari keadaan ini. Saty minggu setelah sidang perceraian selesai dan sudah diputuskan resmi bercerai, Rio sendiri menghilang dari kota ini selama beberapa bulan terakhir.

Jadi selama itu juga mereka -Rio dan anak anak nya- tidak pernah bertemu bahkan berkabar lagi.

Bahkan Arin, Satya, dan Lisa biasa saja dengan ketidak hadiran Rio di hidup nya, tidak ada yang berubah. Hanya Liana dan Cia yang merasa kehilangan.

Bahkan beberapa bulan lalu Liana juga menangisi Rio, keputusan yang ia buat sendiri yang membuatnya terpuruk.

Sebuah dering panjang menandakan ada panggilan masuk membuyarkan lamunan Liana, itu adalah panggilan dari Rio.

"Hallo" Sebuah suara lelaki yang dulu menemani hari hari nya menelusup masuk kedalam pendengaran Liana.

Liana terdiam.

Thanks for reading...

jangan lupa VOTE sebagai apresiasi buat author nyaa hehe

Spam KOMEN juga jangan sampe lupaa

AFTER 1074 DAY'S (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang