06. Masalah Baru

80 56 22
                                    

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING



Lisa terpaku melihat Rio yang terbaring kaku dengan banyak luka yang berbalut perban, hampir diseluruh tubuhnya.

Rasa bersalah menghantui lisa, ia mengira Rio hanya kecelakaan biasa, nyatanya separah ini.

Lisa mulai mrnanyakan keadaan Rio pada Satya yang baru datang dari ruang dokter "Kenapa bapak bisa separah ini a?"

Satya hanya menghela nafas berat. Ia bingung bagaimana menjelaskannya.

"Kenapa? Kok malah diam? bapak ketabrak apa gimana?" Tanya Lisa sekali lagi.

"Aa juga kurang tau jelas, tapi katanya tabrak lari."

Lisa tercengang, bagaimana bisa tabrak lari sampai se-parah ini? "Tabrak lari gimana? sampe parah banget gini?"

"Katanya adu banteng sama truk, terus bapak kepental ke trotoar." Ucap Satya menjelaskan.

Lisa hanya meringis, membayangkannya pasti sangat sakit.

◇◇◇

Lisa hanya diam diatas motor yang sedang melaju itu, tak biasanya ia diam. Lisa memikirkan bagai mana keadaan rio nanti nya, sedangkan sore ini Lisa sudah harus pulang, karena besok ia harus sekolah.

Satya yang melihat Lisa hanya diam, sedikit heran. Karena biasanya pasti lisa selalu berceloteh tidak jelas "Kamu jangan banyak pikiran."

"Gimana ga kepikiran, manusia kan punya otak buat berpikir." Balas Lisa asal.

Satya hanya menghela napas sebelum melanjutkan, "Di asrama nanti yang bener, jangan sampe kecewain ibu dan bapak. Sekolah yang fokus, jangan mikir nya kemana mana."

Lisa hanya mengangguk.

Sampai didepan gerbang Asrama nya, dengan berat hati Lisa membuka helm yang ia pakai dan mulai turun dari motor itu.

Satya hanya diam memandangi Lisa yang terlihat melamun.

Begitupun lisa, ia hanya diam melamun hingga mulai bertanya "Aa langsung pulang?"

Satya hanya menggunakan kepala nya, lalu berkata "Jangan buat masalah ya, kamu harus bisa kendaliin emosi kamu"

Lisa mengangguk sambil menyalimi tangan satya "Siap, aman kalo itu mah."

Setelahnya lisa melihat satya yang mulai menjauh dari pandangannya dan hilang dibalik belokan itu.

Lisa memasuki asrama dengan hati yang masih risau. Dia baru ingat, kalau melewatkan rutinitas malam minggunya.

Memasuki kamar asrama nya, ia langsung mengambil pakaian nya dan segera melenggang pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Lisa yang selesai membersihkan tubuhnya melihat sekeliling kamar yang cukup sepi ini sambil mengeringkan rambut nya menggunakan handuk ditangannya.

Kania, salah satu teman dekat Lisa di asrama itu bertanya "Perasaan lo pulang mulu deh, emang kenapa sih?"

"Gak papa, emang dijemput aja sama abang gue." Jawab lisa tanpa mengalihkan atensinya pada rambut yang sedang ia keringkan.

"Lah, maksud gue kenapa? Dirumah lo ada acara atau apa?" Tanya kania sekali lagi.

Lisa menghela napas sebelum menjawabnya "Emang kenapa sih? Pengen tau banget idup gue"

Kiana yang mendapat jawaban itu hanya tersenyum kikuk, tapi rasa penasaran masih mengerumuni nya, hingga lagi lagi ia berusaha ingin bergurau "Yaelah, nanya doang. Sensi amat lo, ga biasanya gini."

Lisa yang semakin risih akhirnya menjawab "Kenapa sih, kepo banget jadi orang. Bapak gue kecelakaan makanya gue disuruh pulang.

"Ohh begitu ya" Kata kiana sambil mengangguk angguk kan kepalanya.

Lisa yang tersulut emosi karena kelelahan seharian ini tidak istirahat mulai berbicara semakin kasar "Mending lo diem, gue ga butuh ditanyain sama lo."

"bisa bisa nya lo ngomong gitu ke gue?" Bentak kiana sama hal nya terbawa emosi.

Lisa menatapnya tajam, "Diem atau gue sobek mulut sampah lo itu?"

Seketika, teman teman kamar asrama yang lainnya langsung melihat ke arah Lisa dan Kiana.

Terdengar bisikan mereka yang meremehkan lisa kalo ia hanya berbicara omong kosong. "Halah si lisa, paling ga berani". "Iya tuh, orang brgitu masa iya berani sama kiana?" "Iya juga ya, secara kan kiana anak anggota DPRD" "Si Lisa mah cupu, mana berani dia" . Ucapan mereka semua sampai tepat di telinga Lisa.

Lisa tidak bisa mengendalikan emosinya lagi, hingga dengan cepat Lisa menarik tangan kiana dan membawa nya ke balkon kamar yang terbuka itu.

Kiana yang kaget, sontak berteriak "Lo mau apain gue, Lisa?"

Lisa seolah tuli, ia terus menatap kiana hewan yang akan menerkam mangsanya. "Diem, lo kira gue main main sama omongan gue?"

"Omongan apa? mereka yang ngomong, bukan gue" Ucap kiana dengan panik.

Lisa paling tidak suka ada yang mencampuri urusannya. Dan apalagi jika ada yang menanyakan tentang keluarganya, terlebih lisa baru saja pulang dari menjenguk bapak nya.

Lisa saat lelah jika digubris orang, bisa saja lebih ganas dari harimau sumatra. Dan lagi pun selain lelah, lisa juga sedari tadi sedang risau dengan pikirannya sendiri. Kiana malah datang membuat Lisa semskin emosi. Sedari tadi Lisa tahan hingga akhirnya emosi itu semakin meluap dan membuat nya tidak bisa berpikir lebih jernih.

Hingga...

BRUKK...

see you next part....

Thanks for reading

AFTER 1074 DAY'S (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang