02. Apa ini?

100 67 23
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading



Langit malam yang dihiasi bulan dan bintang itu kini diisi dengan raungan knalpot brong para kumpulan remaja yang sedang balap liar.

Seseorang dibalik masker hitam itu dengan mata elang yang ia punya melirik tajam pria disebelahnya yang tersenyum miring. Sedangakan yang ditatap oleh mata elang itu hanya tersenyum tanpa tau siapa orang dibalik masker itu.

Ready...

THREE...

TWO...

ONE...

GO...

Tiga motor itu melesat dengan kencang nya menyusuri jalanan yang cukup sepi itu. Sepi, karena kini menunjukan pukul dua dini hari. Entah apa motif dari mereka yang mengikuti balap liar ini. Mungkin ada yang hanya menyalurkan hobi nya, atau yang hanya ikut ikutan atau bahkan ada yang membutuhkan hadiah nya yang cukup besar bagi usia remaja seperti mereka.

padahal resiko nya balap liar ini sangat besar, entah itu dari kecelakaan maupun dari satgas polres yang sering kali mengadakan patroli pada dini hari.

Dideretan terdepan masi dipimpin oleh seseorang dengan masker hitam itu. Bahkan ia masih memimpin di paling depan hingga menuju garis finish.

Dan, ia berhasil sampai di garis finish dengan selamat. Kedua orang dibelakangnya tertinggal cukup jauh. Memang tidak usah diragukan lagi, skill balap liar nya ternayta makin bertambah.

Ia mulai turun dari motor nya, tanpa membuka masker yang ia kenakan. Lembaran merah bernilai itu ia terima sebagai hadiah.

Orang orang yang menonton disana mendekat mengerumuni ia dan mengucapkan selamat.

"Selamat bro, ini ya hadiahnya, thanks udah mau join dan ramein." Ucap orang yang memberinya lembaran merah itu.

Ia hanya mengangguk sebagai jawabnnya. Setelah mendapatkan apa yang ia butuhkan, ia langsung tancap gas pulang menuju asrama.

◇◇◇

"Menang, jay?" Tanya zaki dengan raut wajah sumringah.

"Kaga jak, kalah gue" Jawab lana dengan lesu.

"Ga biasanya lo begini loh, tapi gapapa bro lain kali coba lagi." Ucap zaki menyemangati.

Lana hanya mengangguk mengiyakan. Ia langsung duduk di sofa rumah zaki, menyandarkan kepalanya pada kepala sofa itu.

Kepulan asap tembakau itu mengudara di ruang yang temaram ini. Sebelah jemari nya yang hanya diam saja mulai beroprasi dengan lincahnya menggulir beranda instagram akunnya.

"Loh, ini si reno bukan sih?" Ucap nya sedikit kencang.

"Apa dah" Heran Zaki yang disebelahnya langsung mendekatkan kepala nya menuju handphone lana yang menyala.

"Oh, iya emang masuk lapas dia. Tapi gatau sih paling nanti juga ditebus." Lanjut zaki.

"Loh, kenapa? Kasus apa dia?" Tanya lana terkejut. Ia langsung memusatkan perhatian nya pada Zaki yang mulai berbicara.

"Narkoboy, emang rada bodoh bocahnya. Udah tau punya temen biadab dan ga bener semua, malah dipertahanin. Ya jadi kena sasaran jadi kambing hitam lah." Jelas Zaki.

"Ohh, kirain kenapa." Balas Lana disertai anggukan. Ia lanjut berfokus pada Handphone nya lagi.

Bosan mulai menghampiri mereka, waktu sudah menunjukan pukul tiga lebih sepuluh menit. Sudah lima batang tembakau yang ia hisap. Lana mulai mengambil satu batang tembakau itu lagi dan mulai menggapitkan nya di antara bibir nya, namun langsung zaki rampas.

"Udah gila, lo udah banyak banget malem ini doang. Bengek mampus lo" Ucap Zaki mengingatkan.

Lana hanya tersenyum tipis. Ia lalu menyandarkan tubuhnya, menatap langit langit ruang ini.

"Mau gue sakit, gue bengek juga ga bikin orang tua gue bareng bareng lagi kan zak?" Lirih lana.

"Kalo ngomong tu yang bener dikit ngapa, efek udah malem ini, udah sono tidur." Perintah Zaki.

"Tapi bener kan zak? Mau gue sakit parah sekalipun keknya mereka ga akan peduli, ego mereka tinggi banget ya zak?" Rancau Lana.

Zaki hanya mendengarkan ocehan ocehan lana yang mulai kemana mana itu.

"Kayanya ga ada kesempatan buat mereka bersama lagi gitu? Gue kangen tau, sekarang kalo di rumah juga gue cuman sendiri." celoteh Lana terus menerus.

"Iya mungkin, makanya kalo lo kesepian telepon gue aja atau pergi ke gue, gu selalu ada buat lo. Ga guna banget gue jadi temen, kalo masih buat lo kesepian" Jawab zaki asal.

"Tapi kalo gue mati, mereka peduli ga ya? apa mereka tetep pertahanin ego nya?" Ucap lana.

Makin kesini, ucapan lana sudah kemana mana, Zaki sendiri bingung apa harus menjawab atau tidak.

" Lo tetep anak mereka, ya mereka pasti peduli lah, udah udah mending lo ke atas tidur sono." perintah Zaki yang sudah muak dengan pembicaraan malam ini.

Lana langsung bernajak dari duduk nya menuju tangga yang menghubungkan dengan lantai dua itu. Lantai dua yang berisi tiga kamar, dan salah satu nya kamar yang biasa lana pakai jika menginap disini.

◇◇◇


Thanks for reading

AFTER 1074 DAY'S (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang