-PROLOG-

37 10 2
                                    

Hiiii welcome to my stories.
Jadi cerita ini murni hayalan saya ya!!!!!
Jika ada persamaan alur tolong di maklumi,saya sebagai author akan menerima kritik dan saran dari kalian (・∀・).

Happy reading everyone (◍•ᴗ•◍)

                              ✯~~✯
Di pagi hari yang cerah terlihat seorang remaja berambut panjang berwarna coklat tersebut sedang berdiri di balkon rumahnya sambil memandangi pemandangan yang terlihat dari balkon rumahnya netra tak luput memandangi sekeliling yang seakan candu ditatapnya.

Cklekkk

Terdengar suara gagang pintu yang di buka dari arah luar menampakkan sesosok tubuh seorang pria matang dangan mata elangnya yang sedang berdiri di pintu tersebut.

"Veya.."
Panggill pria itu lembut,sang pemilik nama langsung berbalik dan mengarahkan pandangannya pada pria tersebut.

"Ya pa,ada apa?"
Ucapnya sopan.

"Ayo sarapan,papa sudah masak nasi goreng untukmu"
Ucap pria tersebut yang ternyata adalah ayahnya Veya.

Jaegar Bimantara,ya itulah nama asli dari ayahnya Veya,ia adalah ayah yang baik dan bertanggungjawab.

Kini kedua orang yang berstatus sebagai ayah dan anak tersebut tengah menikmati sarapan yang telah dia siapkan oleh ayah Veya,Veya yang sedari tadi sibuk makan dan tak luput dari makan nya tampak sangat menikmati.sedangkan jaegar hanya memandangi putri tunggalnya yang tangah menikmati sarapan yang telah ia buat.

"Pa,hari ini kita ke pemakaman mama kan?"
Sebuah kalimat yang di lontarkan oleh Veya menyadarkan jaegar dari lamunannya yang membuat manik nya langsung tertuju pada sang pembicara.

"Iya,nanti sehabis sarapan kita ke sana"
Jawabnya lembut dan tak lupa memberikan secumput senyuman kepada sang anak.

Jadi,mama nya si Veya sudah meninggal, sekitar 2 tahun yang lalu,karena sebuah kecelakaan,namun kecelakaan itu tak kunjung diketahui siapa sosok pelaku yang telah menyebabkan kecelakaan hingga mengorbankan nyawa mamanya Veya.

                         °°°°°°°°°°°
Kini tampak sepasang netra yang sedari tadi tak henti hentinya meneteskan sebuah cairan bening nan jatuh ke sebuah gundukan tanah tersebut nampak membasahi nya. Sang pemilik netra tersebut tak lain adalah Veya sedang mengunjungi makan mama nya yang telah di rencanakan tadi pagi.

"Mah,Veya sama papa kangen ma.."
Ujarnya lalu memeluk nisan yang bertuliskan nama biamastika asyra ya itulah nama asli dari mana nya Veya.

"Mama,Veya janji bakalan wujudin mimpi mama yang dulu belum kecapai,Veya janji Veya ga bakal bikin Mama kecewa"
Ucapnya sendu sambil menatap gundukan tanah yang berada di depannya.

"Veya...,ayo pulang nak,ini udah mau hujan"
Terdengar teguran lembut dari sang ayah kepada putrinya,dan di balas anggukan.

"Iya pa,ma Veya pulang dulu ya,Veya bakal sering-sering ke sini kok,Babay ma"
Ucap Veya sembari berlalu meninggalkan lokasi makam sang ibu.

                          °°°°°°°°

Kini ayah dan anak itu tengah berada di dalam mobil,yang hendak menuju ke  kediaman mereka.

"Pa,Veya mau beli ayam goreng yang di pinggir jalan"
Pinta Veya ketika melihat seorang pria paruh baya tengah berjualan ayam goreng di tengah lebatnya hujan.

"Tapi ini hujan nak"
Jawab jaegar memperingati Veya.

"Pa,Veya kasian,bapak nya susah-susah nyari duit buat hidupin keluarga nya,bahkan pas hujan deras dia tetep jualan,plis pa mau ya"
Pintanya memohon kepada sang ayah.

𝐀𝐍𝐕𝐄𝐘𝐀 𝐁𝐈𝐌𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang