BAB 5

37 7 0
                                    

HAPPY READING :)


3 tahun telah berlalu. saat itu tanggal yang sama bulan yang sama tapi tahunnya berbeda. tak terasa sekarang sudah tahun ke empat mereka merayakan ulangtahun bersama.

momen yang sama, waktu yang sama. rasanya seperti Dejavu pada malam itu. karena sudah tiap tahun mereka melakukan itu dan membuatnya menjadi tradisi. bangun jam 12, saling mengucapkan dan mendoakan, dan tiup lilin secara bersama. meskipun sederhana tapi penuh dengan makna.

setelah tiup lilin mereka kembali berpelukan dan berdoa bersama. mereka selalu berharap bahwa tahun depan bisa merasakan momen ini lagi.

tahun ini Yori, indra, dan Bene sudah berumur 14 tahun. Boris dan oki sudah menginjak 16 tahun. mereka sudah semakin besar dan sudah semakin paham arti sebuah persahabatan dan makna kebersamaan.

setelah itu Yori mengambil 4 buah lukisan dan memberikan kepada teman teman nya itu sebagai hadiah ulang tahun.

"wiihh rii. kita gak ngasih kau hadiah loh. jadi ga enak ni. mana bagus kali lah lukisannya" ucap oki.

"gapapaa bang. aku juga sanbil belajar kok" jawab Yori yang merasa senang.

oki pun tersenyum lebar melihat lukisan wajahnya yang sangat mirip dengannya. Bene dan indra pun sangat terpesona dengan lukisan itu, sampai mereka tidak bisa mengatakan apa apa lagi. namun, indra salfok dengan lukisan Boris, karena berbeda dari yang lain. jika lukisan yang lain itu gambar wajah mereka yang sedang tersenyum dan tertawa. berbeda dengan Boris, walaupun yang dilukisan itu juga dirinya, tapi wajah dia tidak terlihat. lukisan itu adalah boris ketika nampak dari belakang dengan memakai kaos warna hitam dan celana pendek krem. Boris tidak masalah dengan lukisannya, justru dia malah senang dan berpikir lukisannya lebih spesial.

"lah bang kok beda? lukisan kita itu muka kita sendiri, abang kok bukan? gak lulus sensor ya. hahahaha" indra tertawa senang ketika menjahili abangnya. Bene yang melihatnya juga ikut tertawa

Boris pun hanya memasang wajah sedikit kesal dan menjitak kepala indra dan Bene. Yori pun ikut tertawa sehingga suasana disana serasa menyenangkan.

jam sudah menunjukkan pukul setengah 1. Boris memerintahkan yangain untuk tidur karena besok mereka harus sekolah. mereka pun kembali ke kamar masing masing dan pergi tidur.

sebelum tidur, Boris memperhatikan lagi lukisan yang diberikan Yori. sebelumnya dia sudah mendapatkan lukisan, dan yang ini adalah lukisan kedua yang diberikan Yori. Boris tertuju pada salah satu tanda kecil yang ada di sudut kiri bawah di kedua lukisan Yori. dia penasaran tanda apa yang selalu ada di lukisan Yori. namun dia menyimpan rasa penasarannya dan pergi tidur.

*
*
*
*
*
*

pagi tiba. namun matahari belum muncul. hari itu sedikit gelap dan udara sangat sejuk. seperti nya akan turun hujan.

pagi itu Yori dan indra sudah siap meskipun seluruh sudut panti masii sepi. mereka menuju ruang makan untuk sarapan. namun saat itu indra merasakan perutnya sangat perih.

"duh, kok perutku sakit banget ya" rintih indra kesakitan.

"kamu kenapa? semalem makan gak?" tanya Yori yang khawatir.

indra menggelengkan kepala, sebab semalam dia tidak makan karena tak sempat. "ngga. semalem gak sempet, terus ketiduran."

mendengar itu, Yori sedikit marah. dia pun langsung memberikan obat kepada indra sebelum indra sarapan.

"nih, aku ada obat diminum yaa. nanti aku buatin teh, trus kamu makan. lain kali jangan gitu lagi. sibuk juga harus sempetin makan walaupun dikit" ucap Yori sedikit tegas.

MUTIARA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang