3. Misteri mansion Jay

499 47 1
                                    

Jay bersiap-siap untuk keluar dan mencari tau tentang mansion yang dia beli beberapa hari yang lalu. Ia berjalan keluar dari kamarnya dengan memakai celana Jeans hitam yang cukup ketat di kakinya itu dan kaos hitam yang juga pas di tubuhnya.

setelah memastikan pintunya terkunci, ia mulai berjalan ke sekitar dan menemukan beberapa warga yang sepertinya sedang berkumpul dan membicarakan sesuatu. ia mendatangi kerumunan itu dan bertanya.

"permisi." kata Jay kepada beberapa warga yang ada disana untuk yang sontak menoleh kearahnya secara bersamaan.

"ada apa ya nak?" tanya salah satu dari kumpulan warga disana.

"maaf sebelumnya, saya ingin menanyakan sesuatu tentang-"

"tentang mansion yang ada disana?" tanya seorang warga sembari menunjuk kearah mansion itu dan menyela ucapan Jay yang belum selesai. melihat itu, Jay hanya kenganggukkan kepalanya. "ya, Boleh ceritakan tentang mansion itu? saya baru tinggal disana beberapa hari yang lalu dan saya mendapatkannya dengan harga yang murah."

semua warga yang ada disana diam dan kenganggukkan kepalanya beberapa saat sebelum berbicara. "mansion itu dulunya dihuni oleh satu keluarga yang kaya raya. mereka mempunyai anak laki-laki yang sepertinya seumuran denganmu. mungkin lebih tua setahun darimu. Namun pada suatu hari kedua orangtuanya meninggalkannya sendirian untuk pergi keluar negri karena urusan bisnis." Jay terus menyimak dengan serius dan tidak menyela sedikitpun.

"Mereka meninggalkan anaknya sendirian dirumahnya karena anaknya sedang kuliah dan sedang menjalani ujian. lalu saat anak itu pulang dari universitas tempat ia belajar, datang sekelompok orang yang langsung menyerbu dan mulai membunuhnya dengan membabi buta. selang 15 menit kabar anak laki-laki yang dibunuh itu sampai pada orangtuanya, kecelakaan juga menimpa kedua orangtuanya dan juga membuatnya tewas." jelas orang itu panjang lebar.

"lalu apa arwah anak itu masih ada disana?" tanya Jay dengan penasaran.

"masih. arwah anak laki-laki itu dikabarkan masih berada disana dan menghuni mansion itu. semua warga di sini tidak pernah mendekat atau bahkan lewat didepan mansion itu karena arwah anak itu yang sering terlihat. Arwah itu akan selalu mengganggu orang yang menempati mansion itu dan pernah menewaskan nyawa seseorang yang menempati mansionnya."

Jay diam dan menatap kearah warga itu sembari tampak memikirkan sesuatu sebelum warga itu kembali berbicara.

"sebaiknya kau juga segera pergi dari sana, nak. mungkin arwah itu belum menampakkan wujudnya padamu. tapi sebelum terlambat kau harus menyelamatkan dirimu sendiri atau nyawamu akan melayang dan nasib buruk akan menimpamu seperti yang terjadi terakhir kali. kita tidak akan tau apa yang akan terjadi kedepannya."

Jay menganggukkan kepala dan mengucapkan terimakasih sembari pamit untuk kembali ke mansionnya.

"baiklah, terimakasih atas informasinya. saya pamit." kata Jay yang dibalas anggun oleh warga disana.

"jika ada masalah ataupun perlu bantuan, jangan segan-segan untuk meminta bantuan pada kami. kami akan selalu membantu." kata warga itu lagi yang dibalas anggukan oleh Jay.

Jay melangkahkan kakinya dan kembali menuju mansion yang ia beli itu. sesampainya disana, ia langsung membuka pintu mansion itu dan masuk kekamarnya.

Jay merebahkan tubuhnya diatas kasur sembari mengambil ponsel dan hendak menceritakan apa yang ia dengar tadi dari warga sekitar. Namun dengan tiba-tiba ponselnya terlempar dengan cukup keras hingga sedikit retak dengan sendirinya.

Jay menatap sekeliling dan melihat sesosok bayangan hitam yang memang sudah ia lihat beberapa kali. "ck! ganggu aja lo, setan!" kata Jay sembari mengambil ponselnya yang kini sudah sedikit retak dan menyadari bahwa aura disekitarnya menjadi lebih dingin.

"iya! gue gak jadi kasih tau sahabat gue!" Jay meletakkan ponselnya di atas meja nakas dan duduk disana sembari diam selama beberapa saat. entah darimana dia mendapati dirinya menjadi lebih berani daripada biasanya.

Jay merasakan aura dingin yang masih berada disekitarnya dan ia merasakan aura itu yang semakin dekat dengannya.

"lo mau apa, hah? jangan deket-deket ama gue! gue gak Sudi-" ucapan Jay terputus ketika merasakan aura yang semakin mencekam dan tampak semakin marah.

"ah, maaf. gue gak bermaksud." kata Jay dan ia merasakan bayangan sosok itu yang mulai menjauh.

merasakan dirinya yang sepertinya sudah aman, Jay bernafas lega dan menatap langit-langit mansion itu sembari memikirkan apa yang terjadi. Jay tampak diam dan mengarahkan pandangannya kearah jam beker diatas nakas yang sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi, namun ia sudah mengantuk.

"gini banget idup." gumam Jay dan memilih untuk tidur tanpa membuka ponselnya karena kejadian tadi.

GHOST? HeeJay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang