Part 6

8 2 0
                                    

Setelah puas dengan leher jenjang Cinta, kini bibir Al turun kepundak Cinta. Mengecap dengan rakus pundak sang istri tanpa ampun. Tangan Cinta yang berusaha untuk melepaskan kepala Al dari pundaknya tertahan oleh tangan kekar Alderich. Tubuhnya terkukung didalam dekapan Alderich yang bertubub besar.

"Om... hikksss kenapa tante Cinta digigit" Teriak suara bocah yang terdengar hampit menangis.

"Mama... papa.... oma ... opa...hilkksss om Al jahat..." Teriaknya histeris sambil menangis.

"Ehhh bocah.. ngapai masuk kesini?? Ehh pake nangis lagi?" Tanya Alderich tak suka. Ehmm mengganggu saja

"Ada apa?" Tanya mama Mita cemas mendengar teriakan Shaka yang melengking dan histeris.

"Om Al jahat Oma" Adunya.

"Om Al kamu kenapa?" Tanya mama Mita yang kali ini menatap Al dengan tatapan membunuh. Walaupun Alderich adalah anaknya tapi tahta utama dirumah ini adalah sikembar, anak dari sahabatnya Arsya.

"Om Al gigit tante Cinta" tangisnya sambil menunjuk kearah Cinta yang tersenyum meringis, canggung karena langsung ditatap mama mertuanya. Bukan hanya mama mertuanya saja tapi sepasang suami istri orang tua sikembar dan juga papa mertuanya.

"Al... kamu apain mantu mama?" Tanya mama Mita kesal.

"Gak di apa-apain ma"

"Boong... Om Al gigit lehel tante Cinta.. liat itu di lehel tante Cinta ada bekas gigitan Om"

Alderich segera menutupi tubuh istrinya, dia baru sadar kalau pakaian Cinta sedikit terbuka dibagian bahunya karena ulahnya barusan.

"Hehehe itu bukan digigit sayang, tapi di kecup" Jelas Arsya.

"Tapi itu ada lukanya papa" Jelas Shaka berusah menunjuk kearah leher Cinta yang sudah ditutupi Alderich.

"Lukanya nggak sakit kok, tapi malahan enak"

"Arsya... ihhh... kok ngomong gitu didepan Shaka" Protes Arisya kesal. Bisa-bisanya suaminya itu ngomong frontal didepan anaknya yang masih kecil.

"Digigit kok enak sih papa?"

"Ehhh bocah... jangan banyak tanya, masih kecil juga" Protes Al.

"Kalian kok masih betah disana sih?" Teriak Al mengusir. "Mau nonton gue buat anak apa?" Ucapan Alderich membuat Cinta memukul bidang dadanya dengan keras. Dia tampak kesal dan juga malu karena sedetik kemudian semuanya kompak tertawa kecil.

"Ayo keluar... tuh perjaka mau melepaskan keperjakaannya" Goda sang papa membuat Arsya tertawa meledak. Sang mama dan juga Arisya hanya bisa menggeleng sambil tertawa tertahan, mereka tidak mau kalau nantinya Cinta akan merasa canggung.

"Ayo..." Ajak mama sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Alderich yang menatap papanya dengan tatapan permusuhan.

"Lepasin dulu ya Cin, gue mau kunci pintu" Ucap Alderich tanpa basa basi karena dari tadi Cinta menenggelamkan kepalanya di dada Alderich karena malu.

"Nanti kita sambung lagi" Bisik Alderich yang langsung ngacir kearah pintu dan menguncinya dan memastikan beberapa kali kalau tidak ada lagi yang bisa membuka pintu kamarnya dan mengganggu aktivitasnya bersama Cinta, istrinya.

"Cinta... ehh... kemana dia?" Tanya Alderich bingung. Barusan tadi dia meninggalkan Cinta di tempat tidur, kok sekarang nggak ada.. nggak mungkinkan dia keluar lewat jendela.

"Kamu dari mana?" Tanya Al sedikit kesal saat Cinta keluar dari toilet.

"Toilet..." Cinta tersenyum tipis.

Alderich mengejar Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang