Part 4

12 2 0
                                    

Alderich berdiri dengan gelisah di salah satu ruangan yang berada di sebuah gedung tempat dia melangsukan akad nikahnya.

Iringan pengantin wanita sudah tiba satu jam sebelum iringan pria sampai disana, tapi Alderich tidak di perbolehkan melihat Cinta. Mama, papa dan papa Cinta melarang Al untuk menemui Cinta. Mereka bilang Al harus bersabar.

"Al, bisa nggak sich jangan seperti setrikaan gitu.." cerewet Arisya.

Matanya lelah melihat sahabatnya itu mondar mandir tidak jelas dihadapannya. Rasanya Arisya ingin mengikat Alderich di tiang biar bisa tenang.

"Mama, Om Al kok mukanya pucat gitu.. kok seperti vampire yach" ucap Syana sambil menatap Al dengan seksama.

"Haaa... muka Om pucat ??" Al bergegas berlari ke arah kaca yang tidak jauh darinya. Dia menatap ke arah wajahnya yang terlihat berbeda karena di make up.

Pucat !!!

Tidak juga.. tapi sedikit putih dibandingkan lehernya.. apa ini kelihatan aneh ??? Apa terlihat seperti vampire ??

"Hustt jangan ngomong gitu nanti.."

"Mama...." teriak Al. Belum juga Arisya selesai memperingatkan Syana, Al sudah mulai berulah. Kali ini semua orang pasti akan dibuat repot oleh mama dan anak yang selalu penuh drama itu.

"Ada apa Al.."

"Liat.. kata Syana, Al seperti Vampire"

"Nggak kok.."

"Tapi liat, kok wajah Al dan leher Al beda gini.. sudah seperti topeng aja"

"Topeng monyet" Sela Syana yang langsung dibekap mulutnya oleh Arisya biar tidak mengeluarkan kata-kata yang bisa mengacaukan suasana.

"Tuch liat, Syana bilang Al mirip topeng monyet.." rengek Al seperti Shaka kalau lagi minta coklat tapi tidak diberikan Arsya.

"Make up stylist mana !!" Bentak mama.

Tuch kan... benar !!! Bakal kacau nie acara kalau ibu dan anak ini mulai berulah.

"Arisya" panggil Arsya pelan di balik pintu. Dengan pelan Arisya berjalan menuju ke arah Arsya dengan instruksinya agar tante Mita dan Al tidak menyadari kepergiannya.

"Ada apa ??" Tanya Arisya khawatir melihat Arsya yang tampak cemas.

"Cinta.."

"Ada apa dengan Cinta ??" Tanya Al yang tidak tau sejak kapan dia berada diantara Arisya dan Arsya.

"A, gue tanya Cinta kenapa ??" Bentak Al yang merasa ada sesuatu yang terjadi dengan calon istrinya.

Bukannya menjawab, Arsya malah memberikan secarik kertas yang sedari tadi dia sembunyikan.

"Apa ini??"

"Baca.."

Al menatap kertas yang ada di tangan Arsya. Apa ini surat Cinta ??

Ahh.. ternyata Cinta romantis juga pake beri surat segala.

Maafin gue Al..

Gue nggak bisa menikah dengan lo..  Tidak terjadi apa-apa di malam itu dan lo nggak harus bertanggung jawab. 

Gue bersumpah demi mendiang almarhumah ibu gue..  Kita berdua tidak melakukan kesalahan besar yang mencoreng nama besar keluarga kita. 

Dengan sangat emosi Al meremas surat yang ditinggalkan Cinta sebelum dia melarikan diri.

"Al.. " Panggil Arsya yang berusaha menenangkan Alderich yang tampak marah dan frustasi.  Bagaimana tidak,  di detik-detik menjelang pernikahannya calon pengantinnya malah meninggalkannya. 

Alderich mengejar Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang