chapter twenty two

728 98 13
                                    

✧^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_♪_⁠_⁠_⁠_⁠^✧

The path she follow not yours all

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The path she follow not yours all

→→→→✧♪✧←←←←

 huek..

 " ya ampun name.. "

 cairan kental berwarna merah itu keluar lagi dari mulutnya, ini sudah yang ke tiga kalinya selama latihan dengan meliadoul hari ini.

" istirahat saja sekarang. kita lanjut besok. " ucap meliadoul memberikan sapu tangan pada name, gadis itu menerimanya.

 " sudah 39%, hanya perlu 11% lagi. " Ucap meliadoul mengingatkan.
" Bagaimana aku bisa mencapai 100%? " Tanya name.

" Itu pun jika aizen memberimu 50% nya, saat ia mati. "

setelah name kabur dari renatus hari itu, entah apa yang membuat pihak biro sihir ingin sekali menemukan gadis itu sampai mengerahkan visioner mereka sendiri untuk mencari name.

 name pun yang sedang bersembunyi di tempat meliadoul terheran-heran setelah mendengar berita itu dari sang tuan rumah. hari ujian akhir sehari lagi dan name hanya perlu bersembunyi sampai hari itu.

 " kembalilah ke kamarmu. " ucap meliadoul, name mengangguk. ia meninggalkan ruangan latihan menuju kamarnya. sesampainya ia di sana langsung merebahkan diri.

 latihan yang meliadoul berikan bukan melatih fisik seperti mash di masa depan nanti, meliadoul melatih konsentrasi name pada darahnya dan darah musuh.
   awalnya name menganggap ini mudah nyatanya tidak, sekalinya tidak fokus akibatnya ia muntah darah. matanya perlahan menutup hendak menuju alam mimpi.

 " just let me in.. "

 refleks name membuka matanya kala mendengar suara itu, ia mendudukkan dirinya. netra ungu lilacnya melirik seluruh sudut ruangan itu. tidak ada apapun, tapi hawanya tidak mengenakkan.

" aku berada di sini lho.. kau mencari siapa? "

 name refleks menoleh kearah suara itu, di lihatnya aizen yang menatapnya dari langit-langit ruangan, dengan keadaan terbalik.

" apa yang kau lakukan disini? " tanya name, aizen lalu turun dan mendekat pada name. tangannya membelai pipi gadis itu dengan lembut.

" aku selalu ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri..  sukida yo name. " ucap aizen. name menepis tangan lelaki itu, menarik kerah bajunya dan mendorongnya sampai dinding.

 aizen menatap tenang netra ungu lilac yang sama sepertinya, kedua pipi name memerah tapi matanya berkaca-kaca. entah ekspresi apa yang ia tunjukkan pada aizen. sekali lagi tangan lelaki itu membelai pipi name.

Poisoning Song ft. ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang