22.45
Beberapa orang berlalu lalang menikmati musim dingin yang terakhir, dimana salju turun menghiasi naungan langit gelap di London. Marlowe menghirup udara segar, jaket dengan bulu bulu halus nya menghangatkan tubuh dengan kain yang melilit di sekitar leher nya.
Di balik kaca yang cukup gelap. ia menikmati espresso panas di gelas kaca bermotif kucing Persia. Marlowe menyeruput nya, bersandar pada kursi kayu bernuasa coklat dengan kedua kakinya yang menyilang rapih.
"Kau sudah duduk terlalu lama sayang, apa kau tidak merasakan keram ataupun panas pada pantat mu?" seorang perempuan bersuara, menghampiri Marlowe lalu duduk pada kursi kosong tepat di sebelahnya.
Marlowe menjawab dengan helaan nafas, menatap sejenak perempuan yang merupakan istri nya. kemudian netra nya kembali pada luar kaca.
"Ntah lah, tapi aku suka duduk bersantai menikmati secangkir espresso sambil melihat sekerumpulan manusia berlalu lalang." Jawab Marlowe jelas. "Ah ya, dimana anak itu? apa sudah tertidur?" Marlowe menambah kan.
Kylie mengangguk, menunjukkan seulas senyum kepada sang suami. sebelum menjawab, ia menarik kursi yang ia duduki. mendekat kepada Marlowe lalu tangannya meraih tangan besar untuk di peluknya.
"Sudah, kau tahu? dia merengek meminta padaku agar Selena dapat tidur bersamanya."
Lelaki bermarga Frederick tergelak, "Itu artinya dia menyayangi Selena, jika dia merengek lagi aku akan meminta Regan untuk meminjamnya satu malam." Balas Marlowe santai, tangan satunya ia alihkan untuk mengusap punggung tangan Kylie.
"Regan akan marah besar jika kamu meminta putri kecilnya dengan mudah, dia akan kesal dan mengatakan bahwa putrinya bukanlah sesuatu yang bisa dipinjamkan begitu saja." Marlowe tertawa, ia bisa membayangkan Regan akan membual di depan wajahnya.
Waktu terus berjalan.
Marlowe melirik alorji yang melingkar pada tangan kiri nya. rupanya, sudah menunjukkan pukul 23.34 tak terasa waktu berjalan cepat dimana tadi Marlowe dengan Kylie baru saja mengobrol dan saling tertawa lucu. perempuan itu kini sudah menjatuhkan kepalanya pada pundak kokoh nya.
Tak kuasa ia membangunkan, ia membopong badan kecil sang istri yang hanya berbalut setelan baju tidur.
Istriku pasti merasa dingin pada cuaca malam ini, pikirnya.
Bahkan dirinya saja sudah memakai pakaian berbulu. karena dia tergolong lelaki yang tidak tahan dengan cuaca dingin seperti ini. Biasanya, hidung dan kedua telinga nya akan menjadi merah menyala.
Marlowe membawanya pada bed milik keduanya. Tak lupa juga Marlowe mengucapkan kata kata manis pada setiap malam nya kepada sang dambaan.
Kemudian ia memberikan satu ciuman di bibir pingky nya.
***
Marlowe dan Kylie masing masing mempunyai alasan di setiap kesibukannya. tidak hanya menumpang marga pada keluarga Frederick saja. Kylie sama terkenal seperti Marlowe, keduanya setara. Dimana Kylie merupakan seorang Desainer terkenal yang selalu berhasil dengan setiap karya nya. Tak ada satupun karyanya yang tidak melesat.
Pekerjaannya, membuat Marlowe dan Kylie menyita banyak waktu. Namum dengan kehadiran Cleon membuat Marlowe dan Kylie bisa tampak lebih dekat dari sebelum nya.
Hari senin di mulai, dimana satu keluarga kecil itu sibuk dengan dunianya masing masing. Kyle dengan toko butik nya, Marlowe dengan kantornya, lalu Cleon dengan study-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason
General FictionAlasan istrinya yang membuat Marlowe bimbang untuk bertahan atau tidak. Wint0p, Gender switch!, winrina! jangan salah lapak!