chapter 03

442 43 2
                                    

Perempuan genap 27 Tahun itu sangat gemar menyemprot kan parfum pada seluruh tubuhnya. Pun parfum milik nya sudah teramat banyak, Kylie menyusun merek tiap parfum nya di setiap lemari kaca. di setiap kaca, Marlowe selalu di buat terpukau dengan merek merek mahal parfum istri nya itu.

Perfect, itu yang Marlowe rasakan saat bersama Kylie. namun, Marlowe lelaki berahang tajam itu masih belum merasakan kesempurnaan dalam ikatan janji suci nya yang ia laksanakan bersama Kylie lima tahun yang lalu.

Di setiap situasi yang membuat Marlowe menggebu dan memuncak, rasanya ia tak akan bisa. ia mampu berteriak dan menjerit pada alam tetapi ia tidak akan bisa.

Marlowe selama 30 tahun merasakan hidup tentunya sudah menjelajahi setiap perasaan sakit, juga pedih yang luar biasa. tapi kali ini, rasanya sangat sulit untuk mengekspresikan kepedihan jiwa yang selama ini meminta di ketuk. ia tidak bisa merasakan sesuatu yang telah menjadi miliknya selama ini.

Marlowe menghirup dalam aroma yang menyeruak masuk dalam saraf hidungnya, ini segar. sangat segar. Marlowe sudah melihat Kylie berada duduk pada kursi rias, berpoles diri. Kylie adalah wanita yang sangat telaten, tak pernah sekalipun perempuan itu telat untuk pergi bekerja. rambut nya terlihat halus dan tergerai indah, menutupi punggung Kylie yang sedikit terbuka.

Dan Kylie tau bila suaminya ini sedang memperlihatkannya, keduanya sudah tinggal pada satu atap yang sama dan tentu perempuan itu tau apa aja kebiasaan suaminya. Kylie mengoleskan gincu dengan bibir yang terkatup katup. ia melirik wajah Marlowe dari cermin di hadapannya. sengaja menggoda Marlowe dengan cara mengibaskan rambut legam nya.

"Sepertinya ada yang tengah memperhatikan ku." Sindir Kylie sengaja pada Marlowe yang masih diam, lelaki itu sama sekali belum mengedipkan matanya lagi setelah ia berucap.

Setelah selesai dengan urusan wanita, Kylie bangkit dan sedikit memundurkan kursinya. ia berjalan menuju Marlowe di bed cover milik keduanya. ia melihat, kedua rahang itu mengeras dengan tatapan gelap milik Marlowe.

Perempuan itu berjalan indah, dengan atasannya yang biru lalu di sandingkan dengan rok mini putih nya.

"Ada apa denganmu sayang?" Kylie bertanya, duduk melihat wajah tampan yang terlihat ada sebuah ketegangan di dalam nya. Kylie melihat Marlowe menutup kedua matanya dengan kedua telinga yang tampak akan meledak.

Sekejap, Marlowe membukakan mata nya. membuang nafas panjang nya. meraih tangan Kylie untuk ia genggam.

"Sa--sayang.. sebaiknya, kau cepat pergi dan segeralah bekerja. aku juga, akan segera menuju bathtub untuk segera berendam dan mendinginkan kepala." Marlowe berkata cepat, memandang Kylie. terlihat rona lipstik merah mencuat di sudut bibirnya.

"Kylie. kumohon. cepat pergi." Ujar Marlowe, setiap kata nya menunjukkan sebuah penekanan. Marlowe benar benar ingin meledak.

"Kylie. kau akan bekerja, cepat pergi."  Ujar nya lagi. Setelah nya, Marlowe bisa bernafas lega setelah Kylie menuruti nya dan segera pergi bekerja.

Ia pun harus bersiap dan bekerja. urusan kantor nya pun jauh lebih penting dari pada menuntaskan hajat dirinya.

***

"Terimakasih, senang atas kunjungan mu." Kylie menyapa dengan ceria, di hari Sabtu ini. Kylie hanya menyapa para pengunjung yang mampir pada toko butik Cristina miliknya. ia senang dan merasa puas atas usahanya.

"Nyonya ini sangat bagus, Ah. sayang sekali aku tidak membawa uang lebih. ku harap kau menjaga yang ini untuk ku. Mrs. Frederick"

Kylie tersenyum menanggapinya. "Kau akan mendapatkan nya bila kau memiliki nya, Bellama."

A Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang