Pening rasanya bila Marlowe memikirkan hubungannya dengan Kylie. bila di ingat, terakhir kali Kylie berbicara dengan nya itu dua hari yang lalu itupun di sandingkan dengan perdebatan kecil keduanya.
Marlowe mengambil hairdryer di nakas setelah menyelesaikan kegiatan keramasnya.
"hairdryer sialan, bisakah kau tidak rusak bila saat aku memakainya. Huh?" Marlowe bermonolog, ia kesal pasal alat pengering rambut itu tiba tiba saja tidak bisa ia gunakan.
Marlowe menengok, kelopak mata hazelnya melihat Kylie yang tengah berselonjor di sofa dengan sebuah bantalan yang menopang MacBook putih nya.
"Sepertinya, dia sedang bekerja." Gumam Marlowe sekecil mungkin, tetapi. gumamannya berhasil menembus telinga tajam sang istri hingga ia menoleh mempertemukan kedua mata.
Secepat mungkin, Marlowe menatap arah lain berupaya mengelabui istrinya bila dirinya bukan sedang menatapnya.
"Ada apa dengan hairdryer mu?" mendapatkan pertanyaan tiba tiba, Marlowe menunduk melihat pengering rambut itu masih berada di kedua tangannya. segera ia meletakkan kembali pada nakas.
"Tidak ada apa apa, hanya hairdryer ku sepertinya mengalami kerusakan." sahut Marlowe setelah menatap Kylie kembali.
Jawaban itu hanya melayang di udara, setelah bertanya Kylie benar benar tidak lagi menatapnya dan kembali fokus pada Macbook nya.
"Kylie, bolehkah aku menggunakan hairdryer mu sebentar?"
"Kylie?"
Marlowe menghela nafas, Kylie benar benar mengacuhkannya. ia berbalik, tetapi suara dari Kylie membuat nya kembali berbalik.
"Sorry, aku benar benar sedang sibuk. hairdryer? Tidak. kau sudah memakai hairdryer beberapa kali dan itu akan membuat rambut tebal mu rusak, Marlowe." ucap Kylie serius.
"Ugh, baiklah." Bibir Marlowe menahan sebuah senyum kecil di saat ia tahu bahwa Kylie benar benar memperhatikan nya.
"Aku tidak memperhatikan mu, tapi. aku hanya mengingatkan mu bila terlalu sering memakai alat pengering rambut, maka akan membuat rambut mu rusak dan kering."
"Tetapi.. kemari lah. aku akan segera mengeringkan rambut hitam mu." perempuan itu berjalan melewati Marlowe setelah meletakkan benda digital nya di atas meja.
"Duduklah di sana, aku akan mengambilkan sebuah handuk kecil untuk mu."
***
Kepalanya benar benar merasakan lembut dari pijatan Kylie yang tengah mengeringkan rambut nya dengan sebuah handuk yang melapisi tangan dalam nya.
Marlowe merasa matanya mulai terpejam di saat Kylie menggosok sela sela kepalanya dengan telaten,
"Suamiku benar benar menikmati nya." Kylie bergumam dalam hati, dari atas. ia bisa melihat Marlowe dengan mata yang tertutup lalu kedua alisnya bertaut.
Beberapa menit berlalu Kylie merasakan rambut Marlowe sudah benar benar kering lalu ia menyudahi nya.
"Sudah." kata Kylie.
Hanya satu detik melihat perubahan wajah Marlowe berubah kembali datar tak berekspresi.
"Um, baiklah. terimakasih."
"Butuh pijatan?"
"Eoh? Tidak."
Kylie mengangguk, "Baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason
General FictionAlasan istrinya yang membuat Marlowe bimbang untuk bertahan atau tidak. Wint0p, Gender switch!, winrina! jangan salah lapak!