chapter 05

470 46 19
                                    


Weekend pada pagi hari ini, Marlowe. lelaki itu memilih untuk  berdiam diri di rumah. menikmati secangkir teh.

Merasa bersinnya tak kunjung henti, ia berkaca. terlihat bagian hidung yang sudah sedikit memerah.

"Ah, sepertinya ruangan ini berdebu. aku harus menyuruh Lily untuk segera memvacumnya nya." Gerutu Marlowe pada dirinya.

Marlowe menyeruput green tea untuk yang terakhir, kemudian beranjak untuk turun. sedari tadi, lelaki itu berada pada kamar atas membaca majalah dengan menikmati tea yang dihidangi beberapa cemilan ringan.

Sebelum benar benar turun, Marlowe meraih kemeja navi nya, kemudian memakai nya, untuk menutupi telanjang dada nya. Marlowe merupakan tipe pria yang memang gemar bertelanjang dada.

Ia mulai menuruni anak tangga dengan langkah pelan, matanya memandang lurus sedangkan kedua tangannya sibuk mengaiti dua kancing yang tersisa.

Marlowe kembali bersin, ia merasakan sesuatu yang menyengat memasuki rongga hidungnya setelah menuruni semua anak tangga.

"Lily, bunga ini.., rupanya inilah yang membuat hidung ku terasa gatal. mengapa kau meletakkan nya disini, siapa yang membawa bunga sialan ini, Hum?" Marlowe berkata kepada sang pelayan, dengan satu tangan yang menutupi hidung nya.

"Maaf Tuan, saya benar-benar tidak tahu bila anda alergi terhadap bunga Daisy ini." wanita itu menundukkan kepalanya hormat.

Marlowe menghela nafas, "Mengapa kau membawa nya pada rumah ini? kau seharusnya izin terlebih dahulu pada Tuan mu, Lilya." Ujar Marlowe kesal.

"Kau akan--"

"Akan apa hm? Aku yang membawa bunga Daisy itu dan menugaskan Lily untuk menempatkan nya di sini. mengapa? kau tidak menyukainya?" Sarkas seorang perempuan dengan pakaian casual blue pastle nya, menyela ucapan Marlowe. perempuan itu berjalan sedikit menjaga jarak dengan nya. dengan membawa sebuah pot bunga anggrek di kedua tangannya.

Marlowe berdehem. "Lily, tak apa. kau boleh meletakkannya di sini. aku akan segera kembali ke dalam kamar." Marlowe berbalik badan, bergegas menaiki tangga namun suara dari perempuan itu membuat langkah besarnya terhenti.

"Tidak. Lily, kau harus membuangnya, sepertinya lelaki ini benar benar tidak menginginkan nya."

Perempuan itu berkata dingin dan tajam setelah perdebatan dirinya juga Marlowe beberapa hari lalu. keduanya benar benar tak lagi saling menyapa dan bertutur lembut.

"Terserah apa katamu, aku tetap akan kembali ke kamar." Tanggap Marlowe tanpa berbalik badan. dan melanjutkan langkahnya.

"Lily kau sebaiknyaー"

"Mommy! Daddy! Leo kembalii!" teriakkan suara memotong ucapan Kylie dan lagi, menghentikan Marlowe yang hanya baru beberapa kali melangkah. lelaki itu berbalik, melihat Cleon. tidak. tidak hanya Cleon, tetapi ada Regan dan Yena yang mengekor yang tengah menggendong Selena.

"Le-leo? mengapa tidak menghubungi Mommy bila kau akan pulang. bila begitu, Mommy akan menjemputmu. Ancle dan Uncle mu juga tidak akan repot repot kemari hanya untuk mengantar mu." tutur Kylie dengan nada suara yang seperti biasanya.

"Tidak apa Kylie. Ini akhir pekan, kami juga sudah lama tak berkunjung pada kekediamanmu." Sambar Regan.

"Dad, mengapa kau menutupi hidung mu?"

"Daddy mu sedang terkena flu, sayang." Tembal Kylie pada Cleon.

Yena memperhatikan sesuatu pada kedua tangan Kylie. "Ow, kau sedang menghias rumah dengan bunga bunga cantik ini sepertinya."

"Um. Aku baru saja menemukan hobi baru dengan menyusun pot pot bunga cantik ini, Yena. Ahー,Lilya. letakkan pot anggrek ini pada halaman dapur, pastikan kau melakukannya dengan rapih dan tertata. itu akan menambah kesan astetika di sana."

"Ya, Nyonya." pelayan itu mengambil pot anggrek di tangan Kylie, kemudian segera pergi ke dapur untuk mematuhi perintahnya.

Kylie menatap Regan dan Yena bergantian. "Kalian, kemarilah. dan duduk lah, aku akan segera membuatkan kalian Teh Da Hong Pao dari Tiongkok yang aku beli dua hari yang lalu, kalian pasti akan menyukainya."

"Terimakasih, Kylie." jawab Yena mengulas senyum nya.

Setelah melihat kepergian istrinya. Marlowe menuruni tangga dan memperbaiki tampilan nya seperti semula. menghampiri kedua tamu yang sudah duduk terampil di bed sofa panjang milik nya.

"Cleon tampaknya sangat menyayangi Selena ya."

"Kau benar, kau tahu? semalaman putra mu berjaga dan tidak membiarkan seekor nyamuk menyentuh kulit putri ku sedikit pun." jawab Yena mengelus rambut Leo yang sedang berada di sisinya, anak lelaki itu tengah bermain dengan Selena yang berada pada gendongan Yena.

Berselang beberapa menit. Kylie datang membawakan dua gelas teh, perempuan itu tersenyum kemudian meletakkannya di atas meja.

"Terimakasih."

"Of course, Leo, apa kau tidak merindukan ku? kau sejak tadi selalu mencium dan memeluki keponakan mu itu. mommy tau selena sangat cantik dan lucu, tetapi mommy juga perlu memeluk mu sayang." ucap Kylie jelas pada Cleon setelah mendudukan pantatnya pada sisi suaminya yang masih kosong namun sedikit berjarak.

"Cleon ingin mempunyai adik cantik seperti Selena!" Antusias nya.

"Tentu. kau bisa meminta nya pada Mommy dan juga Daddy mu sekarang. Cle." timpal Regan dengan gelak tawa nya.

***

"Sepertinya. Marlowe dan Kylie sedang tidak baik baik saja."

"Aku juga sudah menduganya sayang, aku melihat Kylie seperti sedang menjaga jarak pada Marlowe." jawab Regan pada istri nya. keduanya sudah dalam perjalanan pulang setelah setengah jam hinggap pada kekediaman Frederick.

"Aku yakin masalah nya tidak kecil, aku akan menanyakan ini kepada Kylie nanti."

***

Tbc?

Gimana sama chapter 5?
Komen, vote juga!
Alur nya pelan ya

komen yg banyak sama vote dong biar gua rajin up sama semangat.

A Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang